Drabble 5

92 9 0
                                    

Riou suka melihat itu, bagaimana Saburo memanyunkan bibirnya, memanggilnya dengan nada cemburu yang kentara, wajah Saburo ketika memanggilnya, ia suka itu.

Ia suka melihat Saburo yang cemburu berat kepadanya, dan karena itu, Riou jadi memiliki hobi baru, yaitu memancing kecemburuan Saburo.

"Riou-san, ish!"nada itu, sukses membuatnya tersenyum kecil,"Ya?"ia menoleh, dan menatap Saburo,"Ada apa?"

"Kamu menatapnya..,"nada sedih itu, ia suka sekali mendengarnya. Membuat Riou ingin terus mendengar nada cemburu itu.

Diam-diam pria itu terobesi dengan rasa cemburu pasangannya. Terbesit di pikirannya, ia akan menggoda Saburo lebih jauh. Riou sengaja membeli beberapa lipstik dan parfum wanita, disimpannya benda itu di markas kelompoknya.

"Ri,"Panggil Jyuto ketika ia melihat sahabatnya menempelkan lipstik pada lehernya,"Lo yakin ini gak keterlaluan?"

"Ahaha, tenang aja. Ini yang terakhir kalinya kok."

"Ya deh, serah lo."Jyuto menyerah dengan kelakuan sahabatnya. Nanti akan ia peringatkan lagi.

Riou benar-benar pulang dengan aroma wanita dan jejak lipstik yang kentara sekali, membuat Saburo menatapnya sebal, lagi.

Diam-diam ia tersenyum, Riou suka itu.

"Mou... Riou-san.., kau habis dari mana lagi?"tanya Saburo sembari menggembungkan kedua pipinya, tatapannya kesal.

"Aku habis dari bar,"pria itu tersenyum miring,"Ada urusan."

"Dengan wanita?"Riou mengangguk.

"Sigh...,"desahan sebal dikeluarkan,"Kenapa kau membiarkan mereka menyentuhmu?"

"Aku tidak bisa menangani mereka, Saburo."

"A-ah..,"

"Maaf ya.., tapi aku tetap milikmu seorang kok...,"

Saburo menatap pasangannya sebal,"Terserahlah."nada dingin ia keluarkan, matanya berkaca-kaca, seolah hampir menangis. Membuat Riou langsung merengkuhnya dalam pelukan,"Maaf ya...,"

"Kau selalu bilang begitu...,"gumam Saburo, membuat Riou tersenyum miring,"Tapi ini yang terakhir kalinya kok."

Omongan hanya omongan, Riou tidak menepati janjinya.

Lagi-lagi ia pulang dengan aroma wanita yang kentara, juga beberapa bercak merah lipstik.

Lagi-lagi pula Riou mendengar suara yang ingin ia dengar, juga wajah itu. Wajah cemburu Saburo seolah hiburan baru baginya. Tanpa ia tahu kalau itu akan menyakiti Saburo.

"....Riou-san....,"wajah itu, suara itu. Lagi.

Riou suka itu.

Obsesinya semakin mengerikan, pria pria itu bahkan berani menggoda wanita lain didepan pasangannya sendiri. Juga mulai membicarakan soal wanita lain dihadapan Saburo.

Bodoh, memang.

Tapi demi wajah cemburu dan suara itu, Riou nekad melakukan apapun. Hanya demi dua hal itu.

Gila memang.

Samatoki dan Jyuto sudah berusaha memperingatkan pria itu, namun jawaban Riou selalu sama, yakni, 'Ini yang terakhir kalinya kok.'

"Sigh...,"Jyuto menghembuskan asap rokoknya,"Saburo pergi, tahu rasa kau."

"Hahaha nggak mungkin lah."

Lagi-lagi Riou pulang dengan aroma wanita dan jejak lipstik yang kentara sekali, seolah ia baru pulang dari Bar setelah pesta sex.

"Tadaima...,"

Tidak ada sahutan, biasanya Saburo akan menunggunya di ruang tengah. Tapi tidak hari ini.

Riou berkeliling dengan panik di apartemennya sendiri, mencari keberadaan sang bocah itu. Ia baru sadar ia sudah keterlaluan.

Dibukanyalah lemari milik Saburo, tetapi lemari itu kosong. Hal yang sama juga berlaku untuk lemari buku milik Saburo, lemari itu juga kosong.

Choker yang diberikannya ada diatas mejanya, tanpa pemiliknya.

Diatas choker itu ada surat, Riou sesegera mungkin membukanya, tulisan tangan yang ia kenal, dengan singkat memberitahu segalanya.

Maaf karena aku tidak mampu memenuhi ekspetasimu.

BRAKKK!!!!

Ia mendengar suara yang aneh dari gudangnya, seolah ada sesuatu yang besar dan berat jatuh dari tempatnya. Buru-buru ia mendekati pintu gudang itu.

Dan pintu itu terbuka lebar.

Riou memasukinya dengan hati-hati, ia melirik buku dan pakaian Saburo yang berserakan dibawah kakinya, kemudian kaki jenjangnya menyentuh sesuatu.

"Eh?"

Itu adalah tubuh Saburo, dengan tali tambang di leher jenjangnya. Dan leher itu patah.

"SABURO!!!!!!!"

Dan dunianya hancur.

Semuanya selesai begitu saja.

Karena kesalahannya.

Karena obsesi bodohnya sendiri.

Ia penyebabnya.

Ia penyebab kematian Saburo.

Ia pembunuh.

Ia membunuh Saburo.

Ia bodoh.

Dan ia hancur,

Karena kebodohannya sendiri.

Oneshoot Riou x SaburoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang