Shinichi memegang erat buku itu yang berisi banyak sekali tulisan yang tak memiliki jumlah apapun, ketika seseorang mencoba untuk membukanya maka mereka akan disambut oleh banyak sekali halaman.
Halaman yang berisi tentang berbagai macam narasi serta penggambarannya cerita mengenai Shira yang tersiksa berdasarkan alir kematiannya sendiri yang ia percayai.
Seseorang takkan pernah bisa tamat dalam membaca buku itu karena halamannya yang berjumlah tak terhingga karena akan terus muncul lagi dan lagi.
"Pada akhirnya, hasil itu tidak akan pernah bisa berubah sedikitpun." Shinichi mengepal tinju kanannya sampai buku itu berubah menjadi partikel emas.
Namun, Shinichi dikejutkan dengan tepukan tangan yang ia dengar di belakangnya itu sampai dia dapat melihat dengan sangat jelas bahwa Shira masih hidup.
"Sepertinya kau sudah menghabiskan setengah dari kekuatan itu pada salah satu Avatar yang aku lepaskan."
"Sejujurnya itu cukup menyedihkan."
"Sekarang aku tahu segala rencana yang akan kau gunakan setelahnya."
"Apakah kau suka dengan dunia yang ikut aku bangun ini bersama dengan Zenzaku, Shinichi?" Tanya Shira yang mulai berbaring di atas langit.
"Membangun ulang dunia!?"
"Bukannya itu terdengar sangat egois ketika mengetahui dirimu tidak ingin semuanya berakhir..."
"Masih dengan pola pikiran yang tak berpendidikan sama sekali."
"Semua awal akan selalu memiliki akhir! Kau tidak bisa berpikir bahwa semuanya akan menetap untuk selama-lamanya!"" Seru Shinichi yang sedang memasang tatapan jijik.
"Kau menyebut dirimu sebagai kakek moyangku!? Itu sangat menjijikkan melihat dirimu seperti ini---"
Shinichi menghindari serangan Shira lalu ia melancarkan satu pukulan ke depan yang berhasil ditahan olehnya sampai ia terdorong ke belakang.
"Ya... kau melonjak. Kau melonjak lagi dan lagi karena tidak ingin menerima kenyataannya."
"Kenyataan yang memuncak lebih tinggi dibandingkan idealisme bodohmu itu."
"Aku tidak berniat untuk melakukan perdebatan dengan dirimu."
"Semua ini takkan pernah bisa mengubah apapun ketika mengetahui dirimu adalah putranya."
"Tak ada gunanya aku berdebat dengan kau."
Shinichi merapatkan giginya kesal, "Justru itu adalah kata-kataku... tak ada gunanya berdebat lagi dengan kepala batu sepertimu."
"Aku dan Ibunda memiliki pemikiran yang berbeda tetapi aku tetap berada di jalan beliau dengan caraku sendiri."
"Ibunda bilang untuk menjadi seseorang yang berbeda dan lebih baik, untuk apa aku harus mengikuti beliau dengan menepati segala hal yang dia miliki?"
"Inilah yang dinamakan sebagai kemajuan! Kemajuan atas kenyataan yang seharusnya kau terima!" Seru Shinichi selagi mengepalkan tinju kanannya.
"Faktanya aku melihat banyak sekali potensi darimu tetapi kau memutuskan untuk berada di jalannya." Ucap Shira selagi memasang ekspresi kecewa.
"APA!?" Shinichi memperbesar suaranya.
"Hanya karena aku mengikuti apa yang Ibunda inginkan!?"
"Beliau sendiri bilang padaku untuk memilih jalan apa yang sebenarnya aku anggap sebagai kebenaran."
"Dan tentunya ini adalah kebenaran! Yang membedakan diriku dengan beliau adalah aku memperbudak mereka yang memiliki banyak sekali dosa dan juga riwayat keburukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...