142

43 1 0
                                    

★★★★★

"Woy!", Shania mencoba mengejutkan Vino.


Dan berhasil, Vino terkejut.
Vino : "Gila! Heh pelan-pelan bisa gak sih? Kaget gw."
Shania : "Hahaha lagian lo ngelamun aja? Mikirin apa sih?"
Vino : "Mikirin dosa Shan."
"Seorang Vino mikirin dosa? Seriusan? Hahaha. Ya ampun seorang Buaya kampus akhirnya mikirin dosa.", ejek Shania pada Vino.
Vino : "Lo bisa gak sih gak usah ngeledekin gw sedetik aja?"
Shania : "Gak bisa hahaha."
Vino : "Lo tumben sendirian? Jomblo ya?"
Shania : "Lah kok jadi gw? Ya kan lo tau sendiri, Fizi sama Melody masih di rumah sakit."
Vino hanya tersenyum manis sambil menundukkan kepalanya kemudian.
Shania : "Vin, gw pasti bakal kangen banget ngeledekin lo kayak tadi."
Vino tak mengerti apa maksud dari perkataan Shania itu.
Vino : "Maksud lo?"
Shania : "Gw bakal pindah."
"Hah? Apa? Pindah?", Vino terkejut.
Shania : "Iya. Gw bakal pindah tinggal di Jepang sama orang tua gw. Gw pasti bakal kangen banget sama semuanya."
Ada rasa sedih dalam hati Vino mendengar Shania akan pindah. Namun ia tak mampu berkata apapun pada Shania. Ia hanya mampu memandangi wajah Shania saja.
Shania menyadari hal itu.
"Woy! Malah ngelamun.", gerutu Shania.
"Gw sedih lo mau pergi Shan.", ucap Vino.
Vino kemudian memegang kedua tangan Shania.
"Gw sedih karena gw gak bisa liat mak lampir yang menyeramkan lagi hahaha.", ejek Vino sambil kemudian pergi meninggalkan Shania sendiri.
Shania : "Ih! Heh buaya! Main pergi aja lagi dia. Ngeselin banget."


"Shania mau pindah? Gw gak bisa ngeliat mukanya yang ngeselin lagi dong? Shan, gw pasti bakal kangen banget sama lo.", ucap Vino dalam hati sambil terus berjalan melangkahkan kakinya.
Kemudian ia terhenti dan menoleh ke belakang sejenak. Shania masih duduk disana. Vino ingin melihat wajah Shania lagi meskipun dari kejauhan.
"Meskipun lo ngeselin, tapi lo baik Shan.", ujar Vino sambil memandang Shania dari jauh.


Rival sedang duduk sendiri di dalam ruang kelas yang kosong. Ia sedang menggambar sketsa wajah Kinal lagi.
"Ehem.", Kinal sengaja berdehem mengagetkan Rival.
Rival terhentak dan dengan sigap ia menutupi gambarnya.


"Gw udah liat kali.", ujar Kinal.
Rival hanya tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya.


☆☆☆☆☆

The Colorful Girls (JKT48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang