107. Let Love Lead The Way

917 112 31
                                    

Operasi jantung Helen berlangsung selama 16 jam. 

Gio berjalan mondar-mandir dengan gelisah.

Baru duduk ketika digandeng Rere.

Dia tak mau makan atau minum.

"Please. Just a bit. Kamu bukan cuma kembaran Helen. Kamu juga suami aku. Calon ayah kembar kita. Aku nggak mau kamu ikutan sakit, Gi. Please. Eat something."

Jam dua pagi, Rere berhasil membujuk Gio makan sandwich. 

Bu Yayuk dan Pak Chairul menolak pulang. 

Gio mencoba meminta Rere pulang, tapi Rere tak tega meninggalkan Gio yang sedang hancur lebur. 

Punggung Rere sakit karena duduk di kursi plastik untuk waktu lama. Kakinya juga bengkak. Dia berjalan-jalan di lorong RS untuk melancarkan peredaran darahnya, didampingi Bu Yayuk yang setia. 

Operasi Helen dimulai jam 11 malam. 

Bu Yayuk sudah membawakan baju ganti dan sarapan. Rere berganti baju dan sarapan. Lalu membujuk Gio lagi untuk sarapan. 

Dharma datang menemani. 

Suster hilir mudik di jam ke-10 Helen dioperasi. Berlari dengan tergesa, membuat Gio menangis lagi.

"It's an emergency. We run out of blood. Any family member with the same AB blood type?"

"I'm her twin."

"She needs a transfusion. It has to be direct transfusion."

"I'm ready."

Rere diam. Dia tahu, hal terbaik yang bisa dilakukannya saat itu adalah membiarkan Gio. Tak mungkin Gio bisa dilarang untuk transfusi darah.

Di ruang operasi, sebuah brankar dibawa untuk Gio. 

Transfusi darah langsung dimulai. Selang menghubungkan si kembar. Darah Gio masuk ke tubuh Helen.

Beberapa menit berlalu. 

Gio mulai merasa agak pusing. 

Statusnya juga dipantau mesin-mesin, dokter dan para suster. 

"The brother's condition is getting less stable," seorang suster melaporkan. 

"We need more," ahli bedah utama menjawab. 

"Are you willing to give more? The risk is--"

"Do it. Take it," Gio berkata yakin. 

Red, jangan tinggalin gue. Tolong. Bantuin gue besarin anak kembar gue sama Rere. Gue nggak bisa kalo lo nggak ada. 

"Her blood pressure is getting better."

"Her pulse is more stable," para suster melaporkan.

Gio mendengar itu.

Lalu semua gelap.

**********************************

Rere menangis melihat Gio keluar ruang operasi dalam keadaan pucat dan tak sadarkan diri. 

"He's going to be alright. He's exhausted. Miss Helen is getting more stable. Mr. Giovanni will regain consciousness soon. We'll admit him to a room."

Satu jam Gio pingsan. Ketika sadar, dia melihat sekelilingnya dengan panik. 

Melihat Rere di sampingnya, dia langsung bertanya. 

"Reddy gimana, Re?"

"Operasinya belum selesai."

Gio langsung duduk dan berusaha melepas infusnya. 

"Eh! Jangan, Gi!"

"Gue harus ke Reddy, Re. Dia sendirian."

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang