Apa yang diceritakan oleh Morgan itu memang sudah diketahui dengan segala jelas oleh Shinobu.
Hanya saja ini pertama kalinya ia menyaksikannya dari sudut pandang miliknya itu sampai menerima banyak sekali informasi tambahan.
Ternyata selama ini Murphy yang ditusuk dari belakang oleh Gideon itu disebabkan karena hasutan dari Morgan yang terus memperingati dirinya beberapa kali.
Hal itu memicu suatu dorongan yang sangat kuat dalam pikirannya itu hingga Gideon tidak bisa mempercayai Murphy terlalu lama.
Dan pada akhirnya, dia menggunakan The Syndrome untuk menjebak Murphy dalam situasi yang takkan bisa ia hindari.
Semua itu karena Morgan, dan sepertinya Shinobu memang sudah menduga bahwa ia akan memiliki pengaruh terbesar dari dulu.
Morgan menghisap rokoknya itu lalu ia menatap Shinobu, “Selama ini memang akulah yang bergerak di balik bayangan semua orang.”
“Bayangan mereka yang bisa membuat suatu perubahan sedangkan aku hanya memberikan mereka dorongan untuk bisa menerima kemauan yang seharusnya dilaksanakan.”
“Selama kemauan mereka ada kaitannya dengan keinginan diriku maka aku akan melakukan apapun demi kesuksesannya.” Morgan menghembuskan asap rokok itu dari mulutnya.
“Dan tentunya perlu diingat bahwa aku ingin Ayahku mati bukan karena kebencian atau apapun yang berkaitan dengan perasaan dari luka-luka itu.”
“Aku hanya ingin membuktikan apakah dia memang bisa berinteraksi dengan kematian sampai melanjutkan tujuannya itu di dalam kehidupan setelah kematian.”
...
...
Malam itu, suasana sepertinya masih terasa berat di antara Gideon dan Morgan, terutama setelah eksekusi Murphy yang mengerikan.
Morgan, dengan ekspresi datarnya, menghadap Gideon di dalam ruangan yang hening. Gideon mencoba membaca ekspresi wajah Morgan, mencari tanda-tanda apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
Morgan berbicara dengan nada yang tenang, tetapi serius, “Gideon, aku tahu engkau ingin membantuku, tetapi aku meminta agar engkau tidak melibatkan diri lebih jauh dalam urusan ini.”
Gideon selalu saja mengunjungi Morgan yang sudah tidak bersama dengan kedua orang tuanya.
Ayahnya mati dan Ibunya pergi entah kemana sampai ia benar-benar ditinggal sendirian hanya untuk membaca buku serta bermain catur.
Lama kelamaan Morgan juga cukup kesal melihat Gideon selalu saja datang berkunjung hingga menghambat prosesnya dalam meneliti The Syndrome lebih dalam lagi.
“Ayahku sudah mati, dan ini adalah tanggung jawabku sekarang. Aku harus menyelesaikan ini sendiri.”
“Jika kau terus menampakkan diriku di hadapanku maka mereka juga akan menganggap dirimu sebagai bawahannya.”
“Dan itu adalah kenyataan yang tak bisa kau hindari karena sebelumnya kau pernah bekerja sama dengannya.”
“Kau dan aku masih bisa dibilang saudara juga.”
“Tinggalkan nama Paxton dan kembali lah kepada nama Schenaider.”
Gideon menyadari bahwa kata-kata Morgan tidak hanya berisi penolakan, tetapi juga keputusan yang sangat kuat.
Namun, Gideon memiliki ketertarikan sendiri pada The Syndrome dan kebenaran yang tersembunyi di dalamnya. “Morgan, aku mengerti bahwa ini adalah urusan pribadimu.”
“Tetapi, aku yakin kita dapat mencapai lebih banyak bersama-sama.”
“The Syndrome adalah masalah yang sangat besar, dan kita harus memahaminya dengan sepenuhnya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...