95. Her Ace Card

594 97 22
                                    

Jakarta masih tak berubah sekaligus terasa asing di mata Rere. Panas sekali, itu yang dirasakannya begitu tiba. Dan penuh dengan kenangan. Rasanya bagai masuk ke dalam album foto tentang semua hal yang pernah terjadi selama masa kuliah S1-nya.

Mereka hanya bisa dua hari di Jakarta, yang lainnya adalah di perjalanan.

Gio memutuskan untuk menginap di mansion orangtuanya, agar semua lebih mudah.

Mereka sampai di Jakarta sore hari. Ketika mereka sampai, semua masih sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Tapi tentunya, mereka tidur sekamar. Gio tak bisa menolak kali ini, karena dia sudah berjanji untuk bersandiwara kalau semuanya baik-baik saja di antara mereka.

Helen yang pertama pulang dari keluarganya. Dia berlari-lari mencari Gio.

"BLUEYYYYYYYYYYY!!!" Gio mendengar teriakan Helen yang berlari menaiki tangga.

Gio segera membuka pintu kamar, melihat kembarannya yang terlihat super bahagia melihatnya.

"AAAAAAAAAAAA BLUEYYYYYYYY GILA SENENG BANGETTTTTTTT!!!!"

Helen menghambur ke pelukan Gio, dan Gio pun memeluknya erat-erat.

Si kembar yang punya ikatan kuat itu saling tertawa.

Rasanya......sudah lama Rere tak melihat Gio tertawa. Dan itu salahnya.

"Ngapain lari-lari sih, Red? Sakit nanti, lo tuh. Besok mau wisuda juga."

"Gue nggak sabar banget pulang, soalnya ada lo lagi!"

Helen masih penuh senyum, kemudian ganti memeluk Rere.

"Hai Bro," sapa Jeremy, yang mengintip dari balik pintu.

"Hai," Gio membalas salam tangan terkepal dari Jeremy.

"Hai, Rere," Jeremy menyapa.

"Hai."

"Gimana flightnya?" tanya Helen.

"Aman. Cuma landing di Hong Kong agak rough, hujan deras soalnya," Gio menjawab.

"Mami udah nyiapin masakan kesukaan lo, Blue. Nanti makan yang banyak, ya? Tapi, eh, kalian berdua kok kayaknya kurusan, ya?"

Gio dan Rere bertukar tatap sebentar.

"Masa sih?" Rere balik bertanya.

"Nggak ah, biasa aja," tambah Gio.

"Kurusan, Blue, lo kurusan dari tahun baru kemarin. Rere juga. Kenapa? Kalian capek banget ya, akhir-akhir ini? Blue, urusan Ranggatama Piccadily susah, ya?"

"Lumayan. Sibuk gue sekarang."

"...........kata Papi udah punya karyawan."

"Iya, tapi cuma dua."

"Tambahlah! Gila aja! Kurang dong, dua tuh!"

"Iya, kita mau rekrut lagi, kok."

"Kalo Rere gimana? Kamu kurusan banget lho. Tapi tambah cantik juga, sih."

"Biasa, term dua kan emang lebih sibuk, Len. Apalagi sambil buat tesis."

"Oh, iya, ya. Ya udah, makan yang banyak di sini, ya!"

"Pasti, hehe."

**********************************

Makan malam mereka berlangsung meriah.

Ada semur daging kecap dan sup merah kesukaan Gio.

Ada juga gulai ayam kesukaan Rere.

Papi dan mami sangat gembira anak-anak mereka berkumpul lagi di rumah, ditambah Rere yang kini ikut hadir bersama mereka.

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang