65

48 1 0
                                    

★★★★★

Gaby mengatakan bahwa dirinya ingin berpacaran dengan Rival saja. Rival pun bingung apa yang harus dilakukan. Gaby terus memaksa Rival agar mau berpacaran dengannya. Hingga akhirnya Rival pun mau menerimanya. Meskipun ia tidak memiliki perasaan apapun pada Gaby.
Fizi yang melihat hal itu secara langsung, terang saja merasa sangat marah dan dikhianati oleh sahabatnya sendiri.


"Lo bukan sahabat gw!", kata-kata dari Fizi itu terus mengiang-ngiang di kepala Rival hingga sekarang.
Rival sangat menyesali keputusannya saat itu. Ia menyesal telah mengorbankan persahabatan yang ia sudah bangun sejak lama hanya demi seorang perempuan yang tidak dicintainya. Berulang kali Rival mencoba meminta maaf pada Fizi. Namun permintaan maafnya tak pernah diterima. Dan sekarang, bahkan untuk sekedar bertegur sapa saja, Rival merasa sungkan.


Rival tersadar dari lamunannya karena ada suara seseorang yang memanggilnya.
"Kinal.", ujar Rival setelah melihat orang itu.
Kinal : "Val, lo kok ngelamun aja? Nih jaket lo, tadi pagi Ve bilang ke gw buat balikin ini jaket."
Rival : "Eh, iya Nal."
"Makasih ya.", ujar Kinal.
Kinal : "Lo kenapa? Lagi ada masalah?"
Rival : "Mmm enggak kok. Nal, lo jaga persahabatan lo sama Ve baik-baik ya. Jangan sampai hancur cuma gara-gara cowok."
Kinal keheranan dengan ucapan Rival itu.
Kinal : "Maksud lo Val?"
Rival tak menjawab. Ia hanya terdiam saja sambil menatap langit.
Rival : "Ya udah gw duluan ya. Thanks udah balikin jaketnya."
Kinal : "Eh iya iya."
"Kenapa sih tuh cowok? Aneh.", gerutu Kinal saat Rival pergi meninggalkannya.

★★

Nabilah sedang mencari keberadaan El. Dia membawa sekotak roti selai buatannya untuk El, sebagai bentuk rasa terima kasihnya karena El telah menolongnya tadi malam.
Seperti biasa, seperti dugaan Nabilah, El ada di perpustakaan.


"El.", panggil Nabilah.


☆☆☆☆☆

The Colorful Girls (JKT48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang