134

45 1 0
                                    

★★★★★

Vino dan Nabilah kini sudah berada di depan rumah El. Dengan segera mereka berdua turun dari mobil.
Namun Nabilah kaget begitu melihat tulisan yang tertempel di depan pagar rumah tersebut.
Nabilah : "Kak Vino, rumah ini dijual?"
Vino pun kaget membaca tulisan itu.
Nabilah : "Maksudnya apa kak? Kenapa rumah El dijual? Sebenernya dia kemana sih."
Vino : "Bil, itu ada nomor teleponnya, coba lo telpon ke nomor itu. Siapa tau nanti El yang ngangkat Bil."
Nabilah : "Iya, kak Vino bener."
Dengan segera Nabilah menelepon nomor yang tercantum di tulisan itu. Seseorang mengangkat teleponnya.
"Halo?", suara seorang pria terdengar di ujung teleponnya.
"Ini suara El.", Nabilah sangat yakin dan kenal dengan suara itu.
Dan memang dugaan Nabilah benar. El lah yang mengangkat telepon itu.
Nabilah : "Halo? El, ini gw Nabilah. Lo dimana El?"
El kaget menerima telepon dari Nabilah.
"Nabilah? Darimana dia dapet nomor baru gw?", pikir El.
Namun dirinya tak mengeluarkan sepatah katapun.
Nabilah : "El? EL, ini Lo kan? El lo dimana?"
El senang mendengar suara Nabilah yang menanyakan keberadaannya. Kerinduannya sedikit terobati. Namun ia terpaksa memilih untuk menutup telepon itu.
"Sorry Bil.", batin El.
"Tut tut tut.", kemudian ia mematikan teleponnya.
Nabilah kaget karena teleponnya tiba-tiba terputus.
Nabilah : "Kak Vino, teleponnya dimatiin. Tapi gw yakin banget itu suara El kak. Gw yakin banget itu pasti El. Kenapa dia matiin teleponnya?"
Vino : "Bil, coba lo telepon lagi."
Nabilah pun mengikuti ucapan Vino untuk kembali menelepon ke nomor itu.
Namun El tak mengangkatnya.
Nabilah : "Gak diangkat kak."
Vino pun bingung harus menenangkan Nabilah dengan cara bagaimana. Ia juga heran ada apa dengan El sebenarnya.
Vino : "Mmm. Bil, kita cari El besok lagi ya. Kita kan seharian belum istirahat."
"Ya udah kak.", jawab Nabilah dengan raut wajah sedih.
Kini Nabilah benar-benar khawatir, mengapa El tak mau berbicara dengannya.


El tak tahu apa yang dilakukannya ini yang terbaik atau tidak. Tapi ia pikir setidaknya dengan ini mungkin dirinya bisa melupakan Nabilah secara perlahan.



☆☆☆☆☆

The Colorful Girls (JKT48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang