"Jangan pernah menyalahkan orang lain atas kesedihanmu, karena kebahagiaanmu adalah urusanmu. Kebahagiaanmu harus dari dalam dirimu."
"Hari ini kita tidak mengenal kata menyerah agar hari esok kita bisa menikmati kesuksesan."
"Selalu ada alasan untuk setiap hal yang terjadi. Tidak ada seorang pun yang datang dan pergi di hidupmu tanpa sebuah alasan..."
"Jangan takut untuk membuat sebuah kesalahan. Tapi pastikan kamu tidak melakukan kesalahan yang sama dua kali."
"Tetapkan tujuan, tantang diri kamu dan capai tujuan tersebut. Hiduplah dengan sehat dan hitunglah setiap waktu yang kamu miliki. Bangkitlah mengatasi rintangan dan fokus pada yang positif."
"Bersyukurlah atas apa yang kamu miliki. Kamu akan berakhir dengan memiliki lebih banyak. Jika kamu berkonsentrasi pada apa yang tidak kamu miliki, kamu tidak akan pernah memiliki cukup."
"Ingatlah, apapun kesalahan yang kamu perbuat di hari yang lampau. Semua akan berlalu dan kamu harus memperbaiki kesalahan tersebut, semoga semua kebaikan yang kamu lakukan menjadi berkah dan rahmat bagi orang yang ada di sekitarmu."
"Jangan pernah menoleh ke belakang jika itu hanya membuatmu mengulangi kesalahan, cobalah menoleh ke depan dan membuka lembaran baru yang lebih baik."
"Kamu mengerti...?"
"Aku ingin mengerti secara keseluruhan dengan merasakannya..."
Shinobu mengangguk, "Kamu akan merasakannya, hanya saja yang mengetahui dirimu siap atau tidak adalah dirimu."
"Aku selalu siap!"
"Tetapi yang menentukan persiapan itu bukan dari kata-kata saja, Shinichi."
"Siap diperlihatkan dari luar dan dalam termasuk pikiranmu itu yang sedang mengembangkan The Mind secara proses."
Shinobu mulai menyentuh kening Shinichi, "Kendalikan emosi dan perasaanmu..."
"...pengendalian adalah hal terpenting."
"Dan Ingatlah semua itu..."
Shinichi langsung mengepalkan kedua tinjunya itu dimana ia melebarkan kedua matanya hingga memperlihatkan lambang dari Charity.
Hal itu menyebabkan Shinichi kembali ke alam sadar yang sebenarnya dimana ia saat ini sedang memegang jasad dari Azalea.
Ekspresi yang diperlihatkan oleh Shinichi tentunya dipenuhi dengan banyak sekali perasaan yang bersalah sampai ia tidak bisa melakukan apapun terhadap kejadian itu.
Memang sudah seharusnya terjadi sampai Shinichi pikir bahwa dirinya masih harus belajar banyak dari kejadian ini.
Shinichi melihat orang itu mendekati Koizumi hanya untuk mengakhiri kehidupannya juga, tetapi dia langsung melebarkan kedua matanya.
Semua cahaya yang menyinari dunia itu langsung berhenti hingga merasuki kedua mata Shinichi yang langsung memicu sebuah pelepasan rantai emas dari dalam daratan.
Semua rantai itu langsung menarik setiap anggota tubuh dari Wira Tindakan hingga menyebabkan dirinya kesakitan sampai meringis.
Posisinya juga langsung dijauhkan dari Koizumi yang mulai dilindungi dalam sebuah aura emas yang dihasilkan dari kekuatan kebajikannya sendiri.
"Mencoba untuk memberikan diriku trauma atau ingatan buruk yang kau ciptakan sendiri itu takkan berguna."
"Justru itu hanya mengingatkan diriku dengan berbagai macam ucapan dari Ibunda yang semakin membuka pikiran dan hatiku ini."
Shinichi, dengan mata yang masih dipenuhi rasa kesedihan dan penyesalan, memutuskan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Azalea.
Dengan hati yang berat, ia mulai menggali tanah untuk mengubur tubuh wanita yang telah melakukan banyak sekali hal demi dirinya dan juga Koizumi karena ia merupakan keturunan pertama dari Phoenix.
Setiap guratan tanah yang digali, setiap tanah yang terangkat, menciptakan suatu momen penghormatan yang sakral.
Shinichi merasa beban berat di pundaknya, merasakan bahwa dia harus menghadapi konsekuensi dari pilihan yang telah dibuatnya.
Setiap gumpalan tanah yang jatuh di atas jasad dari tubuh Azalea, seakan menjadi simbol perpisahan yang sulit untuk diterima.
