Saburo melambai-lambaikan tangannya lemah,"Tolong Buwo...,"gumamnya dengan nada kecil.
Saburo hanya dapat melihat dua kaki yang berjalan kearahnya, ia tidak mampu mendongak, tubuh kecilnya sudah lemas karena tertimpa reruntuhan.
"Disini ada orang!"teriak orang yang berjalan mendekatinya sembari mengangkat reruntuhan yang menimpa tubuh mungil Saburo. Pria itu tersenyum lembut,"Sekarang kamu aman bersama kami,"kata pria itu sembari menggendong Saburo, anak itu mengerjap, membaca name tag yang tertempel di seragam belang pria itu,"Tolong Buwo..., Io...,"bisiknya sebelum semuanya gelap.
-000-
Saat ini Saburo terbangun di sebuah posko pengungsian bencana tsunami. Ia mengerjap polos, menatap sekitarnya. Tubuh kecilnya terasa sakit,"Buwo dimana?"gumamnya sembari menatap langit-langit posko. Ia menoleh, ada dua suster yang sedang menatapnya lembut,"Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit?"tanya salah satu suster itu lembut, sementara suster lainnya pergi memanggil dokter.
Saburo menatap suster itu polos,"Badan Buwo sakit semua..., Buwo dimana?"suster itu tersenyum lembut,"Kamu ada di posko, nama kamu siapa?"
Saburo tersenyum manis,"Sabuwo Yamada!"
Pipi suster itu sukses memerah.
"Baiklah, Saburo-kun, kami akan mencari keluargamu ya, sesegera mungkin akan kami pertemukan kamu dengan keluargamu."
-000-
Empat belas tahun berlalu semenjak pertemuan mereka yang sangat singkat itu. Kini, mereka sudah menikah tanpa mengetahui masa lalu yang terjadi empat belas tahun lalu.
"Io-san,"panggil Saburo sembari keluar dari kamar, anak itu membawa sesuatu di tangannya. Riou menoleh dan tersenyum hangat,"Wah...,"katanya sembari mendekati Saburo dan mengambil benda yang ada di tangan Saburo.
Riou menatap seragam pertamanya, kemudian tersenyum,"Kamu menemukan seragam pertamaku ternyata."Saburo mengerjap polos,"Seragam pertama? Maksudmu?"
"Ya...,"Riou tersenyum penuh kenangan,"Tugas pertamaku adalah mencari korban tsunami 14 tahun lalu. Aku ingat aku menyelamatkan bocah yang terlihat mungil dan menggemaskan,"kata Riou sembari mengusap pipi Saburo,"Sampai sekarang, aku masih penasaran soal anak itu."
"Lho?"Saburo menatap Riou dan seragamnya, bukan seragam itu yang menjadi fokusnya, tetapi nama yang tertera,"Dulu, saat aku berumur 4 atau 5 tahun, setelah tragedi itu, aku ingat aku diselamatkan seseorang..., namanya Riou..."
Saburo mendongak, Riou menunduk.
"Kamu kah itu?"tanya keduanya serentak.
"Ternyata anak itu jadi milikku,"kata Riou sembari memeluk Saburo, Saburo mengerjap polos,"Dan kamu jadi milikku! Yeay!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Riou x Saburo
FanfictionHanya pelarian jika Ikiteiru mengalami writer block:'v