Bab 166
"Takut?" Hui Ding Hou tersenyum, "Aku mengagumimu. Demi membantu Raja Deon Chu menjatuhkan aku, kau bahkan tidak peduli dengan nyawamu."
Melihat Hui Ding Hou marah, Sera merasa lebih tenang.
Dia menatap Hui Ding Hou dan berjalan perlahan, "Tuan Hou salah. Aku tidak melakukan ini demi dia."
"Lalu, demi siapa?" Hui Ding Hou mencibir, tapi matanya menatap ke tubuh Sera.
Sera tersenyum, menyembunyikan tangannya yang memegang tabung anestesi.
"Setiap wanita menyukai Jenderal yang perkasa." Sera menatapnya dengan kagum dan berkata dengan sedih, "Sayangnya, aku sudah keliru menilai Raja Deon Chu. Dia bukan hanya tidak menyukaiku, bahkan terlalu lemah."
"Benarkah?" Hui Ding Hou membuang lilinnya dan memeluk pinggangnya. Sambil tersenyum lebar dia berkata, "Masih sempat kalau kau merasa menyesal sekarang. Raja Deon Chu terlalu lemah."
Tangan Sera naik ke punggungnya, "Ya, aku sangat membencinya ..."
Kukunya ditekan ke kulit pria itu, membuat tatapan pria itu menjadi semakin kejam, seluruh tubuhnya gementar, menikmati rasa sakit itu.
Sera menyandarkan kepalanya di dada pria itu. Dia merasa semakin tenang. Ketika jarum melewati posisi tempat dia menancapkan kukunya tadi, dia menancapkan jarum, kemudian jari lain meraih kulit di sebelahnya.
Tangan Hui Ding Hou segera meremas lehernya. Dia meraih tangan Sera dan mengambil jarumnya. Dia menatapnya dengan marah dan langsung menampar wajah Sera, "Diam-diam ingin melukaiku?"
Sera merasa pusing dan mati rasa, penglihatannya menjadi gelap dan ada aroma darah dalam mulutnya.
Dia memaksakan dirinya untuk bertahan, ketika melirik jarum suntik, dia langsung merasa tenang, semua obat bius sudah disuntikkan.
Dia menyeringai, darah mengalir dari sudut mulutnya, "Aku membencinya karena hatinya terlalu lemah, dia tidak membunuhmu sejak awal."
Dia tidak tahu apakah karena terpancing oleh senyumannya, Hui Ding Hou langsung terangsang dan menariknya dengan satu tangan, lalu melucuti kemejanya dengan tangan lain, memperlihatkan setengah pundaknya.
Dia membungkuk ke pundak Sera dan menggigitnya.
" ... Tiga, dua, satu!" Sera tidak bisa menghindar, hanya bisa berhitung dalam hati.
Hui Ding Hou jatuh ke tanah.
Anestesi mulai bekerja.
Sera awalnya ingin pergi, tetapi karena pria itu sudah dibius dan berada di tangannya, dia tidak bisa membiarkannya begitu saja. Dia harus melakukan sesuatu yang berani.
Dia mengangkat kursi dan membanting selangkangan Hui Ding Hou dengan kaki kursi.
Ini adalah tindakan yang sangat berisiko, karena dosis anestesinya tidak besar dan pria ini sangat kuat, dia mungkin bisa terbangun karena kesakitan, tetapi jika Sera tidak melakukan ini, pria ini tetap akan menyakiti wanita lain kelak.
Dia awalnya ingin membunuhnya, tetapi Sera tidak pernah membunuh siapa pun jadi dia tidak bisa membunuhnya.
Untungnya, Hui Ding Hou masih tidak Sadar.
Dia melihat gunting yang berlumuran darah di tanah, lalu mengambilnya dan menyembunyikannya di saku lengan baju. Ada seseorang di luar. Dia berjalan mendekati pintu dan berkata dengan kencang, "Maaf, Tuan Hou, aku benar-benar salah makan hari ini. Aku akan pergi ke kamar kecil sebentar dan segera kembali. Kau harus menungguku di sini."
Dia berbalik, membuka pintu dan segera menutupnya. Dua orang pelayan yang melayaninya tadi, sedang berdiri di luar pintu.
Mereka juga mendengar kata-kata Sera dan berkata, "Nona mahu pergi ke kamar kecil? Hamba akan membawamu ke sana."
Sera menutupi perutnya dan berkata, "Baik, terima kasih!"
Saat berbicara, dia melihat sekeliling, selain dua orang ini, tidak ada orang lain yang berjaga.
Tampaknya Hui Ding Hou tidak suka terlalu banyak orang untuk mendengarkan pertunjukkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
selir medis penguasa langit (By Juni) (BOOK1)
AdventureSaat seorang dokter profesor jenius berkelana menebus waktu menjadi selir Raja Chu, dia bertemu dengan seseorang yang terluka parah. Dia berusaha menyelamatkannya tetapi berakhir dengan hampir dijebloskan ke penjara. ketika kakek tertinggi sakit k...