Shinichi mencoba menahan air mata yang ingin jatuh, mengingat bahwa kematian Azalea disebabkan karena kelengahan dirinya yang terjebak dalam perasaan penuh penolakan untuk mengakhiri Koizumi.
Seandainya dia melakukannya langsung dengan cepat tanpa adanya perasaan yang tertahan maka semua ini sudah seharusnya takkan terjadi.
Di tengah proses penguburan itu, Shinichi mengucapkan kata-kata terakhirnya kepada Azalea, "Selamat jalan, Azalea. Maafkan aku karena tak mampu melindungimu."
"Aku berjanji, aku takkan membuat kesalahan serupa untuk kedua kalinya. Engkau akan tetap hidup dalam kenangan dan ceritaku, selamanya."
Shinichi merasa semakin kuat dan dewasa dengan setiap gumpalan tanah yang diletakkan di atas jasad dari Azalea.
Proses penguburan itu, meski penuh kesedihan, juga menjadi momen pencerahan bagi Shinichi. Dia menyadari bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan dia harus belajar dari kesalahannya.
Setelah selesai mengubur Azalea, Shinichi duduk di samping makamnya, memandang langit yang masih bersih dan cerah.
Dia merenung tentang arti kehidupan, kekuatan The Mind, dan tanggung jawab yang harus diemban sebagai seorang Legenda.
Tak lama kemudian, dia bersiap-siap untuk melanjutkan tujuannya yang ada di hadapannya dimana Wira Tindakan terlihat mencoba untuk melepaskan diri dari rantai itu.
Dengan hati yang masih terasa berat, tetapi tekad yang kuat, Shinichi bangkit dari tanah dan melangkah ke arah seseorang yang menyebut dirinya sebagai Wira Tindakan.
Perjalanan hidupnya tak lagi hanya tentang dirinya sendiri, tetapi juga tentang orang-orang di sekelilingnya.
Ia memahami bahwa setiap pilihan membentuk alur cerita sebenarnya, dan dia bertekad untuk menjadikan setiap langkahnya bermakna.
Dengan langkah yang penuh intimidasi, Shinichi berjalan menjauh dari makam Azalea. Di matanya yang pernah terpenuhi air mata, kini terpancar ketegasan dan tekad baru.
"Terima kasih, Azalea. Engkau telah menjadi harapan di tengah kegelapan hidupku mengenai mantan istriku ini."
"Aku akan menjaga kehidupan ini dengan bijaksana, seperti yang diingatkan oleh Charity. Aku akan terus berkembang dan menjadi pribadi yang lebih baik."
Shinichi melangkah ke depan, sampai Wira Tindakan memperlihatkan ekspresi yang sangat kesal seketika.
Dengan semua pelajaran dan pengalaman yang telah dimilikinya, dia siap untuk menghadapi tantangan dan membawa cahaya ke dalam kehidupan yang baru.
"Wira Tindakan. Kau memanggil nama itu dengan kesan yang sangat aneh."
"Sepertinya kau mengingatkan kembali pada kelemahan yang seharusnya aku tutup serapat mungkin."
"Jika bukan karena dirimu maka kemungkinan besar Koizumi tidak akan beristirahat karena diriku."
"Itu juga akan berlaku padaku nanti ketika dipertemukan kembali dengan Ibunda."
Shinichi mengangkat lengannya itu hingga ia melakukan satu jentikan jari yang menyebabkan dunia di sekelilingnya pulih berkat kekuatan dari kebajikannya itu.
"Jangan berharap lebih, Ryuusaku Shinichi."
"Aku sendiri tahu jelas bahwa semua ini akan berakhir di tanganku."
"Aku merupakan keadilan atas segalanya, dan aku selalu ada di sana untuk menegakkan keadilan demi bisa menyingkirkan siapapun yang telah menghancurkan Yuusuatouri."
"Yuusuatouri sekarang sudah hancur karena tangan busuk dari Ibu bodohmu itu!"
Shinichi mengepalkan tinjunya itu sampai mempererat rantai pada tubuhnya itu dimana ia langsung tersenyum hingga setengah dari wajahnya sempat meleleh.
"Mungkin sudah saatnya bagiku untuk memperlihatkan kembali siapa diriku sebenarnya."
"Namun..."
"Aku akan janjikan padamu bahwa kejadiannya tidak akan berjalan sama persis seperti sebelumnya!!!" Tubuh Wira Tindakan melepaskan ledakan yang sangat dahsyat dengan cahaya dalam tubuhnya itu.
Shinichi terdorong ke belakang lalu ia menahan tubuh Koizumi hingga mengamankan dirinya di tempat yang lebih aman karena ia tahu pertarungan dahsyat sebentar lagi akan terjadi.
"Ternyata memang kau..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...