Chapter 3737 - Memperlihatkan Kembali Siapa Diriku Sebenarnya

2 3 1
                                    

Korrina yang mencoba untuk menyerang langsung ke arah titik lemahnya itu menerima satu tendangan pada wajahnya itu hingga ia terpental menuju daratan sampai menabraknya.

Zangetsu menertawakan kekalahan Korrina yang telak. Sorot matanya penuh keangkuhan, dan dia mulai memancarkan kehadiran yang begitu kuat sehingga seluruh atmosfer terasa berat.

"Hahahahahaha! Kalian semua memang begitu lemah dan tidak berguna di hadapanku yang sudah mulai turun tangan!" Zangetsu menghina mereka semua nada yang sangat keras.

"Apa yang kalian harapkan? Tidak ada yang bisa menghentikan bagaimana cerita ini berlanjut, tidak ada yang bisa mengubah alur cerita ini!" kata Zangetsu dengan suara bergema.

Graham bersiap untuk menghadapi Zangetsu, namun, tangan bayangan yang tak terlihat memegangnya erat dan mencegahnya untuk bergerak.

Meskipun terlihat kuat dan penuh amarah untuk ingin membalas dendam kematian adiknya itu, Graham merasakan kelemahan dan ketakutan merayap di dalam dirinya.

Shinobu, yang masih berusaha pulih dari kehilangan Gideon, menatap Zangetsu dengan mata penuh ketidakpercayaan dan keputusasaan.

Namun, semangat di dalam dirinya masih berkobar meski redup. Dia tahu dia tidak bisa menyerah begitu saja.

Korrina, yang terpental setelah kekalahan brutalnya, berusaha bangkit kembali.

Wajahnya yang kuat kini tampak penuh dengan kerentanannya. Dia mendekati Shinobu dan Graham, berusaha untuk memberikan dukungan, meskipun dia sendiri merasakan kekalahan yang begitu dalam.

Zangetsu melangkah maju, cahaya yang gelap dan mengancam menyelimuti tubuhnya. "Kalian hanya marionet dalam cerita ini, tidak ada artinya kalian berusaha melawan takdir."

"Kematian adalah kepastian, dan aku adalah pelaksananya."

Dia melepaskan serangan energi gelap yang menghantam tanah, menciptakan gempa dan debu di sekitarnya."

"Shinobu, Graham, dan Korrina berusaha untuk melindungi diri mereka sendiri, tetapi serangan itu terlalu kuat.

Zangetsu mengejek mereka, "Hahaha, bisakah kalian merasakan keputusasaan?"

"Kekalahan kalian sudah ditentukan sejak awal. Kalian hanya bermain dalam permainan yang sudah ditulis dalam sebuah narasi untuk kalian menerima kekalahan!"

Namun, dalam keheningan pasca-serangan, sesuatu yang tak terduga terjadi.

Shinobu, yang sedang mencoba mengumpulkan kekuatannya, merasakan energi yang terus tumbuh di dalam dirinya.

Itu bukan hanya kekuatannya sendiri, melainkan sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang melibatkan semua yang telah terjadi dalam cerita ini.

Tanah bergetar dan cahaya yang terang mulai memenuhi ruang di sekitar mereka. Kekuatan yang tak terduga ini membuat Zangetsu terkejut, dan dia menatap Shinobu dengan perhatian yang tajam.

Shinobu bangkit dengan penuh kekuatan cahaya yang melingkari dirinya, "Alur cerita berupa narasi mungkin telah menentukan satu jalur, tetapi itu tidak berarti kita tidak bisa menciptakan alur baru yang sudah kau rusak sejak lama."

"Aku tidak akan membiarkan kematian dan keputusasaan menghentikan kita!"

Korrina dan Graham, yang juga merasakan energi yang baru muncul, bergabung dengan Shinobu.

Bersama-sama, mereka membentuk pertahanan terhadap kekuatan gelap Zangetsu.

Zangetsu, yang sebelumnya begitu yakin dengan kemenangan, sekarang harus menghadapi perlawanan yang tidak terduga.

Apakah keberanian dan tekad mereka cukup untuk mengubah nasib yang telah ditentukan? Hanya waktu yang akan memberikan jawaban.

Dalam satu momen penuh amarah, Shinobu merasakan energi mendalam yang membangkitkan dalam dirinya.

Amarahnya tercampur dengan keputusan kuat untuk menghentikan Zangetsu, dan cahaya ilahi mulai memancar dari tubuhnya.

Rambut emasnya yang biasa berkilau kini berubah menjadi perak, menyala dengan kekuatan yang baru terungkap.

Seolah-olah terhubung dengan kekuatan dari surga yang masih bisa ia akses dalam kehidupan, Shinobu mengangkat tangannya ke langit.

Gelombang cahaya ilahi terpancar dari tubuhnya, menciptakan lingkaran berkilau yang melingkupi mereka.

Cahaya itu bersinar begitu terang, seolah-olah membakar kegelapan yang diciptakan oleh Zangetsu.

Shinobu menutup matanya dengan erat, memusatkan semua amarah dan tekadnya. Hatinya memancarkan energi yang membebaskan, melampaui batasan yang biasa mengikatnya.

Ketika dia membuka matanya, mata peraknya bersinar dengan kekuatan yang luar biasa.

Graham dan Korrina, yang masih berusaha bangkit, terpukau oleh transformasi Shinobu.

Mereka merasakan kekuatan yang mengalir dari Shinobu, membentuk perlindungan tak terlihat di sekitar mereka.

Zangetsu, yang sebelumnya begitu percaya diri, kini merasakan gelombang kekuatan yang tak terduga.

Dia mengerutkan kening, mencoba memahami apa yang sedang terjadi.

Namun, kekuatan Shinobu terus berkembang, menciptakan riak energi yang melibatkan seluruh wilayah itu.

Shinobu, kini sepenuhnya berubah, melangkah maju dengan tekad yang lebih kuat dari sebelumnya. "Aku bukan lagi marionet dalam ceritamu, Zangetsu."

"Aku adalah penulis dari cerita ini, dan aku akan menuliskan akhir yang berbeda!" Suaranya menggema ketika dia sedang berada dalam wujud The Mind miliknya.

Kali ini dia tidak menggunakan wujud The Mind karena dirinya masih bisa bertarung dan berjuang dengan wujudnya saat ini.

Shinobu sempat beradaptasi dengan dirinya sendiri hingga kedua lengannya itu terus menghasilkan berbagai macam kekuatan uang dibungkus dalam cahaya terang.

Dengan gerakan tangan yang tegas, Shinobu melepaskan gelombang energi ilahi ke arah Zangetsu. Cahaya itu bertabrakan dengan kegelapan yang dibawa oleh Zangetsu, menciptakan konflik kekuatan yang luar biasa.

"... ...!!!" Zangetsu merasakan semacam momen yang pernah ia lihat sebelumnya.

Itu adalah saat-saat dimana Shinobu memberontak hingga melepaskan segala kekuatannya itu kepada Zephyra yang sudah sepastinya kewalahan.

Entah kenapa Zangetsu merasa dipermalukan oleh Shinobu sekarang karena ia tidak menggunakan apapun yang terkait dengan The Mind dan juga The Syndrome.

Hanya kekuatan biasa yang selalu ia gunakan terkuat akan cahaya dimana dalam cahaya itu terdapat berbagai macam lapisan kekuatan dan kemampuan berbeda yang sudah ia improvisasi.

Gideon, yang masih tergeletak di tanah, perlahan-lahan berubah menjadi cahaya yang merasuki tubuh Shinobu.

Perlahan-lahan Shinobu langsung mengepalkan tinjunya itu hanya untuk dilancarkan ke arah daratan sampai menumbuhkan sebuah akar yang membentuk pohon sampai ukurannya mulai membesar.

Pohon itu bisa dijadikan sebagai penopang sekaligus halangan untuk menekan segala kekuatan kegelapan yang dimiliki oleh Zangetsu.

Mata Zangetsu yang sudah dipenuhi dengan emosi memandang ke langit, melihat pohon itu yang terus tumbuh dan membesar tanpa pembatas apapun.

Zangetsu merapatkan giginya kesal, "Jadi ini yang dirasakan oleh Zenzaku."

"Ternyata kau memang seperti parasit yang mengacaukan ceritanya!"

"Kau tidak berhak untuk mengubah cerita yang sudah seharusnya diwariskan kepadaku ini..."

"Akulah. Akulah yang akan mengontrol segala cerita termasuk dengan aksimu sendiri!!!" Zangetsu menunjuk ke arah Shinobu yang langsung ia tatap dengan tatapan tajamnya.

"Grggkk...!"gumamnya dengan suara yang terdengar ketakutan.

Sementara itu, Korrina dan Graham, yang merasakan kekuatan perlindungan yang baru, bergabung dengan Shinobu.

Bersama-sama, mereka membentuk front pertahanan terhadap Zangetsu yang terus berusaha melawan gelombang energi ilahi.

"Serahkan masalah ini padaku." Ucap Shinobu yang terlihat serius dimana Korrina dan Graham terpaksa harus mundur.

"Hati-hati, Shinobu. Kau tidak bisa menyamai Zangetsu dengan Zenzaku karena dia pastinya sudah berkembang karena bantuan dari Zenzaku."

"Aku tahu itu..."

Langit yang sebelumnya gelap kini berkilau dengan keindahan cahaya suci yang memenuhi seluruh wilayah.

"Itulah kenapa aku berniat untuk mengakhirinya sekarang!"

Yuusuatouri: UnwrittenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang