File 83: I'll be waiting for you

139 7 12
                                    

Hypnosismic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Genre: Hurt
Warn: OOC,Typo and mature containt

Siang itu,Riou memutuskan untuk bertemu Saburo di taman kota. Bukan tanpa alasan,ia ingin memberitahukan keberangkatannya ke luar negeri karena tugas negara. Ia duduk disebuah bangku taman sembari memegang sekaleng teh, menatap sekitar menunggu kedatangan sang bungsu Yamada.

Yang ditunggu tak lama datang, Saburo dengan semangat melambaikan tangannya pada Riou,"Konnichiwa!!"teriaknya semangat,membuat Riou tanpa sadar tersenyum melihat kelakuan Saburo. Ia membuka kedua lengannya lebar-lebar untuk memeluk Saburo,yang langsung disambut oleh Saburo dengan pelukan hangat,"Aku kangen kau!"kata Saburo seolah membuang rasa malunya. Riou tertawa kecil mendengarnya,"Aku juga."

"Saburo,"Riou berkata sembari menggenggam kedua tangan Saburo, ia tersenyum,namun senyum itu terlihat sekali kalau ia memaksakannya,"Aku harus pergi."ia akhirnya berkata,membuat Saburo mengerinyit bingung,"Pergi kemana? Konbini? Pergi saja,aku akan menunggumu disini."Saburo sengaja berpura-pura bodoh,ia tahu kalau pembicaraan ini adalah pembicaraan yang cukup serius. Riou menggeleng, ia kembali tersenyum,"Bukan ke konbini,"ia berkata,"Tapi pergi keluar negeri. Aku... ditugaskan ke Afganistan."tenggorokan Saburo terasa tercekat mendengarnya,"O-oh... begitu,"Saburo mengangguk,ia tersenyum manis,"Aku akan menunggumu! Kembalilah untukku."

Riou tersenyum teduh,ia mengusak surai hitam Saburo,"Kau tahu? Kau adalah hadiah terbaik buatku."senyumnya sedikit meluruh,"Aku akan pulang untukmu, dan ya... aku akan melamarmu ketika aku pulang kelak."Riou tahu,tak seharusnya ia membuat janji semacam itu pada Saburo. Karena ia tahu,kemungkinannya pulang dengan selamat sangatlah kecil bahkan hampir tidak ada,tapi ia akan berusaha,tetap hidup dan kembali hanya untuk seseorang yang sangat berarti untuknya.

Tapi ia sendiri ragu,ia sendiri tahu kalau ia mungkin takkan pulang.

"Aku akan menunggumu setiap hari, Riou-san. Tapi berjanjilah kau akan pulang untukku."sahut Saburo sembari tersenyum,sedikit pahit. Riou tertawa kecil,"Satu ciuman? Aku mohon."Saburo mendongak dan mengangguk,ia memejamkan matanya,membiarkan Riou mencium bibirnya lembut. Riou mencium bibir Saburo lembut,ciuman tanda perpisahan.

Entah untuk sementara atau untuk selamanya.

Setelah melepas ciuman lembut itu, Riou mengeluarkan sebuah kalung yang berbandulkan sebuah cincin,"Aku akan pulang untukmu, ini adalah tanda janjiku."ia memakaikan kalung itu pada Saburo,yang langsung digenggam erat Saburo,"Satu pelukan?"Saburo langsung menghambur ke pelukan Riou,memeluk pria itu erat sembari terisak.

"Aku akan kembali kok,tenang saja."

Para pengunjung taman yang kebetulan melihat interaksi keduanya hanya bisa terdiam dan terharu, beberapa dari mereka bahkan memotret momen langka itu. Riou melepas pelukannya lalu menatap rekannya yang berdiri tak jauh darinya,"Selamat tinggal Saburo."ia berjalan menjauh,sembari tersenyum teduh. Menuju rekan kerjanya yang sudah menunggu,"Ya,selamat jalan Riou-san."

Riou berjalan tanpa berbalik,karena ia tahu,jika ia berbalik,ia takkan sanggup meninggalkan Saburo. Sementara Saburo menatap kepergian Riou dengan senyum paksa yang terpatri di bibir mungilnya,ia meremat kalung itu,kemudian berjalan berlawanan arah dengan Riou.

Sejak saat itulah mereka berpisah.

Sudah beberapa tahun semenjak kepergian Riou,Saburo tetap menepati janjinya. Ia setiap hari datang ke taman itu,duduk dari sore hingga senja tiba,hingga langit berubah warna menjadi lembayung hanya demi menunggu satu orang. Saburo tersenyum sembari menggenggam susu hangat yang ia beli di vending machine,ia menunggu Riou,selalu.

Sementara itu,nun jauh disana.

Riou tengah berlari menyelamatkan diri dari serbuan para teroris gila yang mengincarnya. Peluru di senapannya hanya tinggal tersisa sedikit dan ia sudah tak memiliki persediaan lagi. Ia berhenti sejenak dibawah pohon,ia menghela napasnya lelah,lalu meminum persediaan airnya yang tinggal sedikit. Sialnya, keberadaannya terendus oleh pihak teroris gila itu. Sebelum ia dapat lari, ia sudah terlebih dahulu tertembak, tepat di jantungnya,ia jatuh ke tanah, seketika ingatannya tentang kebersamaannya dengan Saburo terputar layaknya film di pikirannya, ia tahu inilah akhirnya,

Oneshoot Riou x SaburoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang