Chapter 3713 - Yang Sudah Teratur

6 3 0
                                    

Shinichi berdiri di hadapan pola cerita sebenarnya yang membentang di hadapannya seperti lembaran sejarah yang terbuka.

Langit-langit Toumension menyala dengan cahaya keemasan yang lembut, memberikan tampilan yang magis pada pertemuan antara masa lalu dan masa kini.

Waktu, seperti aliran sungai yang tak terhentikan, mengalir melalui setiap detik dengan kepastian tak tergoyahkan.

Sementara pola cerita itu bergulir, Shinichi melihat momen-momen kecil dan besar yang membentuk hidupnya.

Dia bisa melihat dirinya sendiri saat masih bayi, tumbuh menjadi anak kecil yang penuh semangat, dan melalui setiap tahap perkembangan hingga menjadi pria dewasa yang berdiri di sana saat ini.

Dalam pola yang begitu terstruktur, ada satu perbedaan yang mencolok yaitu momen ketika ayahnya, Ryosei, seharusnya gugur dalam pertempuran yang tak terelakkan.

Di setiap pola, Shinichi menyaksikan kesedihan yang terpahat di wajah ibunya, Shinobu, saat dia berhadapan dengan kenyataan kehilangan pasangan hidupnya.

Namun, ada satu pola yang berbeda. Satu jalur cerita yang berubah dari pola yang sudah ada, seperti serangkaian garis yang menciptakan divergensi di aliran waktu.

Shinichi mengamatinya dengan seksama, menyadari bahwa jika Ryosei tidak gugur, maka perjalanan hidupnya akan berbeda.

Dalam satu kenyataan yang mungkin, Shinichi melihat dirinya berjalan bersama kedua orang tuanya, merayakan kehidupan yang utuh.

Setiap tawa dan pelukan, setiap momen kebersamaan, menjadi realitas di alam Toumension yang tak terbatas.

Namun, dengan pertanyaan yang menggelitik pikirannya, Shinichi memutuskan untuk mencari jawaban.

Ia berbalik pada pola cerita yang menyajikan kemungkinan tersebut dan berkata, "Morgan, mengapa ada perbedaan ini? Mengapa jika Ayah tidak gugur, aku akan berpisah dengan Ibunda pada suatu saat nanti?"

Morgan muncul di hadapannya, sosok yang pernah menciptakannya dan memberinya kehidupan dalam dunia baru ini.

Wajahnya yang misterius dan tenang menyiratkan pengetahuan yang lebih dalam tentang pola cerita dan kehidupan.

"Shinichi, pemilihan ini adalah hasil dari keputusan yang kau dan orang tuamu buat dalam perjalanan hidup ini," jawab Morgan dengan suara yang tenang.

"Setiap pilihan, setiap detik keputusan, membentuk alur cerita yang tak terhindarkan."

"Ayahmu, Ryuusaku Ryosei, memiliki peran penting dalam kejadian yang mempengaruhi ceritamu sendiri."

Shinichi mendengarkan dengan cermat, matanya mencari petunjuk dalam kata-kata Morgan. "Namun, kebebasan pilihannya masih ada, seperti kebebasanmu untuk membuat keputusan di masa depan."

"Kehadiran atau ketiadaannya dalam alur cerita memiliki dampak signifikan terhadap jalur hidupmu, dan itulah alam dari Toumension ini."

Menghadapi kenyataan bahwa perjalanan hidupnya bergantung pada keputusan-keputusan yang diambil oleh dirinya dan orang-orang terdekatnya, Shinichi merenung.

Dia menyadari bahwa setiap langkahnya, bahkan yang terlihat sepele, membawa konsekuensi dan membentuk pola cerita yang tidak bisa diubah begitu saja.

"Jadi, aku punya kebebasan untuk mengubah jalur cerita ini?" tanya Shinichi, matanya menyala dengan keingintahuan.

Morgan mengangguk, "Ya, tapi dengan setiap keputusan, akan ada konsekuensi."

"Kebebasan itu hadir dengan tanggung jawab untuk memahami dan menerima akibat dari setiap tindakan."

"Kau juga harus ingat mengapa Shinobu Koneko selalu saja menaruh segala harapannya padamu."

"Ingatlah kenapa kau bisa lahir dengan alasan harapan cahaya olehnya."

"Padahal dulu kau tidak pernah memiliki harapan apapun untuk bisa melalui langkah Ibumu yang selalu ada di depan karena kau terlalu bergantung dengannya itu."

Shinichi memahami bahwa jalan ceritanya saat ini adalah hasil dari banyak faktor, dan kebebasan yang dimilikinya bukanlah hak istimewa tanpa tanggung jawab.

