24

91 5 0
                                    

★★★★★

Sementara Fizi yang ditelepon oleh Ve memang sengaja tidak menjawabnya.

Shania : "Zi, hp lo bunyi terus tuh. Gak mau lo angkat dulu gitu? Siapa tau penting banget."
Fizi : "Halah dari Ve. Paling juga dia iseng doang Shan. Apa yang dia omongin gak pernah jelas."

Ve terus menelepon Fizi, ia tak ingin hari ulang tahunnya berakhir sangat menyedihkan.
Tiba-tiba petir menyambar dengan sangat kencang. Dan hujan pun turun dengan deras membasahi semua tubuh Ve. Namun Ve tetap menantikan kedatangan Fizi dan berusaha meneleponnya kembali. Walaupun tetap tidak ada jawaban apapun yang ia terima dari Fizi.

Tubuh Ve semakin basah. Ia kedinginan dan gemetar. Air matanya mulai berlinang menyatu dengan air hujan. Tetapi ia tetap menunggu kedatangan Fizi. Ia tak peduli akan tubuhnya yang basah dan kedinginan, yang ia tahu adalah Fizi akan datang menemuinya malam ini.
Ia selalu menengok ke arah kanan dan kiri, melihat mobil yang melintas, dan ia berharap Fizi akan datang menemuinya.

★★

Hujan semakin deras. Petir terus menyambar. Dan Ve sudah tidak tahan lagi dengan dingin di tubuhnya. Tubuhnya akhirnya terjatuh lemas, ia sudah tidak mampu menopang tubuhnya lagi. Ia pingsan di tengah dinginnya hujan yang turun sangat deras malam itu.

Sekitar setengah jam kemudian, akhirnya ada mobil yang melintas dan berhenti di tempat Ve pingsan.
Terlihat orang yang ada di dalam mobil itu sangat terburu-buru keluar dan segera berlari ke arah Ve yang terbaring lemas dan tubuhnya sangat dingin.
Orang itu langsung mengangkat dan membawanya masuk ke dalam mobil miliknya. Tanpa basa-basi ia langsung bergegas ke rumah sakit. Dan di tengah perjalanan ia menelepon seseorang.

★★★

"Drrrttt. Drrrt.", Kinal merasakan hp nya yang bergetar.
"Hah Rival? Tumben amat ni cowok nelpon gw malem-malem begini.", ujar Kinal setelah melihat siapa yang meneleponnya.
"Ayo dong Nal. Kali ini aja angkat telpon gw.", tampak Rival sangat panik karena ia melihat sendiri bagaimana keadaan Ve yang terbaring lemah.
"Ada apa ya? Ah males ngangkat.", Kinal Justru me-reject telepon dari Rival.
Rival terus mencoba menelepon Kinal. Karena hanya Kinal lah orang terdekat Ve yang ia kenal.

"Ayo Nal. Please angkat telpon gw.", batin Rival sambil terus menyetir mobilnya.

☆☆☆☆☆

The Colorful Girls (JKT48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang