Hypnosis mic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Genre: Fluff(?), Angst(?),and others.
Warn:OOC,typo and mature content
Enjoy"Saburo,kemarilah."panggil Riou sembari menepuk sofa yang ia duduki, Saburo menoleh lalu mengikuti perintah pasangannya,"Nani ka?"tanyanya penasaran,tak biasanya Riou memanggilnya seperti ini,"Saburo,aku akan pergi ke Los Angles."jawab Riou pelan,"Nani? Itu sangat jauh..."gumam Saburo membayangkan,"Ya,aku tahu. Aku harus pergi karena ada urusan bisnis disana. Maaf,tapi aku rasa aku akan sangat lama disana nanti,juga aku tidak bisa selalu menjawab chatmu ataupun panggilanmu."sahut Riou lembut,"Daijoubu!"ujar Saburo semangat,"Tak apa,aku tahu kamu melakukan ini semua demi aku juga kan?"tanyanya kekanakan;Riou mengangguk,"Kalau begitu tak apa! Aku bisa menjaga diriku sendiri disini kok,kamu kapan berangkat?"tanya Saburo khawatir,"Besok pagi... maaf aku tidak bisa menemanimu melewati natal dan tahun baru."jawab Riou pelan sembari mengelus surai hitam Saburo-nya.
Keesokan paginya,ia berangkat dengan hati tenang setelah ia mendapat ciuman perpisahan sementara dari Saburo. Ia melakukan penerbangannya ke Los Angles dengan hati tenang dan senang karena efek dari kecupan Saburo yang dengan sabar akan selalu menunggunya.
Setahun berlalu,mereka berdua masih berhubungan lewat skype dan saling menelepon setiap harinya,di ruangan Riou di Los Angles,ia memasang foto ia bersama Saburo saat ulang tahun anak itu yang ke 15 tahun,yaitu setahun yang lalu. Ia selalu tersenyum saat menatap foto itu, senyumnya akan menjadi lebih lebar saat ia mendapat telepon atau chat dari Saburo. Ia masih berhubungan sangat baik dengan bocah bungsu keluarga Yamada.
Dua tahun berlalu,ia mulai tersibukkan oleh pekerjaannya yang seolah tak ada habisnya,ia mulai tak menjawab panggilan dan chat Saburo, namun ia menelepon anak itu saat kesibukannya sedikit berkurang dan ia bisa duduk santai barang sejenak,ia tak marah saat Saburo mengirim spam chat kepadanya, karena ia tahu Saburo bergadang untuk mengiriminya chat,maka ia tidak marah sama sekali.
Tiga tahun berlalu,kini umur Saburo menginjak 18 tahun. Saburo melewati hari ulang tahunnya hanya bersama Sakata yang menjadi satu-satunya teman yang ia miliki selain seekor kucing bernama Rizu yang ia pungut ditepi jalanan. Diumur ke-18 nya ini, ia hanya ditelepon sekali oleh Riou yang sedang sibuk,Riou bahkan hanya sempat berkata,"Otaome Saburo, panjang umur sehat selalu,dan tunggulah aku ya."hanya 10 kata yang dapat diucapkan Riou,itupun terburu-buru. Ia hanya tersenyum lalu berterima kasih,ia tak mengharap lebih dari itu karena ia sangat paham kalau pasangannya sedang sangat sibuk dan tak punya waktu untuk mengucapkan ulang tahun dengan baik dan benar,ia tetap bersyukur karena Riou masih mengingat ulang tahunnya disela kesibukannya yang sangatlah padat.
Tahun keempat,mereka berdua bahkan hanya bisa berhubungan lewat skype,yang dilakukan hanya sekali dalam seminggu,dan durasinya tidak sampai sejam. Tentu saja karena jadwal Riou yang sangat padat dan Saburo juga mulai kuliah sembari sesekali bekerja part time. Namun,kini Sakata datang sesekali untuk menginap dan menemani Saburo curhat. Sakata selalu tahu,kini Saburo sangat kesepian tanpa Riou didekatnya. Maka ia bersedia menggantikan posisi Riou untuk sementara hanya demi sahabatnya.
Tahun kelima,hubungan Riou dan Saburo mulai merenggang lebih lebar. Tak ada skype tiap akhir minggu,chat Saburo hanya dibaca saat tengah malam waktu Los Angles dan hanya dibalas beberapa kata,serta telepon Saburo yang lebih sering dijawab oleh mesin penjawab. Namun foto mereka berdua tetap terpajang dengan rapi diatas meja Riou yang sudah mulai tertumpuk dokumen ini dan dokumen itu. Ulang tahun,hari raya,festival dan tahun baru,dilewati Saburo hanya sendirian karena Sakata pun sudah mulai harus mengurus skripsi dan lainnya agar bisa segera lulus dari kampus mereka berdua.
Tahun keenam,telepon Saburo selalu dijawab oleh mesin penjawab, chatnya jarang sekali dibaca,dan mereka sudah hampir tak pernah melakukan video call lewat skype lagi karena jadwal yang semakin bertambah. Ia tak marah,ia juga sudah mulai harus serius menghadapi kuliahnya sendiri,ia mulai mengurus skripsi bersama Sakata,ia mulai melakukan aktifitas sosial lainnya, apapun itu. Riou hanya bisa meneleponnya sekali dalam sebulan, itupun hanya paling lama setengah jam. Tentu saja Saburo selalu sabar menunggu kedatangan Riou setiap harinya disela kesibukannya sendiri sebagai duta kebahasaan dan mahasiswa semester akhir,ia pun tidak berpikir yang aneh-aneh karena ia tahu kalau Riou melakukannya demi dirinya juga. Namun jenuh mulai datang diakhir tahun keenam,ia akhirnya mulai berpikir yang tidak-tidak tentang Riou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Riou x Saburo
FanfictionHanya pelarian jika Ikiteiru mengalami writer block:'v