"Sudah siap?"tanya Saburo pada Yamada, Yamada mengangguk,"Kue dan hadiah sudah siap kok,"katanya sembari tersenyum teduh. Saburo mengangguk kecil, sementara Buro memegang confetti, Saburo mengetuk pintu.
Tok tok tok!
Dengan langkah gontai, Riou membuka pintu depan apartemennya malas,"Huahh... siapa yang datang sepagi ini?"tanyanya sembari menguap, Saburo dan kedua kloningannya tersenyum,"Otanjoubi omedeto!!"
Lemparan confetti menghantam wajah Riou, membuatnya berjengit terkejut,"Tanggal berapa ini?"tanya pria itu sembari mengusap kedua matanya. Buro tersenyum bak anak kecil,"21 Juni 2020! Selamat ulang tahun ke 31!"Yamada turut tersenyum, ia menyodorkan sebuah kue tart berukuran kecil,"Tiup lilinnya!"perintahnya dengan nada lucu.
"Uh... masuk saja dulu,"Riou menyingkir dari depan pintu, ia membukakan pintu itu lebih lebar, untuk memberi jalan pada Saburo dan dua kloningannya untuk masuk ke dalam apartemennya. Buro masuk terlebih dahulu, ia meletakkan sebuah kotak yang berukuran lumayan besar dan panjang diatas meja ruang tamu, diikuti Yamada yang meletakkan kue tartnya disamping kado pemberian Buro,"Ini kue cokelat kesukaanmu, nggak terlalu manis kok,"Saburo terkekeh,"Nanti kita keluar ya!"
Riou mengangguk sembari menggaruk rambutnya, ia berlalu ke kamar dan merapikan penampilannya sementara Saburo menunggu di ruang tengah.
"Apa hadiahku tahun ini?"tanya Riou pelan setelah keluar dari kamarnya, ia menatap ketiga mahluk yang mirip satu dengan lainnya,"Senapan laras panjang dari Chuuoku,"Saburo menjawab dengan nada teduh, Buro terkekeh,"Bersama peluru dan peralatan lainnya!"Riou meraih kado untuknya, membukanya dalam diam. Sebuah senapan laras panjang berwarna hitam dengan ukiran lambang Chuuoku beserta peralatan antah berantahnya yang juga berukiran lambang Chuuoku.
"...terima kasih,"katanya lirih, Yamada tertawa,"Hari ini kami kesini untuk merayakan ulang tahunmu, Chuuoku sudah membiayai semuanya termasuk jalan-jalan nanti!"Riou mengangguk paham, tatapannya berubah sedikit menyendu,"Jangan sedih! Kami akan datang lagi tahun depan kok!"seru Buro dengan senyum lembut yang terpatri di wajahnya. Riou menghela napasnya berat,"...aku tahu, aku tahu. Kalian tak perlu mengingatkannya,"gumamnya lirih.
Saburo tersenyum kecil,"Ayo makan kuenya, Riou-san!"ia bahkan memotongkan kue itu untuk Riou. Pria itu memasang senyum kecut,"Arigatou,"ia hanya menggumam ketika mengatakan hal kecil itu.
Tawa kecil dikeluarkan Saburo, ia dan kedua kloningannya tersenyum,"Jangan terlalu sedih ah! Kan kami sudah bilang kami akan datang lagi tahun depan,"Riou menatap ketiga mahkluk yang terlihat sama dihadapannya,"Aku tahu,"kata pria itu lirih.
"Ayo pergi jalan!"ajakan dengan nada semangat dikeluarkan Buro, yang juga diangguki oleh Saburo dan Yamada. Riou mengangguk kecil dan segera menghabiskan kue yang ada di piringnya,"Ayo,"sahutnya.
Mereka akhirnya pergi ke Yokohama Brick House(?) berempat, naik kereta atas permintaan Riou, sekalipun Buro sudah mengatakan kalau Chuuoku sudah menyediakan mobil beserta supirnya. Riou menatap bangunan bata itu, lengan kanan dan kirinya dipeluk Saburo dan Yamada, sementara Buro pergi membeli jajanan. Ia menatap daun yang beterbangan diterpa angin lembut, tatapannya sedikit menyendu,"Hei, Yamada,"ia memanggil pria mungil yang memeluk lengan kanannya,"Apa... kita tak bisa bertemu dilain waktu? Haruskah hanya di ulang tahunku?"
Nada bicara Riou menyendu, membuat Yamada terdiam sejenak dan menggeleng,"Maaf, kami..."
"Maaf Riou-san, kami tidak bisa. Kami sudah diatur untuk datang hanya ketika ulang tahunmu saja,"Riou menatap kearah lain,"Tidak bisakah dua hari? Tiga hari? Atau sebulan? Atau setahun? Selamanya? Tidak bisakah?"dalam diam, Saburo dan Yamada menggeleng,"Tidak,"kata mereka bersamaan.
"Hanya sehari? Dalam setahun? Benar-benar tidak bisa ya?"Buro yang baru datang, mengetahui isi pembicaraan itu lewat pikiran Saburo, ia menatap Riou lembut lalu memeluk pria itu erat,"Jangan sedih, kami janji setiap tahun kok."ia melepas pelukan itu dan menyodorkan jajanan yang ia beli tadi,"Ini!"
Mereka menghabiskan waktu di Yokohama Brick House, dan ketika senja menjelang, ketiganya menatap Riou dengan senyum yang terpatri, mereka berada di gerbang tempat itu, Yamada memeluk pria itu, bergantian dengan kedua kloningannya,"Selamat tinggal! Sampai berjumpa tahun depan!"
Secara perlahan, eksistensi mereka mulai memudar, dan menghilang ketika malam tiba, Riou tertunduk, lalu senyum pahit ia pasang di wajahnya,"Ya, sampai berjumpa lagi tahun depan."
End
Singkat? Iyalah biar ceped
Btw ide ini dari akun FB Riou Busujima yg posting foto Amasaki, Saburo dan cosu Saburo
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Riou x Saburo
Fiksi PenggemarHanya pelarian jika Ikiteiru mengalami writer block:'v