Intensitas pertarungan telah membuat suasana menjadi tegang di arena. Ketika Shinichi dan Ako saling berhadapan, kekuatan yang mereka pancarkan terasa begitu menghentak, seolah-olah menggetarkan udara di sekitar mereka.
Sorot mata Ako yang penuh determinasi dan keinginan untuk tumbuh membuat Shinichi merasakan tekanan yang luar biasa.
Namun, di tengah ketegangan itu, sesuatu yang tak terduga terjadi. Seolah-olah energi yang kuat dari Ako menciptakan gelombang tekanan yang langsung mengenai Shinichi, tubuhnya mulai terasa lemah dan keringat dingin membanjiri wajahnya.
Meskipun Shinichi memiliki kekuatan luar biasa dari Heaven, tekanan dan intimidasi yang datang dari Ako seakan mengakibatkan reaksi fisik yang tak terduga.
"A-Apa...?" Shinichi menatap kedua lengannya itu sampai ia menerima getaran yang begitu intens hingga ia tahu bahwa hal seperti itu berasal dari kekuatan Eldritch miliknya.
Ditambah lagi Shinichi sampai merasakan tekanan pada tubuhnya itu yang menyebabkan dirinya harus berlutut selagi mengumpulkan nafasnya.
Nafas berat mulai dilepaskan olehnya sampai Shinichi mulai mengerutkan dahinya itu hanya untuk menatap ke depan sampai melihat siluet Eldritch yang besar di belakangnya.
Sudut pandang Shinichi juga terus berubah-ubah seolah dia kembali ke dunia Touregniration ketika diserang oleh The True Abomination alias Ako dengan wujud Eldritch terkuat saat itu.
Perasaannya bisa dibilang sama, hanya saja yang membedakan adalah tingkat puncaknya yang membuat Shinichi tidak bisa meremehkan sedikitpun kekuatannya.
Shinichi melakukan beberapa kedipan hanya untuk memastikan bahwa dirinya dapat terlepas dari intimidasi bagaikan hipnotis untuknya itu.
Ako langsung memunculkan tentakel yang sangat besar di punggungnya itu hingga menciptakan kepala yang baru sampai mengagetkan Shinichi hingga membangunkan dirinya di atas lantai karena reflek dan instingnya.
Ako, yang menyadari dampak dari kehadirannya, langsung menghentikan tekanannya. "Maaf, Shinichi. Aku tidak bermaksud membuatmu merasa seperti itu."
Shinichi, dengan napas yang terengah-engah, mencoba tersenyum untuk meredakan ketegangan. "Tidak apa-apa, Ako. Itu hanya reaksi tubuhku yang agak berlebihan. Kekuatanmu memang luar biasa."
"Mungkin karena aku masih lelah. Tidak, jangan anggap itu sebagai alasan pokoknya."
"Walaupun aku lelah, aku ingin menyaksikan secara langsung kekuatan Eldritch yang sudah kau asah itu!" Shinichi mengatakannya selagi menyentuh kepalanya.
"A-Ada apa ini... kenapa The Mind milikku mendadak tak berfungsi untuk membacanya seperti buku."
"Tekanan dan intimidasi wilayah ini terasa persis yang dilakukan oleh Koizumi pada saat aku melihat jutaan kemungkinan itu." Batinnya.
Konomi memberikan tatapan tajam pada Shinichi, "Shinichi, apakah kau baik-baik saja?"
Shinichi mengangguk, mencoba untuk pulih dari efek tekanan yang tadi. "Iya, Konomi. Ini hanya sedikit kejutan. Aku baik-baik saja."
Mereka kemudian kembali ke tengah arena, namun suasana telah berubah. Intimidasi dari Ako membuat Shinichi lebih waspada, dan Ako sendiri merasa perlu untuk menyesuaikan kekuatannya agar lebih terkendali.
Pertarungan berlanjut, tetapi kali ini Shinichi lebih berhati-hati dalam menanggapi serangan Ako. Ia mencoba untuk mengatasi dampak tekanan yang dirasakannya sebelumnya, sambil tetap mempertahankan kehadiran dan ketajamannya dalam pertarungan.
Ako, melihat reaksi Shinichi, merasa bertanggung jawab untuk membuat pertarungan lebih seimbang. Ia fokus pada kontrol kekuatannya, sehingga tekanan yang dirasakan oleh Shinichi tidak lagi begitu menghancurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...