File 71: Watashi no R

140 7 0
                                    

Hypnosismic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Genre: Hurt
Warn: OOC,Typo and others

"Huft..."Saburo menghela napasnya perlahan,ia sedang berjalan naik ke atap sebuah gedung,seperti biasa ingin menyendiri untuk menenangkan pikirannya yang sedang kalut. Ia tersenyum menatap pintu yang tak jauh lagi dari tempatnya berdiri. Mengerinyit heran,ia membuka pintu yang tumben sekali tidak terkunci,ia melepas sepatunya,berjalan ke atas gedung itu untuk menghirup segarnya udara.

Namun ketenangannya terusik ketika ia melihat ada orang lain disana,pria itu berdiri diluar pagar pembatas, Saburo tahu kalau pria itu akan bunuh diri. Ia mendengus pelan, tatapan tak suka ia layangkan sekalipun ia tahu pria itu takkan melihatnya,"Hei."ia memanggil pria bersurai merah itu,membuat pria itu menoleh dengan kantung mata yang menghitam,"Apa?"tanya pria itu, tatapannya kosong.

Itu adalah Doppo,teman sekantornya yang berada di bagian lain,ia dengar banyak sekali rumor tentang pria itu dan kini ia bertemu dengan pria itu dalam keadaan ingin mati. Saburo tahu,pria itu tak memiliki orang tua, tapi memiliki seorang teman yang setia padanya.

Saburo tersenyum,namun tipis sekali sampai tak ada yang menyangka kalau ia tengah tersenyum,"Kenapa ingin mati? Apa alasanmu ingin mati, pria merah?"tiba-tiba saja tatapan Doppo berubah,matanya memancarkan kesenduan dan... entahlah,Saburo tak bisa menebaknya.

"Semua teman-temanku membullyku di kantor! Mereka menumpahkan semua pekerjaan mereka padaku dan... dan menyalahkanku pada setiap kesalahan yang mereka buat! Ini membuatku stress... aku ingin mati saja!"

Jawaban Doppo membuat Saburo tergelak kecil hingga membuat Doppo mengira Saburo tengah menertawakan dirinya,"Oh astaga,"tiba-tiba saja emosi Saburo melonjak,ia menatap Doppo dengan tatapan tajam,membuat pria itu bergidik singkat,"Lalu kau mau menyia-nyiakan hidupmu begitu saja? Apa kau tidak memikirkan orang yang rela memberikan dunia mereka buatmu dan kau dengan teganya menghancurkan dunia mereka? Kau ini manusia bukan,sih? Kok kau tega sekali menghancurkan dunia orang lain dengan cara bunuh diri? Hei dengarkan aku,pria merah. Sekarang aku tidak mau tahu,kau pulang,cari teman terdekatmu yang selalu dekat denganmu dan mengeluhlah padanya! Jangan hancurkan dia dengan cara kau bunuh diri seperti ini!"

Doppo terdiam sejenak,ia ingat bagaimana Hifumi memperlakukan dirinya layaknya sahabat,bagaimana Hifumi tetap menerima dirinya apa adanya padahal sahabatnya itu tahu kalau ia adalah pria gagal. Ia tersentak,lalu menatap kebawah. Lautan rasa takut seolah terhampar dihadapannya,membuatnya segera kembali ke balik pagar pembatas dan memakai sepatunya kembali,"Terima kasih,sudah menyadarkanku, siapapun namamu."pria itu segera meninggalkan Saburo sendirian,di atap gedung itu. Saburo tersenyum tipis,ia lalu berjalan ke tepian pagar pembatas itu lalu menatap lurus menerawang,'Teman... ya?'ia membatin,senyumnya perlahan luruh karena ia tak sanggup mempertahankannya,'Apa itu?'

Saburo juga punya masalahnya sendiri,siapapun punya masalahnya sendiri dan Saburo tahu itu. Beberapa menyerah,bukan beberapa tepatnya, tapi sebagian besar menyerah dan memilih bunuh diri,tenggelam dalam kecanduan alkohol atau apapun. Hela napas berat ia keluarkan,ia lalu merogoh saku jaketnya dan mengambil sebuah kaleng bir. Ia membuka kaleng bir yang sudah tak terlalu dingin itu,lalu menyesap isinya perlahan.

Ia tak peduli,toh dirinya sudah dewasa.

"Huft,bir dingin memang yang terbaik untuk saat seperti ini."gumamnya sembari menatap cakrawala,menatap lembayung dikejauhan,menikmati sorenya sendirian. Ia tak punya teman entah apa alasannya. Ia tak habis pikir,kenapa ada orang ingin bunuh diri hanya karena dibully? Kenapa mereka tidak melawan balik, melaporkan ke pihak berwajib atau keluar saja dari pekerjaan atau sekolah yang berisi orang semacam itu.

Rasa nyeri di tubuhnya diabaikannya, ia tak ingin pulang padahal ia tahu malam akan segera menggantikan sang surya,ia muak berada di rumah yang baginya lebih tepat jika disebut Neraka. Saburo mengecek ponselnya yang sedari tadi ia silent,ia menghela napas kasar ketika ia tahu sudah hampir lima puluh panggilan tak terjawab dan semuanya dari pasangan sinting itu.

Oneshoot Riou x SaburoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang