Singkat entah yg keberapa wpwksoskwowkwow

78 5 4
                                    

"Tampaknya Rie bukan putrimu." Jyuto berkata sembari menyesap tehnya. Riou terdiam.

"Mom- stop, Rie putriku. Dan sekarang dia sedang bersekolah."

"Tapi dia lebih tampak seperti orang Asia Tenggara dibandingkan kita!" sahut Jyuto sembari menatap datar kepada Riou. Sejenak, Riou menghela napas.

"Atas dasar apa Mom berkata seperti itu?" tanyanya sembari menatap datar Jyuto. Wanita itu tersenyum tipis.

"Fisiknya." Benar juga, diam-diam Riou mulai berpikir kalau Saburo telah mengkhianatinya. Ya, apa yang dikatakan Jyuto ada benarnya, putrinya terlihat lebih mungil, dengan kulit yang terlalu cokelat untuk ukuran orang Asia Timur dan mata yang terlalu lebar untuk ukuran Asia Timur.

"Yang benar saja …. Saburo …," Pria itu menggeretakkan giginya, rasa kesal muncul akibat kenyataan yang baru saja ia terima. Tanpa disadari Riou, Ibunya tersenyum licik.

-000-

"Saburo," panggil pria itu. Saburo yang tengah menyesap cokelat panasnya menoleh.

"Ya, ada apa, Riou?" tanyanya lembut. Riou memasang senyum tipis, melihat senyum dan nada lembut istrinya, diam-diam dirinya tak tega untuk menanyakan hal itu, namun perkataan Ibunya membuatnya memikirkannya kembali.

"Saburo, apa benar Rie itu anak kita?" Pertanyaan Riou membuat Saburo terdiam dan segera meletakkan gelas cokelat yang tengah ia pegang.

"Tentu saja Riou, apa maksudmu?" tanya Saburo balik.

"Ah, tidak." Riou menggeleng. "Hanya memikirkan kalau Rie … berbeda dari kita. Katakan Saburo, katakan saja."

Paksaan Riou membuat amarah Saburo meledak.

"Ya!! Ya, Rie bukan putrimu!" teriak Saburo, sedikit bersyukur kalau semua ruangan di kediaman mereka adalah ruangan kedap suara. Perkataan Saburo membuat Riou terdiam.

"A-apa?" Pria itu mendecih. "Aku akan ambil tes DNA besok."

"Terserah!!" sahut Saburo, marah. "Tapi ketahuilah, kita bercerai," kata wanita itu sembari pergi dari ruang tengah, meninggalkan Riou yang menatapnya tak suka.

-000-

Hasil tes sudah keluar, Riou dengan segera membuka amplop berisi hasil tes itu dan membacanya dengan seksama, kemudian dirinya menyadari kalau hasil tes itu bukanlah yang asli. "Mom, mana surat hasil tesnya?" tanya Riou sembari menatap datar ibunya. Jyuto meneguk liurnya sejenak.

"Itu, di tanganmu."

"Ini bukan yang asli, Mom," sahut Riou. Pria itu segera membongkar semua lemari di rumah, mencari keberadaan surat yang asli. Ia akhirnya menemukannya di tempat sampah. "Mom-" Tatapan Riou berubah, ia menatap ibunya dengan tatapan tidak percaya. "Ini surat yang asli .." Ia segera membacanya di dalam hati, dan menyadari kalau Rie adalah anaknya.

"Mom, jelaskan padaku, mengapa Rie terlihat seperti orang Asia Tenggara!!" Setengah membentak, Riou menatap tajam ibunya.

"Karena dia bukan putrimu, Saburo kan sudah mengakuinya," sahut Jyuto enteng. Riou menatapnya geram.

"Dia mengatakannya karena paksaanku, Mom! Katakan, katakan yang  sejujurnya!!" paksa Riou. "Bagaimana aku bisa mempercayaimu setelah melihat ini?!"

Bentakan Riou disahuti oleh gebrakan meja yang dilakukan Jyuto. "Benar." wanita itu memulai. "Anak itu adalah putrimu dan- dan kau memiliki darah Asia Tenggara. Tepat setelah perang Vietnam berakhir, Mom jatuh cinta pada seorang pria Vietnam, dan Mom hamil anaknya. Namun setelah perang usai, kami semua harus kembali, setelah itu Mom menikahi ayahmu dan ayahmu setuju mengakuimu sebagai anaknya." Pada akhirnya, mau tidak mau Jyuto mengakui semuanya.

"Maafkan Mom, Mom hanya tidak mau rahasia Mom terbongkar."

"Dengan menghancurkan keluargaku?!" bentak Riou. "Saburo berkata kami akan bercerai karena omongan Mom!!"

Kini Jyuto yang menatapnya dengan tatapan tak percaya. "Mom tidak bermaksud-"

"DIAM!!" bentak Riou. "Diam, aku tidak tahu harus bagaimana!"

-000-

Segera, saat Saburo baru saja pulang, Riou langsung menahan wanitanya di tembok dalam posisi kabedon.  Istrinya menatapnya tidak suka. "Apa?" tanya Saburo dingin.

Riou menghela napas, tak tahu harus memulai dari mana. "Aku minta maaf, Rie- tentang Rie, dia benar-benar anak kita …" Ia menghela napas. "Tolong maafkan aku, Saburo. Aku mencintaimu …"

"Baru beberapa hari yang lalu kau menuduhku mengkhianatimu, dan melahirkan anak yang bukan anakmu. Lalu sekarang kau meminta maaf?" tanya Saburo dengan nada kecewa. "Tidak Riou, aku sudah bilang. Kita bercerai. Rie aku bawa, kau- kau menikah saja dengan ibumu." Wanita itu kemudian melepaskan paksa kungkungan Riou, kemudian pergi dan membereskan sisa-sisa barang-barangnya tanpa mempedulikan permohonan maaf Riou. Ia turut merapikan pakaian anak mereka, kemudian menatap Riou dan tersenyum hangat, senyum yang takkan peenah dilihat Riou lagi seumur hidupnya.

Saburo melepaskan cincin pernikahan mereka, kemudian meletakkannya diatas tangan Riou yang berusaha menggenggamnya.

"T-tidak, jangan pergi, Saburo … aku mohon, aku mencintaimu sepenuh hatiku dan- dan semua ini adalah kesalahanku jadi- maafkan aku, tolong jangan pergi, kalian berdua adalah satu-satunya yang aku miliki … Mom sudah mengkhianatiku, t-tolong maafkan aku yang bodoh ini …" lirih Riou sembari terus mengejar dan memohon pada Saburo. Namun, sayang sekali wanita itu tidak menghiraukannya dan malah berkata,

"Maaf ya, aku mengkhianatimu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oneshoot Riou x SaburoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang