70

49 0 0
                                    

★★★★★

"Mana mungkin kak Vino setega itu sama cewek?"



"Bil, mending lo hati-hati sama Vino, karena feeling gw, dia itu ngincer lo buat jadi next korbannya dia.", lanjut Shania sambil memegang kedua tangan Nabilah.
Nabilah masih terdiam, ia masih berpikir akan yang diucapkan Shania itu. Dan tiba-tiba dia teringat pada El yang selalu meminta dirinya untuk menjauh dari Vino, "Apa ini juga alesan El yg selalu nyuruh gw jauhin kak Vino?", batin Nabilah dalam lamunannya.
"Bil.", Shania membuyarkan lamunan Nabilah.
Shania : "Terserah lo mau percaya apa enggak, lo bisa liat di akhir bulan nanti. Pasti Vino bakal putusin Kinal secara terang-terangan."
Nabilah masih tetap terdiam. Dia menjadi kepikiran dengan ucapan Shania, "Dia itu ngincer lo buat jadi next korbannya dia."
Shania : "Ya udah Bil. Lo gak usah terlalu pikirin soal itu. Yang penting lo abaikan aja tuh cowok. Jangan sampai lo jadi korbannya dia ya. Gw bilang gini karena gw care sama lo."
Nabilah hanya mengangguk perlahan mencoba mengiyakan ucapan Shania.



Tak lama kemudian hp Shania berdering. Seseorang meneleponnya. Tampak ia mendapat telepon dari nomor yang tak ia kenali.
"Hallo.. Nomor siapa ini?", ucap Shania sambil kemudian mengangkat telepon itu.
"Halo? Siapa ya?"
Kemudian Shania terdiam setelah orang yang menelponnya mengeluarkan suaranya di seberang sana. Ia terus mendengarkan orang itu berbicara padanya. Namun setelah itu matanya tampak berkaca-kaca. Raut wajah Shania berubah.
Fizi yang melihat hal itu pun bingung.
"Shania? Lo kenapa? Siapa yang telepon?"
Shania terdiam. Ia tak menjawab suara dari telepon itu, dan ia juga tak menjawab pertanyaan dari Fizi. Air mata tampak menetes ke pipinya.
Nabilah : "Kak?"
Shania : "Enggak. Gak mungkin."
Tak lama kemudian Shania menjatuhkan hp nya lalu berlari meninggalkan Fizi dan Nabilah disana.



Shania masuk ke dalam toilet dan dan menguncinya. Ia berkata pada dirinya sendiri.
"Enggak!"
"Gak mungkin!"
Shania menatap cermin di hadapannya. Air matanya terus mengalir disana.
"Enggak!"
Sementara itu ternyata Nabilah mengejarnya dan sudah berada di luar toilet.



Nabilah: "Kak. Kakak kenapa? Buka pintunya kak."


☆☆☆☆☆

The Colorful Girls (JKT48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang