File 63:Witch craft

135 8 0
                                    

Hypnosismic AU!
Pairing: Riou Mason Busujima x Yamada Saburo
Witch!Riou x Witch!Saburo
Genre: Fantasy and others
Warn:OOC TYPO ALUR KECEPATAN

Sejak dahulu,semua orang tahu kalau ilmu hitam dan putih itu tak bisa menyatu,seperti mereka berdua ini.

Saburo mendecih ketika ia tanpa sengaja berhadapan dengan Riou di hutan kegelapan,tempat ia biasa mencari bahan untuk ramuannya,"Ch. Kenapa aku bisa bertemu denganmu disini sih?!"Riou menatapnya tajam, ia lalu berkata,"Aku juga tak suka bertemu dengan pendosa sepertimu."

Perkataan itu memantik emosi Saburo selaku penyihir jahat,"Heh,nggak usah sok suci deh! Apa-apaan sihirmu hanya bisa dipakai untuk mengobati orang?"Riou tersenyum miring,"Setidaknya sihirku itu tak akan melukai siapapun,tak sepertimu."

Saburo mendecih pelan,"Tch. Terserahlah! Saat ini aku sedang berbaik hati,pak tua. Lain kali aku yang akan langsung menghancurkanmu!"Riou tertawa meremehkan,"Aku tunggu saat-saat itu. Saat dimana kau akan bertekuk lutut dibawahku."Saburo diam,tak ingin bertengkar lebih lanjut dan memilih untuk lenyap meninggalkan Riou sendirian di hutan kegelapan itu.

"REQUIEM! DEATH METAL!"teriak Saburo sembari mengayunkan tongkat sihirnya,mengubah seorang manusia yang tersesat di hutan menjadi kerangkanya saja. Ia mengambil jantung yang masih berdetak itu,lalu menghancurkannya dengan tangan kosong,"Tch... pak tua sialan itu mengacaukan moodku."

"REQUIEM! ZOMBIE ALIVE!"ia menghidupkan kerangka itu,lalu menjadikannya anak buah barunya yang ke lima ratus. Ia membawa kerangka hidup itu ke rumahnya yang berada ditengah hutan,lalu menyimpannya dibawah tanah. Pagi hari pun tiba,wujud Saburo sama sekali tak berubah baik malam maupun siang. Wujudnya adalah remaja berumur enam belas tahun yang berwajah manis tanpa dosa.

"Anu... Saburo-sama... tolonglah aku."pinta seorang gadis sembari mengatupkan kedua tangannya,"Kedua orang tuaku sakit keras dan akan mati sebentar lagi,dan sialnya tak ada satupun penyihir baik hati yang mau menolongku hanya karena aku sangatlah miskin."Saburo yang masih sibuk mengaduk sesuatu di kuali besarnya hanya tertawa,"Memang aku tak akan meminta uang sebagai bayaranku,"ia berkata sembari memasukkan ramuan barunya ke sebuah toples,"Tapi aku minta jiwa manismu sebagai gantinya. Apa kau berani?"gadis itu langsung mengangguk tanpa banyak pertimbangan,"Ya! Ya! Aku mau! Aku akan membayarnya dengan jiwaku kelak. Terima kasih banyak,Saburo-sama!"Saburo tersenyum tipis,ia lalu menyerahkan sebuah botol yang baru ia isi tadi,"Ini,kau berikan saja ini pada kedua orang tuamu,ada darahmu didalamnya jadi..."

"Apapun itu,terima kasih banyak!!"

Gadis itu membungkukkan badannya berulang kali,berterima kasih atas kemurahan hati Saburo,walau ia tahu kelak ia akan menjadi budak anak itu. Saburo hanya tersenyum tipis,dalam batinnya ini semua akan menarik. Setelah kepergian gadis bertudung merah itu,Saburo tertawa keras dalam gubuknya,senang karena akan mendapat budak baru.

Riou yang kebetulan saja berpapasan dengan gadis tadi,tanpa sengaja mencium aroma musuhnya dalam botol yang dibawa wanita itu. Ia mencoba mengabaikannya dan segera pergi ke gubuk Saburo. Ia mengetuk,atau menggedor pintu itu dengan ganasnya,"SABURO!! SABURO!! AKU TAHU KAU ADA DIDALAM! BUKA PINTUNYA!!"

Saburo mendecih ketika mendengar suara Riou,namun karena ia adalah penyihir yang tak pernah mengabaikan satu ketukanpun di pintunya,mau tak mau ia membuka pintu itu dan menatap Riou tajam,"Ada apa?"Riou langsung mencengkram kerahnya,"Apa maksudmu menjadikan gadis belia menjadi budakmu,hah?!"

Saburo tertawa kecil,ia tahu yang dimaksud adalah gadis yang datang tadi. Ia mencengkram tangan Riou dengan keras,"Lepaskan dulu aku, bodoh!!"decihan kasar keluar dari bibir Riou,ia akhirnya menurunkan Saburo,"Itu bukan permintaanku kok,"sangkal Saburo,"Aku sudah memberitahu apa syaratnya,tapi gadis itu langsung setuju saja padaku untuk memberikan jiwanya. Lagipula ini kan kesalahan kalian! Kenapa kalian menolaknya,coba?"

