Morgan menjelaskan kembali cerita dari pola yang sedang mereka tempati saat ini dimana Shinichi tentunya mendengar.
Kesannya seperti mendengar kembali cerita yang telah dibuat olehnya bukan oleh pulpen atau pensil melainkan aksinya.
Perjalanan alias perjuangannya di dalam Touregniration telah membuka begitu banyak kebenaran untuknya sendiri.
Walaupun tidak banyak setidaknya Shinichi tahu bahwa banyaknya variasi dari Shinobu Koneko dalam Touregniration bisa dibilang cukup masuk akal.
Dikarenakan The Mind masih belum menemukan alasan yang jelas kenapa Morzo menciptakan Touregniration hingga menjadikan tujuh versi berbeda Shinobu sebagai pemegang setiap lapisan dari dunia botol itu.
"Shinobu Koneko hanya membutuhkan beberapa kebenaran lagi dari empat orang saja."
"Korrina, Gideon, Graham, dan juga Morzo."
"Dia sudah mengetahui jelas kebenaran yang telah kau ketahui sendiri."
"Itu juga berlaku untukmu."
"Kalian berdua bagaikan cahaya yang bersinar pada hari berbeda. Seperti bagaimana matahari dan juga bulan bersinar di waktu tertentu." Morgan melipatkan kedua lengannya itu.
Shinichi semakin curiga, entah kenapa dia tidak menganggap seseorang di hadapannya sebagai Manusia paling manipulatif.
Dia berbeda. Sangat berbeda. Ada kemungkinan seseorang sedang menggunakan tubuh Morgan agar bisa berbicara dengan Shinichi lebih dekat.
Dia mengarahkan pandangan tajamnya pada Shinichi, memberikan kesan bahwa penjelasannya kali ini memuat kebenaran-kebenaran yang mendalam.
"Shinichi, kita harus membuka lembaran baru dari kisah ini langsung menujunya," ujar Morgan dengan nada yang serius.
"Bukan hanya tentangmu dan perjalananmu di Touregniration, tapi tentang nenekmu, Beatrice, yang memegang kendali atas naskah dari alur cerita ini."
Shinichi menatap Morgan dengan rasa penasaran yang mendalam. Ia tidak pernah menyangka bahwa keterlibatannya dalam Touregniration dan pergulatannya melibatkan begitu banyak rahasia dan pencerahan.
"Beatrice adalah kunci dari banyak misteri yang melingkupi kehidupan berkedok cerita ini," lanjut Morgan, suaranya yang tenang seakan meresapi ruang dan waktu di sekitarnya.
"Dia adalah seorang pustakawan dalam Celestial awalnya yang memiliki kemampuan unik untuk melihat naskah cerita dari segala dimensi dan realitas."
Shinichi menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk mencerna informasi yang baru saja diberikan. Beatrice, neneknya, adalah pustakawan yang bisa menyaksikan naskah cerita dengan segala kemungkinannya.
Tentu saja ia sejak saat itu masih mengingatnya dengan jelas dimana Beatrice melarang hubungan Shinichi dan Koizumi terjadi.
Jika dipikirkan kembali maka Beatrice memang ada benarnya sampai Shinichi memiliki sedikit penyesalan yang justru dapat ditekan dengan tekadnya sendiri.
"Pada akhirnya masih terhitung sebagai kesalahanku sendiri ya... Cukup menyedihkan." Shinichi menghela nafasnya.
"Kesalahanmu justru menghasilkan cerita panjang yang bisa memperdalam segala kebenaran itu tanpa harus merasa dipertanyakan kembali."
Entah kenapa yang dikatakan Morgan terkesan sangat bermakna seolah-olah itu seperti memberikan semangat secara tak langsung padanya.
Jika dipikirkan kembali, Shinichi mulai menyadari semua perkataan dari Beatrice bahwa Koizumi memang terkutuk dengan yang namanya emosi serta pembalasan dendam sejak kematian dari Ibunya sendiri.
Pikiran Shinichi dipenuhi dengan hal seperti itu sampai ia kembali ke topik dimana Morgan mulai menjelaskan kembali tentang Beatrice.
"Kemampuan Beatrice tidak hanya sebatas melihat cerita-cerita ini."
"Dia memiliki kekuatan untuk meretas, memanipulasi, dan bahkan membuat kisah-kisah baru," lanjut Morgan.
Shinichi memasang ekspresi yang terlihat kaget seketika, "Ba-Bagaimana bisa?"
"Kenapa tidak dia sendiri yang melakukannya?"
"Kau pikir itu akan berjalan dengan mudah?"
"Walaupun Beatrice mencoba untuk melakukannya maka Gideon akan murka, bukan hanya dirinya saja..."
"...The Syndrome milik Gideon akan terpicu untuk menyangkal serta mencegahnya dari awal."
"Itulah kenapa dia memutuskan untuk menjaga penjaga dari naskah, pemegang tongkat ajaib yang mampu membuka jendela ke segala realitas dan memastikan bahwa cerita-cerita itu berkembang sesuai rencana yang sudah ditentukan."
Shinichi memahami bahwa neneknya, Beatrice, memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan antara kebenaran dan kisah-kisah yang diciptakan oleh setiap makhluk hidup.
Namun, ada pertanyaan yang masih terlintas di benaknya. "Jika Beatrice memiliki kendali atas cerita-cerita ini, mengapa masih ada tragedi dan penderitaan?"
"Mengapa naskah tidak selalu mengikuti alurnya dengan damai?"
Morgan tersenyum bijaksana, seolah mengetahui pertanyaan Shinichi sebelum diucapkan. "Itulah keironian dari kekuatan Beatrice."
"Meskipun dia memiliki kemampuan untuk membentuk dan mengarahkan cerita, realitas juga memiliki caranya sendiri untuk menyelaraskan keseimbangan."
"Dalam setiap kisah, ada tantangan dan konflik yang harus diatasi."
"Beatrice memahami bahwa kehidupan dan cerita-cerita yang diciptakan olehnya akan kehilangan makna jika takdir selalu berjalan mulus tanpa rintangan."
Morgan menjelaskan dengan rinci, menguraikan bagaimana tragedi dan penderitaan adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan hidup dan cerita.
Meskipun Beatrice memiliki kemampuan untuk membentuk dan memanipulasi, masih ada aspek naskah dari jalan cerita yang tidak dapat diubah.
"Ketika Beatrice melihat cerita-cerita yang berliku dan penuh tantangan, dia tahu bahwa itulah yang memberi makna pada setiap petualangan."
"Keberanian untuk menghadapi kesulitan, kebijaksanaan untuk memilih di antara berbagai jalan, dan kehidupan yang muncul dari setiap kisah tragis."
"Itulah yang membuat cerita hidup begitu berharga."
Shinichi merenung, mencerna semua penjelasan yang baru saja didengarnya.
Dia mulai menyadari bahwa kehidupan bukanlah sekadar rangkaian peristiwa yang dapat diprediksi dengan sempurna.
Ada kompleksitas dan keunikan di setiap kisah, dan kehidupan, dengan segala keajaiban dan intriknya, adalah cermin dari realitas itu sendiri.
"Dan sekarang, Shinichi," ujar Morgan sambil mengarahkan pandangannya ke tengah Toumension yang bercahaya.
"Kita berada pada babak baru dari cerita ini. Beatrice telah mempercayai sebagai pemain kunci dalam permainan naskah dari cerita ini."
"Dia percaya bahwa kau bisa menjalani naskah yang tidak disukai olehnya."
Shinichi menerima tamparan yang begitu keras pada wajahnya mendengar itu, "Aku gagal. Gagal dari titik dimana aku tak bisa menang melawan Cyrus."
"Apakah itu celah yang terbentuk seperti menyamai kematian dari Ayahku yang tak terencana?"
"Atau mungkin celahnya ada pada pilihanku yang memilih Koizumi sebagai pasangan hidupku?"
"Kelemahan dirimu." Jawabnya.
Shinichi tersenyum pahit, "Sudah kuduga. Itu artinya kesalahannya memang berada pada diriku sendiri."
"Mungkin karena aku mencintai Koizumi terlalu dalam sampai itu menghambat diriku."
"Tidak seperti Koizumi yang bisa melupakan cinta semudah itu sampai meraih kekuatan setinggi ini hampir menyamai Ibunda." Shinichi mengepalkan kedua tinjunya.
Shinichi benar-benar terjatuh ke dalam lubang penyesalan terbesarnya sampai ia mulai bertanya, "Apakah Koizumi memang jodohku?"
"Siapa pun bisa menjadi jodohmu."
"Itu tergantung pada pilihanmu sendiri."
"Bagaimana cara kau menanganinya."
"Di dalam Touregniration kau sudah bisa menstabilkan pola itu untuk tetap berada di garis lurus."
"Hanya saja... garis itu harus melengkung karena kegagalan dirimu melawan Cyrus."
"Itu menghasilkan pola yang justru terus berbelok-belok karena terkait dengan kondisi mental dari Shimatsu Koizumi."
"Tapi sekarang, kau bisa menetapkan pola itu untuk tetap berada di garis yang sangat lurus."
"Jangan sampai ada celah lagi atau semuanya benar-benar akan hancur."
"Apa yang akan kau pilih, dan bagaimana kisahmu akan melibatkan dirimu serta orang-orang di sekitarmu, itu menjadi pertanyaan yang harus kau jawab."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...