Hypnosismic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Fem!Riou x Saburo
Genre: Fluff and others
Warn: OOC, typo and othersSaburo mengerinyit ketika ia mencium aroma masakan yang khas,"Riou-san udah bangun duluan.. ya? Yaudahlah lanjut tidur aja orang libur juga kok."ia kembali memejamkan matanya dan tertidur. Tak lama berselang,seorang wanita berjalan masuk ke kamar mereka berdua,wanita itu adalah Riou yang berubah jadi perempuan entah karena apa. Ia berjalan mendekati Saburo lalu mengecup keningnya,"Buro-chan,okite. Udah pagi."Saburo mengerinyit,'Onna?'
Ia membuka kedua matanya dan terkejut,"Huwaa!! Onee-chan!! Sepupunya Riou-san ya? Mana Riou-san?"Riou yang belum menyadari kalau ia berubah jadi perempuan pun melirik cermin dan terkejut,"A.. ah Riou lagi pergi,katanya ada urusan sama anak MTC yang lain. Aku..."ia melirik deretan buku milik Saburo,"Aku... Rinne,sepupu jauhnya Riou."Saburo hanya mengangguk kecil,ia segera memeluk Rinne erat,"Wah nyaman! Sama kayak pelukan Riou-san!"Rinne meringis dalam hati,'Ya masalahnya aku emang Riou...'batinnya meringis,ia hanya tersenyum dan membalas pelukan Saburo. Dan membawa anak itu ke meja makan untuk sarapan berdua.
Setelah mereka selesai makan dan membereskan apartemen bersama, keduanya duduk di sofa ruang tengah dan menyalakan televisi sebelum Saburo berkata,"Eh tahu gak,Riou-san itu kadang nyebelin banget tahu!"Rinne semakin meringis,'Ikutin ajalah.'batinnya.
"Nyebelin kenapa?"tanya Rinne penasaran,"Datar sepanjang waktu! Terus terus,hobinya ngomel mulu,ini dan itu diomelin. Waktu main ke rumah hantu,Riou-san sempat hampir nonjok hantunya pas aku ketakutan setengah mati."Saburo mode gibah pun menyala,"Masa ya,waktu aku ngasih tau kalau aku menang olimpiade,respon dia cuma,'Oh selamat'! Gitu doang masa?"Rinne hanya mengangguk-angguk menyimak,"Masa ya,waktu dia ngejemput aku ke sekolah,aku gabisa nemuin dia gegara dia dikerubungin cewek satu sekolah masa! Kan ngeselin!"Rinne yang ingat kejadian itu hanya meringis,"Akhirnya aku pulang naik bis! Kan ngeselin banget tuh! Mana kalau aku udah pergi kerkel bakal dirusuhin lagi,sama siapa? Makan apa? Berapa lama? Semuanya ditanyain sampe sekalian temen-temenku diteleponin satu persatu,terus diancem lagi. Kan kasian!"beberapa panah nancep di hati Rinne,"Tapi..."Saburo menunduk kecil,ia menutup wajahnya yang memerah,"Tapi apa?"tanya Rinne penasaran,"Jangan kasih tahu Riou-san ya!"Saburo langsung memastikan,Rinne hanya mengangguk,"Riou-san itu... khawatiran anaknya,ini itu dikhawatirin,terus dia itu baik banget, polos lagi,udah gitu pengertian tingkat dewa walaupun kadang kadar kepekaannya dibawah garis normal. Abis itu dia selalu dukung apapun keputusanku,terus dia mau meluk aku erat pas aku down banget... banyak deh sisi baiknya!"Rinne ikut mengusap wajahnya yang memerah, ia langsung memeluk Saburo erat,"Iya iya,nanti kukasih tahu ke Riou."Saburo kontan mendelik kesal,"Gak ah! Nanti aku diomelin lagi ketahuan gibahin dia."Rinne hanya mengangguk lagi,'Aku gibahin diriku sendiri bareng pasanganku... ini judul FTV?'batin Rinne tertawa canggung.
"Riou-san itu... tinggi banget si? Masa kalau aku jalan bareng,aku ngerasa pendek banget tahu! Terus kalau aku pake celana pendek sama kaus lengan pendek,kalau mau keluar harus pakai jaket dulu kalau nggak ga bakal dikasih keluar. Eh tapi sempet sih,aku sama dia bertukar badan,seru weh ngabedon Riou-san pakai badannya sendiri!"Rinne meringis saat ia tertimpa Saburo yang ketakutan,"Tapi aku pernah dikasih tahu Riou kalau kamu pernah nimpa dia pake badannya sendiri itu beneran?"Saburo hanya mengangguk malu,"Kebiasaan kalau ketemu ular, loncat ke punggung Riou-san terus lupa kalau terjebak ditubuhnya sendiri. Adoh nanti kayaknya aku harus minta maaf deh?"tanyanya meminta pendapat,Rinne memilin-milin surai hitam Saburo,"Kurasa tak perlu,dia takkan marah juga kan?"
Saburo membalasnya dengan kekehan,ia lalu berjalan ke dapur bersama Rinne,"Aku inget..."Saburo menatap dapurnya lalu tertawa,ia berjalan kearah kulkas,"Riou-san pernah ngomel tanpa henti selama hampir dua jam cuma gara-gara tanganku gak sengaja ketumpahan air panas pas buat cokelat panas. Udah sakit,diomelin habis-habisan lagi... giliran aku mau protes,aku dibungkam pakai ciuman dong!"wajah Saburo terlihat memerah,"Kan ngeselin!"ia mengambil sekotak susu dan meminumnya,Rinne hanya meringis untuk kedua kalinya,"Tapi,"Saburo meneguk susunya,"Aku tahu Riou-san marah karena khawatir banget sama aku."kali ini kedua pipi Rinne yang memerah,"Ugh... kamu jago banget sih buat aku baper..."gumam Rinne lirih pada dirinya sendiri,Saburo kembali menceritakan tentang Riou,"Masa ya,waktu aku lembur karena banyak tugas,Riou-san nyuruh aku tidur sambil ngancem kalau dia bakal hancurin laptopku kalo aku gak tidur,kan ngeselin banget tuh! Eh tapi... besoknya aku kena flu dan... gabisa ke sekolah karena diikat diatas kasur."Saburo kembali pundung,"Kejam."
Rinne hanya tersenyum kecil,ia mendekati Saburo dan memeluk pinggangnya erat,"Riou-melakukan semunya... karena dia khawatir banget sama aku... yah... sejujurnya aku sempat hampir bunuh diri karena yah... kehilangan kedua kakak bersamaan harus menelan kekalahan dan bullying bukanlah hal yang mudah,menurutku. Riou-san sampai harus memastikan tak ada benda berbahaya disekelilingku selama hampir setahun kami tinggal bersama. Aku sempat kok,mau bunuh diri dengan berbagai cara,selfharm, minum obat tidur dengan dosis tinggi, lalu memanjat ke balkon untuk bunuh diri,semuanya pernah aku coba. Tapi semuanya selalu berhasil dihentikan Riou-san... hah... kalau aja Riou-san gak nemenin aku selama ini,pasti aku udah lama menyerah dan milih mati gitu aja. Aku selalu ingin berterima kasih padanya tapi... aku tak tahu caranya. Dia sebenarnya terlalu baik buat aku yang..."Rinne menatap Saburo yang sedang meremat kotak susunya keras,"Yang sebenarnya bukan apa-apa baginya. Aku bukan adiknya atau anaknya,juga bukan keluarganya atau temannya. Aku sebenarnya adalah musuh terbesarnya,semua orang tahu itu. Tapi... sampai sekarang aku tak tahu kenapa dia masih mau berusaha mempertahankanku disini walau kenyataan adalah aku musuhnya, bukan siapa-siapanya juga."
Rinne kembali tersenyum,namun kini senyumnya adalah senyum sendu,ia sedikit menunduk dan menatap bayangannya di jendela dapur,'Dia ada benarnya... aku adalah musuhnya bukan siapa-siapanya. Dia bukan siapa-siapaku dan begitu juga kebalikannya. Ah... ini rumit,aku tak tahu harus berbuat apa. Aku juga tak tahu apa alasanku... mempertahankan dirinya di dunia ini. Apa... itu karena aku mencintainya? Tidak-tidak,itu tidak mungkin. Dia pasti punya pujaan hatinya sendiri. Dan pastilah bukan aku. Apasih yang aku harapkan? Kenapa dengannya yang tetap hidup... aku merasa sangat bahagia? Ini aneh dan... tidak benar. Tak mungkin aku... jatuh hati pada... rivalku sendiri,tak mungkin juga dia... menyukaiku.'lamunan Rinne terhenti ketika Saburo memanggilnya,"Ri-nee! Sadarlah!"
"Ah! Apa?"tanya Rinne sedikit terkejut,Saburo menatap Rinne penuh selidik,"Kenapa melamun?"tanyanya penasaran,Rinne hanya menggeleng sebagai balasan,"Ne ne onee-san,aku ingin tanya,"Saburo menatap Rinne dengan tatapan bertanya,"Kenapa akhir-akhir ini saat aku berdekatan dengan Riou-san,rasanya aku berdebar dan... kenapa jantungku berdetak lebih kencang ketika aku bersamanya dan... wajahku memerah ketika ia menggodaku. Lalu kenapa aku... tak sanggup berpisah dengannya walau sedetikpun?"
Rinne terkejut dengan pertanyaan Saburo,ia lalu tersenyum sebelum membatin,'Aku tak merasakan hal yang disebut bertepuk sebelah tangan ternyata.'ia menjawab pertanyaan Saburo hanya dengan beberapa kata,"Karena kau mencintainya dan kurasa ia juga merasakan hal yang sama denganmu."
Tamat
[A/N]
Jan lupa vomentRegards
Ark
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Riou x Saburo
FanficHanya pelarian jika Ikiteiru mengalami writer block:'v