"Saburo, besok Papa pergi dulu ya," kata Riou lembut sembari tersenyum hangat pada putra tunggalnya. Saburo mengangguk."Latihan lagi ya?"
"Tentu saja, di kapal selam." Riou menjawab sembari mencubit sebelah pipi putranya. Saburo manyun."Papa ih!" gerutunya sebal. Pria itu terkekeh pelan kemudian memeluk anaknya. Firasatnya tidak baik, tetapi ia wajib untuk tetap pergi.
-000-
Riou benar-benar pergi keesokan harinya, tanpa memerdulikan firasatnya sendidi, ia meminta putranya menjaga diri, kemudian mengecup dahi putranya dan pergi.
-000-
'Berita terkini, kapal selam dengan kode 402 milik angkatan laut Jepang menghilang di laut Okinawa dua jam yang lalu-'
Saburo sedang makan saat ia mendengar berita itu. Nafsu makannya seketika menghilang ketika ia menyadari kalau kapal yang disebutkan adalah kapal dimana ayahnya berada. Kare buatan ayahnya kini terasa hambar di mulutnya. Ia tidak ingin makan lagi.
"Papa-" ponsel diatas meja segera diraih, ia mencoba menelepon Ayahnya, tanpa memerdulikan fakta kalau kemungkinan tidak ada sinyal telepon dibawah laut. Tetapi Saburo tidak peduli, ia harus tahu kabar ayahnya dahulu.
Panggilan tetap tidak ada yang terjawab, Riou seolah menghilang begitu saja. Pikiran Saburo seketika menghitung berapa persen kemungkinan sang ayah akan selamat.
Tidak lebih dari satu persen, apalagi setelah tiga hari.
"Papa-"
Setiap hari, Saburo menyimak setiap berita yang ia dapatkan. Tidak ada yang bagus. Semakin buruk dari hari ke hari.
-000-
Riou menulis sesuatu di bukunya. Pria itu tersenyum tipis penuh kepedihan, ia tidak yakin ia dan teman-temannya akan selamat setelah mereka terjebak di dalam laut seperti ini. 700 meter? Bukan ide yang bagus untuk memaksakan diri untuk berenang.
Dadaku mulai terasa sesak, memang bahan makanan masih banyak, tetapi tidak dengan oksigen yang tersisa. Rasanya seperti aku akan gila jika berada disini lebih dari ini. Tetapi aku berharap semua orang segera menemukan kami dan menyelamatkan kami. Aku tidak terlalu peduli jika aku harus mati didalam sini, tapi putraku masih butuh aku. Ah.., aku berharap Saburo bisa menjaga dirinya, jujur saja, aku ingin berpesan agar ia memilih jalan hidupnya sendiri, bukan karena ingin mengikuti jejak orang tuanya. Mungkin aku akan menyimpan buku ini didalam kotak kedap air, semoga ada yang akan menemukannya.
Itulah tulisan Riou hari ini, ia menghela napasnya sebisa mungkin, rasanya seperti dicekik perlahan, dibunuh secara perlahan dan dengan lembut.
Dengan lemah, Riou memasukkan buku beserta penanya ke dalam kotak kedap air itu. Pria itu kemudian menguncinya dan meletakkannya di lantai, ia memejamkan matanya karena merasa mengantuk, tanpa tahu kalau ia akan tertidur selamanya setelah itu.
-000-
Ketukan pelan terdengar di pintu utama kediaman mereka, Saburo segera membukanya, berharap itu adalah ayahnya dan memang ayahnya.
"PAPA!! Aku kira Papa tidak selamat..." kata Saburo sembari memeluk erat ayahnya itu. Riou tersenyum tipis, wajah pucatnya seolah memberitahukan segalanya dengan cepat.
"Papa, hari ini aku buat kare untuk Papa." Saburo berkata lagi sembari membawa ayahnya masuk. "Ayo makan dulu!" ajaknya semangat, membuat Riou hanya mengangguk tipis.
Akhirnya mereka berdua makan dalam diam, sampai ketika Riou berhenti kemudian menatap lurus Saburo."Saburo, Papa minta maaf ya, kamu harus bisa jaga diri kamu sendiri mulai sekarang. Papa sayang kamu, lebih dari Papa sayang pekerjaan Papa." pria itu mengusap kepala Saburo lembut."Nikmati hidupmu, perbaiki kesalahanmu di masa lalu, dan yang paling penting, jadilah apapun yang kamu mau. Jangan ikuti kata orang, ikuti kata hati kecilmu." Saburo mengangguk, kemudian menatap Ayahnya."Papa, aku cuci piring dulu ya," katanya sembari beranjak ke dapur dengan hati berbunga.
Tepat ketika Saburo memunggunginya dan pergi ke dapur, Riou menghilang.
-000-
'Berita terkini, kapal selam dengan kode 402 yang menghilang di laut Okinawa sudah ditemukan, seluruh awaknya tewas, saat ini kami sedang menyelidiki penyebab hilangnya kontak dari kapal ini-'
Saburo baru saja menerima paket dari sahabat Riou yang tidak jadi ikut didalam latihan itu karena ada masalah ketika ia mendengar berita itu. Tatapannya mendadak kosong, anak itu segera membuka paket berisi kotak kedap air itu, kemudian membukanya dengan kunci yang menjadi hiasan kalungnya selama ini, ia kemudian membaca isi buku itu.
Dan menyadari kalau ayahnya benar-benar sayang padanya. Dan ayahnya sudah pergi. Begitu saja.
#prayfornanggala402
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Riou x Saburo
FanfictionHanya pelarian jika Ikiteiru mengalami writer block:'v