"Biarkan aku menjelaskan asal-usul diriku terlebih dahulu yang lahir sebagai cucu dari sesosok maha kuasa."
"Engkau seharusnya tahu bahwa aku memiliki seorang Nenek Moyang yang menikah dengan Zangges sampai menghasilkan keturunan alami."
"Berbeda dengan Zenzaku, Zephyra, dan juga Zangetsu dimana keturunan mereka bisa ada dikarenakan ciptaan yang dilakukan oleh Zangges melalui dirinya sendiri."
"Anggap saja segala sampelnya diambil darinya sendiri seperti darah dan DNA."
Shinobu sudah sepastinya mengetahui kebenaran tentang itu bahkan Ibunya saja sudah tahu bahwa Korrina merupakan keturunan yang maha kuasa sampai itu berlaku untuk keturunan Comi.
Koizumi, Hinoka, dan Shinobu secara darah memang keturunan dari Zangges sampai mereka selalu saja menjadi target bagi Zangetsu yang tak menerimanya.
"Baiklah, jadi..."
Korrina duduk dengan anggun, senyumnya masih hadir namun matanya memancarkan kebijaksanaan dan nostalgia.
"Aku lahir dalam era dimana Celestial masih menjadi pemimpin dan pengendali atas kehidupan ini."
"Dunia saat itu sangat berbeda dengan kehidupan yang kalian kenal sekarang."
Shinobu menatap Korrina dengan rasa kagum. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya hidup di era yang begitu jauh dari pengalaman yang dia kenal sekarang.
Tapi, jika dipikir-pikir kehidupannya sebagai Stella juga memiliki waktu yang tak begitu jauh dari kelahirannya.
"Apa yang bisa kau ceritakan tentang dunia itu, Nenek?" Tanya Shinobu dengan mata yang penuh semangat.
Korrina tersenyum, mengingat kembali kenangan masa lalu yang kini terasa begitu jauh. "Era itu disebut Era pertengahan, di mana para Celestia Being masing-masing diberi tanggung jawab untuk memimpin dan melindungi kehidupan ini."
"Mereka adalah entitas yang memiliki kekuatan besar untuk mempertahankan keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan."
"Kehidupan berjalan dengan damai, setidaknya hingga suatu kekacauan besar terjadi."
"Kau sendiri seharusnya mengingat tentang Eldritch yang disebut sebagai Eo'syl bulan?"
Shinobu mengangguk hingga dia mulai berpikir bahwa Korrina memang sudah tahu keberadaan tentang Celestial termasuk dengan Eo'syl yang menginvasi dunia tersebut.
Mungkin ini alasan mengapa Korrina tiba-tiba pergi meninggalkan semua yang dia kenal hanya untuk memastikan keadaan dari Eo'syl.
Jika perkataan Korrina saat ini dipersatukan dengan pengetahuan dari kebenaran yang ia miliki tentang Gideon maka semuanya akan saling terkoneksi.
Eo'syl menyerang Celestial disebabkan karena Gideon yang sudah menyaksikan kehancuran atas segala cerita untuk pertama kalinya hingga meminta kesempatan dengan bayaran sulit.
Shinobu kembali mendengarkan dengan seksama, terpesona oleh kisah lama yang membuka tabir sejarah dunia itu. "Engkau seharusnya tidak pernah mendengar sejarah ini."
"Zangetsu pernah menginvasi Celestial ketika dia sudah menerima kekuatan sempurnanya."
"Kejadian terjadi setelah Eo'syl berhasil ditangani sampai menyebabkan banyak sekali kehancuran pada Celestial yang memberikan dirinya celah untuk dimanfaatkan."
"Walaupun sejak saat itu aku masih sangat kecil, Nenek alias istri dari Zangges yaitu Koina memperlihatkan sebuah pandangan baru tentang Celestial kepadaku."
Shinobu sontak kaget ketika mendengar Koina masih hidup bahkan ketika Celestial sudah terbentuk hingga diinvasi oleh Eo'syl.
Pikiran Shinobu terus dengan banyak sekali kemungkinan besar yang bisa saja memberikan berbagai macam jawaban berbeda untuk dirinya sendiri.
Dia terus mendengarkan sampai Korrina menghela nafas dalam. "Bisa dibilang Zangetsu dulu merupakan pengganti Zangges yang sangat kuat."
"Tidak seperti Zenzaku yang sangat bergantung dengan jasad dari Kakekku sendiri."
"Zangetsu memang sudah memiliki bakat dari keturunan sesosok Zenzaku ketika ia sudah memperoleh semua jasad dari Zangges."
"Dia adalah sesosok maha kuasa yang mencintai kebebasan dan keindahan kehidupan."
"Namun, ketidaksetiaan dan pengkhianatan yang dialaminya membawa kegelapan ke dalam hatinya."
"Tentunya Zangetsu tak ingin ada siapa pun yang seenaknya berkuasa dalam mengatur sesuatu, contohnya seperti Gideon dan juga Celestial."
"Zangetsu memutuskan untuk menentang aturan yang mengikat para Celestial."
"Dia merasa bahwa kehidupan harus berjalan tanpa batasan, tanpa pengaturan apapun yang ditetapkan karena ia ingin menciptakannya sendiri dengan bantuan dari Zahar."
"Namun, pandangannya yang ekstrem membawanya pada jalan yang keliru."
Shinobu mencerna cerita Korrina dengan serius. "Jadi, Celestial yang seharusnya melindungi kehidupan malah menjadi penyebab kekacauan?"
Korrina mengangguk. "Ia membuka pintu ke Dunia Kegelapan, dimana semua kegelapan dan keburukan dilepaskan ke dalam dunia ini."
"Dengan keputusasaan, para Celestial Being yang tersisa berusaha untuk mengembalikan keseimbangan."
"Dalam upaya mereka, mereka menemukan kutukan yang tak terelakkan."
"Kehidupan Celestia Being menjadi terkait erat dengan roh-jiwa dari yang telah meninggalkan dunia."
"Dan aku, sebagai salah satu dari mereka, terpilih untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi."
"Namun, Gideon memiliki sebuah resolusi yang sangat hebat." Korrina tersenyum bangga.
"Dia benar-benar memegang tanggung jawab terbesarnya sebagai seorang Proprietary yang memiliki hak milik atas segalanya."
"Pertarungan yang begitu dahsyat terjadi di antara Gideon dan juga Zangetsu dimana hasilnya tak bisa diprediksi oleh siapa pun karena saking seimbangnya."
"Banyak yang berpikir bahwa pertarungan itu akan terjadi untuk selamanya hingga menciptakan istilah dari 'Infinity Clash'."
"Namun, untungnya Gideon memiliki sebuah ide yang cerdik dimana dia menggunakan The Syndrome untuk merampas kekuatan dari Zangetsu."
"Resolusi itu menyebabkan Zangetsu berada di situasi yang sama dengan Zenzaku dimana kekuatannya hanya akan terpicu ketika ia memperoleh jasad dari Kakeknya sendiri."
"Dan di saat itulah, Zangetsu berhasil kabur dengan bantuan Zenzaku yang selama ini memperhatikan."
Shinobu terdiam, merenungkan beban yang diemban oleh Korrina dan para Celestial Being lainnya termasuk Gideon, "Jadi, kau memang sudah hidup cukup lama sekali ya."
"Aku tidak menyangkanya sama sekali."
Korrina mengangguk, senyumnya mengandung kedalaman makna. "Iya, Shinobu. Intinya kelahiran terakhirku adalah di era tersebut hingga ke titik sekarang dimana aku tidak dapat membuat banyak perubahan jika dibandingkan denganmu."
Shinobu memasang ekspresi yang terlihat kebingungan seketika, "A... Apa yang engkau maksud dengan kelahiran terakhir?"
Korrina tersenyum karena ia sudah menduga Shinobu pasti akan mempertanyakan hal itu, "Bisa dibilang aku juga reinkarnasi. Sama sepertimu."
Shinobu sontak kaget ketika mendengarnya sampai dia mulai membiarkan Korrina berbicara kembali.
"Aku lahir kembali berkali-kali, bertujuan untuk memastikan bahwa kehidupan ini tetap seimbang."
"Dan di setiap kehidupanku, aku menyaksikan pertarungan antara kekuatan kegelapan dan kekuatan terang."
"Dalam setiap wujudku, aku selalu berusaha untuk memperkuat ikatan antara semua yang hidup. Sampai akhirnya, aku bertemu dengan kehidupan yang pantas."
"Sebuah kehidupan baru sebagai bangsa Legenda."
"Itu artinya Nenek tidak bisa disebut sebagai Legenda sepenuhnya...?"
"Ba-Bagaimana bisa Nenek melakukan reinkarnasi secara terus menerus?"
"Jawabannya simpel. Aku menerima bantuan dari Koina yang ingin memperbaiki kesalahan dari Zangges."
"M-Masuk akal...!" Shinobu merinding ketika mendengarnya.
"Di dalam kehidupan ini aku memang Korrina Comi. Sesosok cucu dari Zangges yang selalu mencari jalan agar bisa mengakhiri ceritanya."
"Dan aku tahu keterbatasanku sendiri sampai aku memilih untuk memiliki banyak sekali keturunan yang dapat membantuku untuk mendekati kebenaran dari akhir cerita tersebut."
"Nenek melakukan reinkarnasi sejak kapan...?"
"Era yang sama dengan Stella Schneiderlin." Korrina tersenyum.
"Bisa dibilang aku adalah Ibu dari Patient Zero The Syndrome."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...