Shinobu yang merasa sakit kepala mulai menerima semacam pandangan tambahan di dalam kedua matanya itu dimana ia benar-benar tidak bisa berkata-kata.
Apa yang dibicarakan oleh Morgan justru mempengaruhi isi pikiran mereka berdua hingga keduanya dibawa ke dalam momen yang sama, terkait atas masa lalu.
Perkataan itu membawa Morgan dan Shinobu kembali ke masa lalu yang penuh teka-teki pada era awal, di saat Gideon, seorang Manusia yang kini telah berubah menjadi sosok yang gagah dan berkarisma.
Ia mendatanginya untuk mengetahui lebih banyak tentang perang yang tak kunjung usai, dan tentunya dirinya sudah sering mendengar tentang The Syndrome War sampai ia tak memutuskan untuk berpartisipasi.
Morgan berada di ruangannya, memeriksa peta dan catatan yang mencatat perkembangan perang bersama dengan Kirasaki.
Pintu terbuka perlahan, dan Gideon masuk dengan langkah yang mantap. Wajahnya yang dulu mungkin polos kini telah tergores oleh pengalaman dan pertempuran.
“Gideon,” sapa Morgan sambil menoleh.
Kirasaki sempat terkejut ketika melihat Gideon untuk pertama kalinya sampai ia benar-benar berbeda dengan apa yang dibayangkan olehnya.
“Gideon Schenaider yang kau sebut sebagai adik angkatmu itu...?!” Kirasaki terlihat kaget selagi menutup mulutnya
Gideon menatap Kirasaki lalu ia tersenyum, “Jadi Morgan memang menyewa tentara bayaran sepertimu ya...”
“...aku yakin dia menyewa dirimu dengan banyak sekali alasan, salah satunya mengenai kebenaran yang telah kau lalui.”
Kirasaki terdiam seketika, “Apakah kau juga tahu soal itu?”
“The Syndrome milikku terhubung dengan Asteria, dan kesakitan yang dia terima dari Zangges... semuanya sudah aku ketahui.”
Tubuh Kirasaki melemas seketika karena ia tak menyangka Gideon bisa tahu mengenai Zangges yang ingin menyingkirkan Asteria bersama dengan rasnya.
Dia semakin memiliki pemikiran bahwa setiap pengidap The Syndrome akan mengetahui sudut pandang serta pemikiran satu sama lain seperti membagikan satu hal yang sama persis.
“Tak perlu mengkhawatirkannya terlalu dalam.” Gideon melipatkan kedua lengannya.
“Permasalahan seperti itu tidak seharusnya kami urus karena hal tersebut merupakan sesuatu yang harus diselesaikan oleh Zangges sendiri.”
“Dan tentunya dia sudah terlambat untuk melakukan itu dikarenakan kekacauan yang sedang memuncak dalam perang ini.”
Gideon menatap Morgan, “Burung yang dikenal dengan sebutan Shiratori saja sudah terlepas dengan banyak sekali keturunannya.”
“Perwujudan dari segala kekacauan itu ya, memang benar...”
“...semenjak kemunculan burung itu, perang The Syndrome sudah semakin terlihat sebagai hal yang akan terjadi sampai akhir dari segalanya.”
“Kekacauan yang terus berkembang dengan berbagai macam cabang yang takkan pernah bisa dihentikan menggunakan cara apapun itu.”
Gideon tersenyum, namun matanya penuh dengan kekhawatiran. “Morgan, berapa lama lagi kita harus melanjutkan perang ini?”
“Kita telah kehilangan begitu banyak nyawa, makhluk hidup yang mengidap The Syndrome semakin banyak, dan Dewa-dewa kelihatannya tak terkendali.”
Morgan menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, “Gideon, ini adalah perang yang tak kita pilih. The Syndrome menggoyang dasar eksistensi kita. Aku tahu kau juga telah mengalami banyak perubahan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...