Chapter 3602 - Bermainlah Catur denganku

4 3 4
                                    

Shinobu tentunya masih belum bisa memenangkan dirinya itu dalam jantungnya yang masih berdetak sangat cepat.

Entah kenapa kehidupan baru ini terasa begitu berbeda dengan kehidupan sebelumnya, semuanya terkesan seperti ada yang menekan tidak tahu dimana posisinya itu.

Dia juga tidak tahu harus memulai darimana percakapan yang ingin ia bicara dengan Morgan yang ada tepat di hadapannya itu.

Morgan menyadari bahwa Shinobu kembali dari sebuah perjuangan yang luar biasa, dan dia ingin tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi.

"Jadi, Shinobu Koneko..." Morgan yang baru saja membereskan catur itu kembali ke posisi pionnya masing-masing memulai kembali pembiakan.

"Kau pastinya lelah setelah melewati semua itu maka ini adalah tempat istirahat yang cocok untukmu sendiri." Morgan menyiapkan dua gelas dimana minuman keras dituangkan ke dalam gelas mereka, menciptakan suasana santai yang sempurna untuk berbicara.

"Kau minum?"

"Koneko ingin coba." Shinobu mulai mengambil gelas berisi minuman keras itu lalu meminumnya dengan sekali tegukan.

"Bukan seperti itu caranya, kau harus menikmatinya pelan-pelan selagi berbicara."

"Rasanya enak loh." Shinobu memberikan kembali gelas itu pada Morgan yang mulai mengisinya ulang.

"Jadi, Shinobu, bagaimana perjalananmu ke Limbo dan akhirat?" tanya Morgan dengan mata yang terlihat dingin seperti biasanya. Dia tahu bahwa Shinobu pasti telah mengalami pengalaman luar biasa.

Shinobu memandang ke bawah sejenak, merenungkan pertanyaan itu, lalu akhirnya dia mengangkat kepalanya dan mulai menceritakan kisahnya.

"Perjalanan itu benar-benar luar biasa, Morgan. Aku memasuki Limbo dengan tujuan untuk menemukan kebenaran tentang The Mind, dan selama di sana, aku bertemu dengan banyak entitas yang benar-benar kuat dan tak terduga."

"Mereka memiliki pemikiran dan ambisi mereka sendiri, dan aku harus berhadapan dengan ujian-ujian yang sulit."

Shinobu menjelaskan tentang perjuangannya melawan berbagai entitas di Limbo, beberapa yang menjadi sekutunya, dan yang lainnya yang mencoba menghalanginya.

Dia bercerita tentang pengalaman ketika dia hampir terjebak dalam dunia mimpi buruk yang diciptakan oleh The Mind, dan bagaimana dia akhirnya keluar dari situ dengan bantuan semua orang.

"Saat aku di Limbo, aku juga mulai memahami sejauh mana kekuatan The Mind, dan mengapa entitas itu sangat berbahaya"

"Itu adalah kekuatan yang selama ini memang memiliki pemikirannya sendiri hingga disebut sebagai entitas, dan dia memiliki niat yang tidak dapat diprediksi."

Morgan mendengarkan dengan penuh perhatian, tahu bahwa Shinobu belum selesai menceritakan semuanya.

"Kemudian, aku masuk ke akhirat," lanjut Shinobu.

"Dan apa yang aku temukan di sana... itu sungguh luar biasa. Ternyata ada begitu banyak kisah dan sejarah yang terkandung dalam akhirat, dengan orang-orang yang memiliki tujuan dan perjuangan mereka sendiri."

"Aku bertemu dengan seseorang yang bekerja denganmu bernama Kirasaki, dan mereka memberiku pemahaman yang lebih dalam tentang The Mind dan juga sejarah mengenai Zangges."

Morgan mengangguk, tertarik dengan semua informasi yang diberikan Shinobu. "Dan kebenaran tentang The Mind? Apakah kamu menemukannya?"

Shinobu menghela nafas dalam-dalam. "The Mind adalah entitas yang sangat kompleks."

"Aku memahami sejauh mana kekuatannya, tetapi aku masih harus belajar lebih banyak. Itu adalah tugas yang belum selesai."

Morgan menarik napas dalam-dalam. "Kau telah melakukan perjalanan yang luar biasa, Shinobu Koneko. Sangat sedikit orang yang akan mampu melakukannya."

"Dan sekarang, apakah kau merasa puas dengan apa yang kau temukan?"

Shinobu mengerutkan dahinya serius. "Aku merasa puas dengan apa yang telah dipelajari selama berat dalam akhirat, tetapi ada banyak yang harus aku lakukan."

