File 112: Delusi

114 11 2
                                    

ヒプノシスマイク➖AU
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Genre: Angst and Hurt, Rap Battle and others
Warn: OOC, Typo and others

Kemenangan di division rap battle, tidak serta merta membawa buah manis untuk perwakilan Yokohama. Masih segar diingatan mereka, bagaimana Jiro terjatuh dan tak bangkit lagi, disusul Ichiro yang ambruk akibat serangan Samatoki.

Begitu pula Saburo, terlintas di ingatan Riou, bagaimana anak itu jatuh diatas panggung rap battle akibat serangannya sendiri yang berakibat sangat fatal untuk Saburo. Mereka bertiga bahkan tak tersenyum, atau mengatakan apapun ketika Otome mengumumkan kemenangan mereka, yang juga berarti seperempat wilayah Ikebukuro, jatuh kepada para antek perwakilan Yokohama.

Riou dan kedua temannya terakhir kali melihat para anak-anak Ikebukuro itu ketika mereka bertiga dibawa ke ambulans, guna mendapat perawatan yang baik di rumah sakit.

Setelah itu, ketiga anak itu menghilang bak ditelan bumi.

"Jadi...,"Riou menatap kedua sahabatnya bergantian,"Ada kabar dari 'mereka'?"kedua sahabatnya terdiam, membisu tanpa tahu harus berkata apa, membuat Riou tertunduk,"Aku rasa tidak, tak ada yang berhasil menemukan 'mereka' bertiga, 'kan?"dengan kaku, Jyuto mengangguk.

"...aku... terancam dipecat dari kepolisian."Jyuto memijit pangkal hidungnya, pria bersurai cokelat itu mendesah lelah,"Padahal aku tak pernah telat, selalu memberikan laporan jauh sebelum tenggat waktunya, dan menyelesaikan segala kasus yang melibatkanku. Kau juga, Samatoki."Jyuto menatap pria bersurai putih disisinya,"Kamu dicari sama antek-antek Chūoku dengan alasan penggunaan hypnosismic secara ilegal."

"Apa?!"Samatoki mendelik tak terima, ia menatap Jyuto tajam,"Ilegal dari mana?! Aku hanya menggunakannya terakhir kali ketika kita berada diatas panggung rap battle!"bentak si surai putih jengkel, membuat Jyuto menghela napasnya lelah,"Aku akan dipecat jika aku tidak berhasil menangkapmu, Samatoki."

Riou yang sedari tadi diam menyimak akhirnya buka suara,"Bagaimana jika Samatoki menyerahkan diri baik-baik, lalu kita akan datang menyelamatkan dia?"mendengar itu, Samatoki langsung mencengkram keras kerah sahabatnya,"Apa?!"

"Ngga bisa,"sahut Jyuto lelah,"Saat ini, dia cuma bisa melarikan diri aja supaya tak tertangkap."sambung pria bersurai cokelat itu dengan nada lelah yang sangat kentara. Riou menepis kedua tangan Samatoki yang sedari tadi mencengkram kerahnya,"Oh iya, aku ingin bertanya."

"Tanya saja,"sahut Jyuto lelah.

"Dimana anak-anak Ikebukuro berada? Khususnya si bungsu Yamada?"tanya Riou penasaran, Jyuto dan Samatoki terdiam sejenak, memikirkan cara tepat memberitahu sahabatnya tanpa melukai perasaan pria itu. Mereka berdua saling bertatapan, lalu sepakat.

"Lho, kamu ngga tahu? Dia 'kan sudah meninggal! Kita juga datang ke pemakamannya,"kata Jyuto frontal.

"Ichiro 'kan luka parah, dan Jiro koma. Lupa?"

Manik biru Riou membulat ketika mendengar dua kalimat itu meluncur dari mulut sahabatnya. Ia kontan menggebrak meja hingga kaca pelapis meja itu menjadi retak dan pecah,"SIALAN!! MANA MUNGKIN!!"Jyuto kembali bersandar pada sandaran sofa, ia melepas kacamatanya dan mengusap wajahnya lelah,"Terserahlah,"gumamnya.

Riou merentak kesal, pria bersurai jingga itu pun pergi ke kamarnya. Ia duduk di lantai kamar, berusaha mengingat apa yang terjadi setelah rap battle. Namun sepertinya ia melupakan sesuatu, kalau ia terkena efek permanen dari hypnosismic milik Yamada Saburo.

Ia beranggapan Saburo masih hidup dan kini berada dihadapannya.

Riou mendongak, ia menatap Saburo yang sedang duduk diatas ranjangnya sembari mengayun-ayunkan kakinya gembira, tatapan Riou berubah. Setengah tidak percaya dan setengah lagi senang.

Oneshoot Riou x SaburoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang