Shinichi mulai mengerutkan dahinya serius ketika Ako alias The Elder One berbicara seolah-olah The Mind jauh lebih besar dari kata kekuasaan itu sendiri.
"Memang benar bahwa Zangges tidak ada apa-apanya di hadapan The Mind..."
"...The Mind tak memiliki wujud apapun, sekalinya itu mempunyai wujud maka wujud tersebut hanya dihasilkan dari pikirannya sendiri yang sudah menjadi kehendak darinya."
"Tetapi, untuk sekarang wujud The Mind akan selalu mengambil wujud dari Shinobu Koneko sebagai wadah sempurnanya yang masih menyesuaikan diri sampai semuanya berakhir."
Shinichi mengangguk, dia tahu akan hal itu sampai The Mind miliknya bisa dibilang menerima proses ingatan yang cukup lambat dibandingkan Shinobu.
Semua kebenaran yang Shinobu ketahui lebih awal itu akan diterima oleh Shinichi seiring waktu berjalan terutama lagi ketika ia sedang beristirahat, membaca, dan hal lainnya.
Ketika The Elder One terus membicarakan tentang itu, The Mind yang dimiliki oleh Shinichi semakin berproses tanpa henti hingga ia tidak diserang dengan banyak sekali kejutan.
Dia malah menanggapi semuanya dengan reaksi yang biasa saja seolah-olah ia sudah berjanji padanya takkan kaget dengan keberadaan yang akan ia terima seiring waktu berjalan.
"The Mind yang sebelumnya kusebut sebagai pikiran atas segalanya yang membuat ini menjadi nyata adalah otak."
"Otak merupakan inti atas segalanya dalam diri kita karena berperan sebagai pengendalian atas apapun itu, yang paling berkuasa dalam melakukan sesuatu."
"Kau sendiri seharusnya tahu bahwa dalam otak terdapat banyak sekali jaringan."
"Itu berlaku pada apa yang saat ini kita rasakan dengan segala anggota tubuh ini..."
"...yang membedakannya adalah jaringan-jaringan pada The Mind adalah semua ini. Semua yang nyata, maupun tidak."
"Dari segi kehidupan dan kematian... segala aspek yang terkait akan sistem dualitas."
"Semua itu adalah bagian The Mind yang ada di dalamnya."
Tubuh Shinichi merinding seketika sampai ia tahu bahwa Shinobu tidak mengetahui akan hal ini, tetapi kemungkinan besar dia tidak perlu tahu karena memang sudah tahu lebih awal tanpa diberitahu.
"Jadi, kau mengatakan bahwa kita saat ini sedang berada dalam semacam otak... yang merupakan The Mind itu sendiri?"
"Ya, semakin kau memikirkannya maka semakin rumit jawaban yang akan kau terima intinya."
"Yang harus paling kau ketahui adalah kita berada di dalam The Mind itu sendiri yang bisa menjadi segala aspek..."
"...terutama pikiran atas segalanya."
"Sebutan yang maha kuasa tidak cocok... termasuk juga dengan penulis dari segala cerita yang disebut sebagai Author."
Shinichi terdiam seketika karena ia tidak tahu harus mengatakan apa setelahnya karena itu benar-benar mengejutkan dirinya.
Yang dikatakan oleh The Elder One memang benar bahwa semakin ia memikirkannya maka semakin rumit kesannya hingga ia tidak mau merasakan sakit kepala secara tiba-tiba.
"Tolong duduk, dan beristirahat lah." Ako menciptakan sebuah kursi dari tentakel dimana Shinichi sempat menatapnya dengan ekspresi yang terlihat segan.
Entah kenapa kursi yang terbentuk dari tentakel itu kesannya sangat menjijikkan baginya sampai ia tak mau membuat pantatnya basah dan lengket karena tentakel itu.
"Uh, apakah ada kursi lainnya yang bisa aku gunakan untuk duduk atau semacamnya?" Tanyanya.
"Oh, kesalahanku." Ako menjentikkan jarinya itu sampai kursi tersebut berubah menjadi takhta yang bernama Shinichi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...