"Aku tahu sekarang bahwa perjuangan melawan The Mind dan mengungkap kebenarannya adalah misi yang harus aku selesaikan."

Mereka berdua berbicara lebih lanjut tentang petualangan Shinobu, tentang teman-teman dan musuh-musuh yang telah dia temui, dan tentang bagaimana semuanya telah mengubah pandangannya tentang kehidupan.

Morgan mendengarkan dengan penuh perhatian, dan dia merasa bangga padanya yang telah melakukan perjalanan luar biasa ini.

Ketika malam berlanjut, mereka terus berbicara dan minum bersama, merenungkan semua yang telah mereka lalui.

Bagi mereka, waktu itu merupakan saat yang sangat berarti, di mana hubungan mereka semakin diperkuat oleh pengalaman dan pengertian yang lebih dalam.

Meskipun banyak pertanyaan masih harus dijawab, mereka tahu bahwa mereka akan menghadapinya bersama.

Shinobu sekarang memiliki pandangan yang jauh lebih berbeda terhadap Morgan karena dia sudah tahu jelas niatnya itu.

Walaupun Shinobu sudah sering digunakan oleh Morgan sebagai alat yang dapat mencapai berbagai tujuan.

Shinobu sudah menerima kenyataan bahwa dia memang sudah seharusnya digunakan demi keuntungan satu sama lain dimulai dari orang tuanya sampai The Mind sendiri.

Semakin lama dia semakin menerima sendiri karena ia sudah tahu siapa dia sebenarnya sampai dirinya tak memiliki rasa segan apapun berbicara dengan santai seperti itu bersama Morgan.

Morgan juga sudah tidak perlu menggunakan Shinobu lagi karena semuanya telah diselesaikan, ia hanya perlu mendengar apa yang harus dia katakan.

"Aku tidak tahu harus dimulai darimana, banyak sekali informasi yang harus aku sampaikan padamu."

"Pelan-pelan saja, masih ada banyak waktu untukmu." Morgan menunjuk pion putih itu kepadanya.

"Bercerita lah selagi bermain catur denganku."

"Rokok yang aku miliki juga masih banyak sampai aku siap mendengarkan apa yang ingin kau sampaikan." Morgan menghisap rokoknya itu lalu mengelilingi asapnya dalam mulutnya itu.

Shinobu mengangguk, ketika dia ingin memulai gerakan yang pertama Morgan langsung mengatakan sesuatu, "Mungkin ini adalah permainan terakhir kita."

Permainan terakhir yang dia maksud terdengar cukup membingungkan sampai Shinobu tidak berniat untuk membicarakannya lebih lanjut.

Penglihatan Shinobu juga berfokus kepada jumlah rokok yang dimiliki oleh Morgan hanya tersisa lima saja, "Jadi begini, Morgan..."

Shinobu sudah memulai gerakan pertamanya dengan memajukan pion biasanya, "Aku sudah bertemu dengan Ayahmu itu hingga menerima semua ingatannya berkat The Syndrome yang diidap olehnya."

"Mengejutkannya juga dia bisa menggunakan The Mind karena tingkat lanjut dari The Syndrome itu sendiri yang sudah ia kuasai tanpa masalah sedikitpun."

"Ketika menerima ingatannya itu, aku tahu bahwa ambisi yang selama ini dikejar oleh Murphy hanyalah untuk membuktikan bahwa Zangges bukanlah sesosok yang maha kuasa."

"Dia sampai menggunakan segala cara di dalam kehidupan dengan memanfaatkan The Syndrome pertama yang dimiliki oleh Graham."

"Tentunya dia juga menggunakan Gideon demi bisa mendekatkan dirinya pada kebenaran The Syndrome yang merupakan masalah milik Zangges."

"Masalah yang seharusnya diselesaikan oleh Zangges itu sendiri tanpa harus menyerahkannya pada siapapun termasuk dengan ciptaannya sendiri."

"Tetapi, kita akan membicarakan tentang Zangges nanti karena topik utamanya sekarang adalah Ayahmu itu."

Morgan mengangguk selagi menatap pion kuda yang mulai ia gerakkan untuk memakan pion biasa milik Shinobu, "Dia dikenal dengan nama The Illuminati dulunya."

"Sebutan Manusia yang ingin membuktikan tentang kekuasaan sang maha kuasa itu besar atau tidak."

"Dan tentunya dia sudah membuat banyak musuh sejak saat itu karena menggunakan semua Manusia sebagai pembuktian baginya untuk memancing Zangges bertindak." Jawab Morgan.

"Kau benar. Itulah kenapa dia tak pernah mempertanggungjawabkan apapun lagi setelah menjatuhkan The Syndrome kepada Manusia yaitu Graham."

Yuusuatouri: UnwrittenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang