81

55 1 0
                                    

★★★★★

Kinal masih terus menangis dan melamun sepanjang jalan. Ia tak mengeluarkan sepatah kata pun.
"Nal, sebenernya ada apa?", Rival mencoba membuka pembicaraan.
Kinal enggan menjawab, dirinya justru memalingkan wajahnya dan menatap ke arah luar mobil itu.
"Ciiittt!", melihat hal itu akhirnya Rival menghentikan mobilnya secara tiba-tiba.
"Nal, lo kenapa? Kenapa lo nangis kayak gini?", ujar Rival dengan nada agak tinggi.
Kinal masih tak menjawab.
Rival : "Nal!"
"Val.", tiba-tiba Kinal menjawab, menatap Rival kemudian memeluknya.


"Val, Vino mutusin gw. Vino gak sayang sama gw.", Kinal terisak dalam pelukan Rival.
Rival tak mengerti apa yang harus ia perbuat. Dirinya hanya bisa menyambut pelukan dari Kinal, dan berusaha membuatnya tenang.
Rival : "Nal, lo tenang ya. Gak semua yang menurut lo baik itu yg terbaik buat lo juga. Lo harus yakin, masih banyak cowok yang lebih pantas buat dapetin lo, selain Vino."
Kinal terdiam sesaat dalam pelukan Rival. Kemudian ia melepaskan pelukannya.
Ia melihat wajah Rival yang begitu tulus ketika berbicara padanya.
"Thanks ya Val.", ujar Kinal singkat.
Rival : "Sekarang lo mau jalan kemana?"
"Pulang.", Kinal mencoba untuk tidak sedih, tetapi ia tak bisa, hatinya sakit, orang yang sangat ia cintai ternyata hanya mempermainkan perasaannya saja.
Ia masih teringat betul bagaimana Vino mengumumkan kepada semua orang "Nabilah adalah pacar baru gw."
"Nal, lo lupa? Kita kan udah putus. Dan gw gak pernah minta lo buat balikan lagi sama gw. Lo inget?"
Air mata Kinal kembali menetes. Ia sangat kecewa pada Vino.
Rival ikut sedih melihat Kinal yang terlihat begitu sedih ketika diputuskan oleh Vino. Ia berinisiatif untuk menghibur Kinal malam itu.


Rival : "Nal, pulangnya ntar dulu ya. Sekarang, gw mau ajak lo ke suatu tempat."
Rival tersenyum pada Kinal. Kinal hanya membalasnya dengan anggukan saja. Ia tak tahu kemana Rival akan membawa dirinya.

★★

Shania masih di dalam mobilnya mengitari kota tak tentu arah. Ia tak tahu harus pergi kemana, tetapi rasanya ia tak ingin pulang ke rumah setelah melihat ibunya ada disana.


☆☆☆☆☆

The Colorful Girls (JKT48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang