Shinichi langsung menghindari semua serangan jarak jauh Shira yang terus mengikuti dirinya sampai kena tetapi ia memutuskan untuk tetap melakukan ofensif yang besar.
Ofensif itu berupa gerakan dimana ia melesat ke arah Shira secepat mungkin dimana kedua tinjunya berhasil menabrak dadanya itu.
Shira dikejutkan dengan kedatangan Shinichi yang sedang menunjuk dirinya dengan pelepasan cahaya yang langsung membentuk banyak sekali paku.
Semua paku itu langsung menusuk tubuh Shira dimana ia menerima Santet secara keseluruhan hingga mendadak tidak bisa bergerak.
Shinichi melangkah ke depan lalu ia mengepalkan tinju kanannya yang memunculkan cahaya.
Cahaya itu langsung membentuk seekor naga yang membentuk Bahamut, satu tinju yang ia lepaskan pada dagu Shira langsung memanggil naga emas Bahamut yang menabrak tubuhnya sampai ke atas.
Naga itu langsung membawa Shira menuju daratan emas yang tercipta oleh Shinichi, dengan cepat ia memunculkan banyak sekali paku emas yang begitu besar dengan kandungan Santet di dalamnya.
"Gawat..." Zenzaku mulai menggigit kukunya karena tidak bisa diam saja melihat pion terkuatnya dikalahkan semudah itu oleh Shinichi yang masih memegang dominasi terhadap pertarungan itu.
Ternyata memang benar bahwa Shira dalam kondisi itu walaupun sudah diberi banyak sekali waktu berlatih dalam kehidupan baru masih belum cukup untuk melawan Shinichi yang tak serius sama sekali.
"...jika seperti ini dia hanya akan dipermalukan oleh dirinya."
Shinichi menarik leher Shira lalu ia melancarkan satu tendangan pada dagunya lalu dilanjutkan dengan tendangan lainnya sampai memecahkan tengkorak di dalam kepalanya.
Satu sentuhan ia lepaskan pada perut Shira hingga melepaskan gelombang cahaya yang mendorong dirinya ke belakang, "Aku tidak keberatan melihat dirimu bertambah semakin mengecewakan."
"Aku membaca dirimu seperti buku."
"Telingaku sangat tajam, cukup untuk mendengar komunikasi telepatimu dengan seseorang yang mengaku dirinya sebagai sesosok maha kuasa."
Zenzaku tersenyum serius ketika mendengarnya, "Kau memang senaif dirinya ketika masih kecil ya?"
"Oh ya? Sebagai seseorang yang sudah menjadi representasi atas segala kehidupan."
"Aku mengetahui alurnya akan membawa kita ke titik mana."
"Lagi pula aku sengaja melakukannya agar bisa melihat seberapa mengecewakannya sesosok pengecut yang disebut sebagai Kakek moyangku."
Shira mengangkat tangan kanannya ke atas dimana ia memunculkan seekor elang emas yang menyerang Shinichi dari bawah.
Tetapi Shinichi berhasil menahan paruhnya itu dengan aura yang membentuk naga pada tinju kanannya itu.
Aura yang berbentuk naga itu langsung melepaskan semburan ke arah Shira dimana ia mulai menggabungkan kedua gumpalan cahaya itu melepaskan gelombang emas ke depan.
Shinichi mengerutkan dahinya ketika melihat Shira mengangkat tangannya dimana gelombang emas itu berhasil melewati semburan naganya.
Dengan cepat Shinichi langsung menarik nafas sekuat tenaga sampai gelombang itu terisap ke dalam mulutnya untuk ditelan sampai menerima kekuatan tambahan.
Shira muncul di hadapan Shinichi lalu ia menghantam perutnya dengan satu pusaran cahaya yang mementalkan dirinya ke belakang.
Pusaran cahaya itu langsung terisap ke dalam sisik naga yang ia munculkan pada kulitnya itu, "Tadi itu serangan yang cukup baik dan tak buruk sama sekali, Shira."
"Mungkin waktu bermain sudah habis." Shinichi langsung memejamkan kedua matanya.
Tubuhnya melepaskan ledakan cahaya yang begitu dahsyat yang mampu untuk membutakan pandangan Shira sementara.
"Golden Mythologia!" Shinichi mengepalkan tinju kanannya sampai menghancurkan sebuah bongkahan emas yang memisahkan kekuatan cahayanya itu.
Shira mengerutkan dahinya dimana ia bisa melihat sebuah jubah yang tembus pandang karena terbentuk dari cahaya.
"Kekuatan cahayamu sudah melenceng dari yang dinamakan sebagai sumber cahaya itu sendiri."
"Harapan."
"Aku memegang semua harapan dan tekad bangsa Mythologia yang sudah lama punah karena suatu insiden."
"Cahaya ini adalah sebuah simbol bahwa aku telah menyinari segala dunia dengan harapan mereka yang takkan pernah mati."
"Walaupun aku adalah putra dari seorang Legenda, tetapi aku juga takkan pernah melupakan setengah dari darahku yang merupakan Mythologia."
"Setelah aku menyelesaikan dirimu maka Zenzaku akan membayar apa yang telah dia lakukan pada ras Mythologia!" Ucap Shinichi selagi mengepalkan kedua tinjunya yang langsung memunculkan aura bercahaya.
Shinichi mengangkat kedua tangannya ke atas sampai memunculkan meteor emas yang diperbesar.
Kedua meteor emas itu langsung dilempar ke arah Shira dimana Shinichi mulai membentuknya menjadi replika dari Argantak.
"Aku tidak terkejut sama sekali dengan ukurannya."
"Tak peduli kau ingin memicu kehancuran sebesar apapun itu, aku akan selalu membalasnya pada titik tertentu."
"Perhatikan dengan jelas, Shinichi."
Shira mengulurkan tapaknya ke depan dimana tubuhnya langsung memunculkan kobaran aura yang membuat seluruh kekuatannya bertambah semakin pesat.
Kedua pupilnya langsung memutih karena tertekan dengan cahaya berwarna emas yang membuat kedua matanya terlihat sangat bersinar.
Tubuhnya mulai bertambah semakin besar sedikit demi sedikit tekanan kekuatan di dalam tubuhnya itu yang mendorong dirinya ke ranah kekuatan penuh.
Shinichi dan Shira melepaskan dorongan cahaya secara bersamaan ke depan untuk mendorong meteor emas yang berbentuk Argantak itu.
"... ...!" Shira merapatkan giginya kesal sampai urat menonjol keluar dari dahinya karena ia ditekankan oleh dorongan milik Shinichi.
"Grrrgghhhh...!!!"
"Kekuatan seperti itu masih belum cukup! Aku sudah bilang beberapa kali padamu bahwa tujuanmu sangatlah bodoh!"
"Dulunya kau ingin membantu Zenzaku demi bisa mengalahkan dirinya dengan menusuknya dari belakang..."
"...tapi lihatlah sekarang. Seorang Legenda ironis yang malah bekerja deminya hingga mengandalkan perhatiannya itu agar bisa menerima bantuannya dalam keadaan tertentu."
Meteor itu langsung menabrak tubuh Shira dimana ia mulai melepaskan ledakan Supernova melalui tubuhnya sendiri.
Shinichi mengunci titik cahaya yang terlihat seperti bintang itu di hadapannya dimana ia bisa merasakan kekuatan Shira meningkat.
Hampir setara untuk menandingi dirinya, Shinichi dapat melihat sikap pantang menyerah Shira yang memang sudah mendarah daging dengan keturunannya itu.
Shira mengepalkan kedua tinjunya lalu ia menatap ke atas langit untuk menatap Shinichi yang sedang memandang dirinya dengan raut wajah serius.
"Lihatlah baik-baik, Shinichi."
"Ini adalah kekuatan cahaya emas yang takkan pernah bisa ditandingi oleh kekuatan cahaya lainnya."
"Golden Outerversal."
Shinichi mendarat di hadapan Shira, "Tingkatan takkan menentukan apapun di sini."
"Kau sudah memperlihatkannya padaku, dan itu tidak akan pernah bisa berefek sedikit pun padaku."
"Yang akan menentukan adalah bagaimana cara kita bisa mengalahkan musuh yang jauh lebih kuat dari kita."
"Kerja keras sendiri tidak cukup karena kita tahu otak memang diperlukan terutama lagi pemikiran yang benar-benar terbuka."
"Ada apa, Shinichi?"
"Kau seharusnya tahu bahwa keturunan Shiratori tak mengenal arti dari menyerah."
"Aku memang tahu."
"Tetapi itu adalah titik kelemahan keturunan kita ini."
"Tidak seperti Satori yang mengikuti arti dari Work Hard dan Work Smart untuk mengatasi sebuah masalah sesulit apapun itu."
Shinichi menerima banyak sekali cahaya yang menebus tubuh Astralnya itu karena ia sendiri tahu bahwa Shira mencoba untuk membuat dirinya lengah.
Shinichi berkedip lalu ia sadar dirinya terkepung oleh banyak sekali serangan cahaya yang langsung menabrak sekujur tubuhnya hingga menyebabkan ledakan Supernova.
"Sesuai kalkulasi yang aku hitung dalam pikiranku sendiri..."
"...tak ada jaminan kesempatan yang begitu kecil karena aku sudah melihat angka nol."
"Andai saja kau mau berubah maka kita bisa mengubah semua ini bersama..."
"Kau takkan menjadi seperti ini."
"Kau juga akan bertambah kuat untuk menyesuaikan dengan kehidupan baru ini..."
"Kau adalah karakter utamanya sejak saat itu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...