"Jiro, aku menyimpankan sebatang cokelat untukmu!"kata Riou sembari memberikan sebatang cokelat kepada Jiro.
"Uwah~ makasih Papa!!"sahut Jiro senang.
Saburo menoleh, ia mengerinyit."Papa, aku tepat berada disini!" Sang Ayah menoleh,"Ah, iya juga. Ini untukmu!"Riou berkata sembari memberikan sebungkus permen kepada Saburo.
"....Makasih."
-000-
"Saburo, coba tebak!"panggil Jiro. Saburo yang sedang bermain ponsel segera menoleh."Apa?"tanyanya dengan nada cuek.
Sang Ayah muncul dari balik bahu Jiro, kemudian melepaskan kalungnya, begitu pula Jiro,"Kami membuat kalung kembar!"
Saburo menaikkan sebelah alisnya."Tanpa aku?"tanyanya, Riou menaikkan sebelah alisnya,"Papa lupa kalau kau sedang di rumah."
"Memangnya aku selalu keluar rumah? Tidak, memangnya keberadaanku disini itu dianggap?"
"Bu-bukan begitu, Saburo. Papa hanya lupa,"lerai Jiro. Saburo menghela."Yang benar saja."
-000-
"Saburo, bisa tolong carikan ponsel Papa?"teriak Riou dari kamar. Saburo menoleh."Yaa, sebentar, Papa."sahut Saburo sembari mengambil ponsel Riou yang berada didekatnya.
Dengan iseng, Saburo menyalakan ponsel Ayahnya dan terdiam.
Foto Riou bersama Jiro, ketika Kakaknya ulang tahun.
"...maaf Pa, ga ketemu!!"sahut Saburo sembari berjalan dengan wajah kusutnya menuju kamarnya sendiri. Anak itu kemudian masuk dan menutup pintunya.
Dan tidak pernah keluar hingga Riou terpaksa mengetuk pintunya.
-000-
Jiro sedang memegang gelas setelah mencucinya, namun tangannya yang licin sukses membuat gelas itu terjatuh dan pecah.
"Oh, sial!"gumam Jiro pelan, Saburo tertawa kecil."Papa pasti akan mengomelimu!!"
Suara pecahan itu membuat Riou segera ke dapur, pria itu menatap kedua putranya bergantian sebelum menatap Saburo."Saburo, apa yang kaulakukan?!"
"A-apa? Bukan aku, Papa!! Jiro!!"sahut Saburo tidak terima. Riou menatap tajam Saburo,"Diam! Masuk ke kamarmu sekarang juga!"
-000-
Saat ini Saburo tengah memakan camilannya ketika ia mendengar Ayahnya sedang menelepon seseorang.
"Oh, ya, kau benar! Jiro selalu melakukan semuanya dengan sangat baik. Oh ya ampun, dia memang anak kebanggaanku!"
"Eh, Saburo?"Riou melirik Saburo sejenak,"Ah- ha-ha-ha, anak itu juga melakukan semuanya dengan baik, ya, tapi ya begitulah, ha-ha-" nada suara Riou langsung berubah ketika ia membicarakan tentang putra keduanya.
Saburo yang mendengar itu hanya diam, tatapannya berubah. Ia melipat bungkus camilannya, kemudian pergi meninggalkan Riou.
-000-
"Kalian berdua habis dari mana?"tanya Saburo ketika Riou dan Jiro duduk disisinya sembari membawa beberapa kantung kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Riou x Saburo
Fiksi PenggemarHanya pelarian jika Ikiteiru mengalami writer block:'v