"Aku akan mempertimbangkannya dengan baik," ucapnya dengan tekad dalam suaranya.

Sambil berdiri di hadapan pola cerita yang terus mengalir, Shinichi merenung tentang keputusan-keputusan yang akan membentuk jalur hidupnya.

Apakah ia akan mempertahankan pola cerita yang sudah ada, ataukah ia akan merubahnya untuk menciptakan pola cerita baru yang belum terungkap?

Pertanyaan-pertanyaan itu menggantung di udara, seiring dengan langit-langit Toumension yang terus menyaksikan pola cerita yang tak terhentikan.

The Mind yang digunakan oleh Shinichi telah usai sampai dia kembali tiba dalam rumahnya yang dulu sekali.

Morgan masih menemani karena ia juga harus melanjutkan penjelasannya, "Apa yang kau lihat itu adalah kejadian sebenarnya."

"Kau ikut berjuang dengan mereka semua termasuk Ayah dan Ibumu."

"Intinya kejadian yang kau rasakan dengan Ibumu pada Toumension sejak saat itu memang sudah seharusnya akan terjadi."

"Dunia yang dipenuhi dengan Teror dan Horor sampai ke sebuah titik dimana engkau berhadapan secara langsung dengan Argantak."

"Itu merupakan bagian dari rencana Gideon. Apakah kau dan semua orang yang ikut dalam perjuangan itu masih pantas untuk melanjutkan?"

Shinichi terdiam dengan ekspresi yang terlihat serius, apa yang terjadi setelah Argantak terkait dengan pro-kontra atas keputusan dirinya dan Ibunya.

"Benar, Shinichi."

"Apa yang sedang kau pikirkan saat ini itu memang tidak bisa diubah."

"Pro dan kontra di antara kalian semua sudah seharusnya menjadi puncak penentuan atas segalanya."

"Jadi selama ini kau memang sudah mengetahuinya tanpa harus memberitahu diriku?" Tanya Shinichi dengan ekspresi yang terlihat kesal.

"Tentu saja. Itu adalah perkembangan yang diperlihatkan olehmu sendiri di hadapan Shinobu Koneko."

"Apakah kau memang pantas atau tidak..."

"Tentunya akhir dari perdebatan itu tidak terealisasi sesuai dengan pemikiranku."

"Dia lebih memilih untuk mengorbankan dirinya sendiri karena tahu bahwa kau belum siap serta masih ada banyak sekali tujuan yang harus dilaksanakan olehnya."

Shinichi mulai terdiam selagi memejamkan kedua matanya itu dimana tinjunya langsung ia kepalkan sekuat tenaga.

Tubuhnya berkeringat karena pikirannya dipenuhi dengan ingatan yang terjadi pada saat itu, "Apakah memang benar akhir yang sebenarnya akan tetap seperti itu...?"

"Ibunda melahirkan diriku hanya untuk menjadikanku sebagai satu-satunya harapan untuk menghentikan dirinya."

"Apakah selama ini kita memang sedang melangkah ke jalan yang sama...?"

"Ti-Tidak, kita berdua sedang melangkah melalui jalan berbeda dimana jalan itu tetap akan membawa kita destinasi akhir yang sama."

Shinichi dengan The Mind miliknya bisa mengatur semua yang terkesan layaknya seperti puzzle menjadi jawaban hingga ia langsung menatap kedua telapaknya.

Morgan mulai mendekati Shinichi, "Tidak perlu menanggapinya terlalu dalam."

"Kau hanya perlu mendengar dan menerimanya saja."

"Akan aku beritahu pola cerita yang sebenarnya, dan aku harap kau bisa memenuhi semua itu karena sebentar lagi semuanya akan berada di titik akhir."

Shinichi mengangkat kepalanya, "Aku memang selalu siap. Lagi pula aku bukan lagi sesosok Ryuusaku Shinichi yang sama seperti dulu."

"Aku sudah berubah."

"Semua kesalahan dan kegagalan yang telah aku alami telah mengubah diriku menjadi seperti ini."

"Aku benar-benar ingin bisa mengakhirinya sebagai harapan yang selalu dipercaya oleh Ibunda."

"Baiklah, Shinichi. Aku senang kau bisa mengerti secepat ini."

Shinichi mulai merasa janggal dengan karakteristik Morgan di hadapannya ini, kesannya seperti bukan yang asli melainkan palsu.

Seseorang mencoba untuk mengimitasi dirinya tanpa memperdalam karakter sebenarnya dari seorang Morgan Paxton.

"Kematian Shinobu Koneko memang sudah seharusnya terjadi pada saat perdebatan kalian selesai..."

"...itu tidak dapat dihindarkan dengan cara apapun."

Yuusuatouri: UnwrittenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang