Gemuruh peperangan memekakkan telinga di sekeliling Zahar. Dunia takdir dan Underworld bergetar, mencerminkan kekacauan yang terjadi di dalam dirinya.
Dengan langkah-langkah yang terhenti, dia berdiri di hadapan Mirozion, ekspresi wajahnya penuh dengan kekecewaan dan amarah yang telah lama terpendam.
"Mirozion, kita telah memisahkan dunia takdir ini menjadi dua, tapi pertarungan ini tak pernah selesai, bukankah kau merasa lelah?" ujar Zahar dengan nada yang sarat amarah.
Mirozion menjawab dengan tenang, "Ini adalah pertempuran yang kau inginkan, Zahar. Kau selalu memegang takdir dengan tangan besarmu sendiri."
Namun, Zahar tidak menerima penjelasan itu. Mata gelapnya berkilat, mencerminkan kemarahan yang menyala di dalamnya.
"Kau selalu menciptakan semuanya dengan cara yang tak terduga, membuat kehidupan ini menjadi labirin tak berujung!"
"Kau pikir itu adalah kebebasan? Itu adalah kekacauan!"
Mirozion tersenyum ringan, tetapi senyum itu terasa sebagai ejekan bagi Zahar yang semakin terbakar amarahnya. "Kau tahu, Zahar, kebebasan untuk mengubah takdir adalah anugerah."
"Kita harus memberikan makhluk hidup kebebasan untuk menentukan nasib mereka sendiri."
Zahar mengepalkan tangannya dengan kuat, dan tanah di sekitarnya bergemuruh. "Anugerah? Kau menyebutnya anugerah?"
"Semua ini hanyalah pengecutan. Kau takut dengan ketentuan, Mirozion! Kau takut pada sesuatu yang tak bisa kau kontrol!"
Mirozion tetap tenang, menghadapi amarah saudaranya itu. "Bukankah takdir yang mutlak adalah pengecutan sejati?"
"Kau ingin semua terukir dengan sempurna, tetapi kau lupa bahwa keindahan terkadang muncul dari ketidakpastian."
Zahar tertawa sinis. "Keindahan dari ketidakpastian? Kau terlalu naif, Mirozion. Alam semesta ini butuh struktur, butuh ketertiban! Takdir mutlak adalah keadilan sejati."
"Apa yang kau sebut keadilan adalah penjara bagi kehidupan, Zahar."
"Kita harus memberikan mereka peluang untuk tumbuh dan berkembang, bahkan jika itu berarti ketidakpastian."
"Kau mengerti, Mirozion? Kau tidak akan pernah mengerti." Zahar memunculkan tongkat takdirnya itu sampai Mirozion langsung mempersiapkan diri seketika.
Zahar menghentikan tongkat takdirnya ke tanah, menciptakan gelombang energi yang melibatkan mereka berdua. "Takdir mutlak akan mengatasi segalanya. Kita tidak bisa terus hidup dalam kekacauan yang kau ciptakan."
Mirozion tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Kau mungkin tidak melihatnya sekarang, Zahar, tapi kebebasan untuk membentuk takdir adalah kekuatan yang indah. Dan keindahan itu layak diperjuangkan."
Namun, Zahar hanya mendengus dan melanjutkan perlawanannya, memancarkan keputusasaan dan amarah yang teramat dalam.
Pertarungan mereka, tidak hanya untuk kendali atas alam semesta, tetapi juga untuk prinsip-prinsip yang mereka pegang, terus berlanjut dalam gemuruh peperangan yang menyelimuti seluruh alam semesta.
Tongkat itu langsung melayang ke atas langit dimana Mirozion mencoba untuk menyerangnya hingga ia dikejutkan dengan kemunculan Zahar di hadapannya untuk menendang kepalanya.
Takdir yang diciptakan oleh tongkat tersebut bisa dibilang sangat mutlak sampai Mirozion tahu bahwa itu merupakan kartu as yang selama ini disimpan olehnya.
Zahar dan Mirozion mulai melakukan beberapa serangan yang saling bertukaran hingga mengenai wajahnya masing-masing.
Ditambah lagi Mirozion mulai melepaskan pukulan Quantum yang terbentuk dari struktur batu takdir pada tinjunya itu hingga menghantam wajah Zahar sampai mementalkan dirinya ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...