Saburo hanya dapat menunduk ketika Riou membentaknya dan mengatainya sebagai bocah jelek. Hatinya terasa sangat sakit, ia mencintai Riou namun Riou membalasnya sedemikian rupa.
"Pokoknya kau diam saja dirumah! Mau ditaruh dimana wajahku jika kau bertemu dengan teman-temanku?! Lihat ini!"Riou mengusap kasar wajah Saburo,"Kantung mata tebal, wajah kusam, kau tidak malu, hm?"
Secara reflek, Saburo langsung mengangkat tangannya, mengusap pipinya. Tatapannya sedih, dahulu Riou berjanji akan membahagiakannya tetapi kini..
Saburo tidak ingin membahasnya. Ia menunduk,"...baiklah, jam berapa kau pulang nanti?"tanyanya lembut. Riou mendengkus,"Tidak usah bertanya, aku akan pulang sendiri nanti."
"Ba-baiklah."Saburo menyahut sembari mengulum senyum,"Maaf."Abai pada permintaan maaf dari Saburo, Riou langsung saja pergi tanpa menoleh, pria itu tentu saja sangat kesal. Saburo terlihat sangat jelek dipandangannya.
-000-
"Okaerinasai, bagaimana harimu?"tanya Saburo sembari membukakan pintu untuk Riou. Dipasangnya senyum terbaiknya, namun Riou bahkan tidak melihat senyumnya.
"Hm."Riou hanya berdeham singkat menjawab pertanyaan Saburo. Pria itu masuk, melepas jasnya, lalu menatap Saburo,"Kenapa kau jelek sekali? Padahal saat aku menikahimu dulu, kau terlihat sangat manis dan menggemaskan. Sekarang? Melihatmu saja sudah membuatku muak setengah mati,"cela Riou dengan kata-kata super pedasnya.
Saburo tidak menjawab, sama sekali tidak menjawab, anak itu hanya tersenyum,"Apa kamu lapar? Aku sudah membuatkan kare untukmu."
"Hm."lagi-lagi Riou hanya berdeham singkat sebagai jawaban dari pertanyaan Saburo. Saburo tersenyum, kemudian pergi ke dapur untuk menyediakan makanan untuk Riou.
"Silahkan kare-nya,"kata Saburo sembari menyajikan kare untuk Riou. Pria itu menetakkan sumpitnya sejenak, lalu mencici kare buatan Saburo,"CUIH!"Riou menatap tajam wajah lelah Saburo,"Kau ini bisa masak tidak, sih? Masakan sederhana seperti ini saja kau tidak bisa! Istri macam apa kau? Cih, percuma aku menikahimu."
Secara perlahan, Saburo menunduk, hatinya terasa sangat sakit. Seperti tertusuk sembilu. Saburo hanya bisa memasang senyum,"Maaf-"
"Tidak perlu minta maaf! Melihat wajahmu saja sudah membuatku muak setengah mati! Cih, aku makan diluar saja!"
"A- tapi Riou-"sebelum Saburo bisa menyelesaikan ucapannya, Riou sudah membanting pintu utama. Membuat Saburo menatapnya sendu,"Tapi ini hari anniversary kita, Riou-san."
"Sigh..., ya sudahlah."Saburo kemudian membereskan sisa makanan Riou, kemudian memakan masakannya sendiri sembari menangis.
-000-
"Ah..., kamu bandel sih, sakit kan?"tanya Saburo sembari mengompres dahi Riou,"Diam! Jauhi aku!"bentak Riou sembari menepis kasar tangan Saburo. Saburo terdiam,senyumnya meluruh,"Maaf."ia berkata singkat.
"Ini obat dan minumanmu,"kata Saburo lagi sebelum beranjak keluar dari tempatnya. Saburo menoleh sekali lagi, kemudian ia melihat Riou sudah menggulung diri dengan selimut dan tentunya memunggunginya.
-000-
"A-apa?"tanya Saburo berusaha memastikan pendengarannya,"Riou jalan dengan gadis lain? Dimana?"tanya Saburo lagi, namanya bergetar, hatinya terasa sangat sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Riou x Saburo
Fiksi PenggemarHanya pelarian jika Ikiteiru mengalami writer block:'v