Riou mengerinyit,"Menolak apa?"ia bertanya,"Kalian menolak gadis itu hanya karena ia tak memiliki uang, kan? Aku hanya menolongnya,dia bahkan rela menjual jiwanya padaku hanya untuk kedua orang tuanya."

"Ah,"Saburo kembali berkata,"Aku iri dengan gadis itu."

Riou terdiam lagi,untuk apa seorang penyihir sepertinya iri dengan kehidupan seorang gadis yang ia tolong tadi? Itu kata batin Riou.

"Dia masih punya kedua orang tua dan aku tidak!"tawa Saburo pecah ketika mengatakannya,namun Riou tahu tawa itu bukanlah tawa sinis seperti yang biasa dikeluarkan Saburo ketika ia tak sengaja bertemu dengannya,melainkan tawa yang menyiratkan kepahitan.

Dia tahu,kedua orang tua Saburo terbunuh ditangannya sendiri dan membuat tekad Saburo menjadi penyihir jahat menjadi kenyataan. Walau sampai sekarang Saburo tak tahu siapa pelaku pembunuhan itu.

Dalam hati Riou sedikit bersedih,'Kalau saja aku tak membunuh kedua orang tuanya,dia pasti tak akan seperti ini.'batin pemuda itu.

Riou segera menghilang ketika tawa Saburo semakin keras,ia tak sanggup mendengar tawa pahit itu. Ini adalah kesalahannya,maka dari itu sekalipun sihirnya dapat membunuh,ia sudah bersumpah tak akan membunuh siapapun lagi.

Karena,kalau bukan karenanya,seorang anak berhati bersih tak akan terjun ke gelapnya dunia sihir hitam,gelapnya dunia sihir.

Setelah kepergian Riou,tawa Saburo masuh tetap terdengar menggaung di gubuknya,namun tawa itu beriringan dengan air mata yang terus mengucur deras,menangisi kepergian kedua orang tuanya.

Yamada Ichiro dan Yamada Jiro.

Kedua nama itu membuatnya terjebak dalam nostalgia,dimana dahulu keluarganya adalah keluarga bahagia,bukan penyihir melainkan manusia biasa. Terjebak dalam suatu fitnah yang berakhir menbunuh kedua orang tuanya dan menggelapkan hatinya.

Menjadikannya seperti sekarang.

Saburo menyerigai,sebenarnya ia tak tahu inti dari permusuhan panjang kaum penyihir hitam dan kaum penyihir putih. Ia menatap deret toples yang terlihat kosong bagian dalamnya,namun ia tahu apa isi toples itu,

Semua jiwa yang ia dapatkan berada didalam sana.

Satu botol untuk satu jiwa.

Saburo mengambil sebuah botol yang bertuliskan nama Arisugawa Dice. Ia membuka botol itu dan membebaskan roh penjudi sial itu,ia ingat bagaimana Dice menjual jiwa kepadanya hanya untuk uang yang berlimpah. Roh penjudi sial itu secara perlahan terbentuk,menjadi seorang manusia utuh. Namun,saat ia sedang melakukan sesuatu dengan Dice,Riou tiba-tiba saja menggebrak pintu rumahnya,"Hei Saburo!"

Saburo menoleh,menatap pria itu tajam,"Apa?"ia bertanya ketus. Riou terengah sesaat,"Tolong aku."

"Tch... tolong apa?"

"Itu... ada iblis mengamuk di desa. Tak ada yang dapat menghentikannya."kata Riou pelan, Saburo tertawa girang,"Siapa ya, yang kemarin bersumpah membuatku bertekuk lutut? Kok kini justru kau yang bertekuk lutut?"Riou menggeram pelan,"Bisakah kau tak usah membicarakan itu sekarang dan bantu saja aku?"

"Ya ya ya... aku akan menolongmu karena aku sedang berbaik hati,tapi ingat,ini tak gratis. Dua puluh jiwa manusia sebagai bayaran aku rasa cukup dari seribu jiwa."sahut Saburo lalu tersenyum tipis,"Ya sudah ayo."

Riou diam-diam mengerti,mereka tak selamanya bisa bermusuhan seperti ini. Tanpa ada hitam,tak akan ada putih. Tanpa ada hitam maupun putih,tak akan ada abu-abu.

Mereka berdua segera pergi ke desa dimana Minotaur raksasa sedang mengamuk dan mengacaukan desa. Dengan pertarungan sengit,Saburo akhirnya berhasil mengalahkan Minotaur itu dan menyelamatkan desa.

Setelah Saburo mengambil bayarannya, tiba-tiba saja Riou berkata,"Ayo berdamai."

Tamat

[A/N]
Jan lupa voment

Regards
Ark Akifuyu

Oneshoot Riou x SaburoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang