Zahar memandang Zenzaku dengan ekspresi tidak setuju. “Kau benar-benar merasa senang melihat kekacauan ini, bukan?”
“Apa artinya kehidupan baru yang kau sebut sebagai Utopia milikmu ini jika hanya diwarnai oleh konflik dan kehancuran?”
Zahar masih belum mengerti apa yang sebenarnya direncanakan oleh Zenzaku karena selama ini ketika Gideon bersama orang yang berpotensi untuk mengancam dunianya itu kabur.
Mereka tidak diurus secara instan dengan cara apapun itu karena Zenzaku masih memegang satu prinsip bahwa semuanya akan diatasi oleh sesuatu dengan cara yang begitu alami.
Zenzaku sudah mengatakannya beberapa kali kepada anaknya Zangetsu bahwa ia bersedia untuk menghabisi penghuni yang berasal dari kehidupan sebelumnya.
Tetapi, Zenzaku tak menyetujuinya karena ia ingin semua itu bisa hancur dengan sendirinya karena suatu paksaan.
Kali ini Zenzaku juga harus memberitahu Zahar yang pernah berdiskusi dengannya tentang pembahasan takdir yang akan terlaksana pada akhir nanti.
“Aku sudah memberitahu putraku, dan dia membutuhkan banyak sekali waktu serta pengulangan terhadap penjelasan itu.”
“Apakah kau juga ingin membagikan kebodohan dan pemikiran labil yang saja dengannya Zahar...?”
“Bahkan setelah menerima kekuasaan penuh untuk memegang kendali Utopia milikku serta menjadikan takdir sebagai aspek fundamental paling tertinggi melebihi Authority dan narasi cerita.”
Zahar menundukkan kepalanya itu sebagai reflek atas kekhawatiran dan ketakutannya sendiri karena ia tak ingin Zenzaku tiba-tiba mencabut kekuasaan yang dia miliki selama ini.
“Maaf karena harus bertanya lagi dan lagi, Zenzaku. Tetapi seharusnya kau bisa melihat apa yang ada di hadapanmu.”
“Shinichi sudah memiliki tujuan yang begitu objektif untuk membantu Ako mengaktifkan potensi penuh dari Eldritch sedangkan untuk Shinobu Koneko...”
“...dia sedang mencari kebenaran dari Morzo, Graham, dan juga Gideon. Jika dia mengetahui semua itu maka segala yang kita ketahui saat ini akan binasa!”
“Termasuk dengan dirimu yang merupakan target paling utama bagi Shinobu Koneko itu sendiri.”
Zenzaku tertawa pelan, “Zahar, kau ini selalu saja bersikap terlalu sentimental.”
“Kehidupan baru ini, meskipun tercipta dari kepunahan, tetap memerlukan dinamika.”
“Takdir telah menciptakan keseimbangan, dan kau sebagai pencipta takdir harus menghormatinya.”
“Tentunya aku yang memegang kekuasaan penuh atas maha segalanya akan selalu menghormati apa yang akan terjadi.”
“Lagi pula aku dapat dengan bebas menggunakan kekuasaanku ini semuanya, tetapi aku sadar bahwa sesuatu bisa saja merenggut itu dariku.”
Zahar bersikeras, “Aku tidak ingin melihat kejadian yang sama seperti sebelumnya. Kehidupan ini harus diarahkan menuju kedamaian, bukan kehancuran.”
Zenzaku mengangkat bahunya, “Kedamaian adalah ilusi. Dan takdir, Zahar, tidak bisa dihindari.”
“Bahkan usahamu untuk mempertahankan kedamaian mungkin saja menjadi takdir baru yang akan menimpa mereka.”
Zahar merenung sejenak, “Apa sebenarnya tujuanmu, Zenzaku?”
“Apakah kau hanya ingin melihat bagaimana mereka berjuang melawan takdir, atau ada sesuatu yang lebih dalam?”
Zenzaku tersenyum misterius, “Tujuan diriku adalah melihat perjalanan takdir yang tak terduga.”
“Ketika kita menciptakan kehidupan, kita memberikan mereka kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri. Seberapa jauh mereka dapat melangkah, itu adalah bagian dari pertunjukan yang menarik.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...