Shinichi merasakan dingin yang menusuk tulang saat menyadari makna dari kata-kata The Elder One.
Semua yang telah ia ketahui tentang Zangges, The Elder One, dan The Mind menciptakan gambaran yang menakutkan di dalam benaknya sampai ia dapat menyebut ketiga entitas itu sebagai pilar atas segalanya.
Namun, puncak dari pilar yang sebenarnya adalah The Mind itu sendiri dimana Shinichi justru memiliki dalam pikirannya sendiri.
Dan terkadang The Mind selalu bertindak tanpa keinginan Shinichi sampai itu sempat menghantui dirinya karena berpikir bahwa The Mind bisa saja menusuknya dari belakang.
Ditambah lagi Ibunya sekarang sudah menjadi wadah terkuat dari The Mind sampai ia sekarang bisa dibilang sesosok yang paling maha kuasa atas segalanya.
Tetapi, untuk Shinichi sendiri dia masih belum bisa mengikuti jejaknya itu, dan tentunya dia tidak memiliki niatan untuk mengikuti lagi melainkan ia lebih memilih jalan lagi agar bisa berada di tingkatan yang sama dengannya.
Tubuhnya gemetar, dan mata yang penuh dengan rasa ketakutan mencari kepastian di hadapan sosok The Elder One.
"Apa yang terjadi jika kau terbangun sekarang?" tanya Shinichi dengan nada gemetar dimana ia malah menanyakannya lagi untuk yang kedua kali untuk memastikannya.
The Elder One, melalui wujud Ako, tersenyum mengerti. "Jika aku terbangun sekarang, semuanya akan berakhir."
"Segala ciptaan akan hancur termasuk dengan akhirat baru yang telah kau ciptakan."
"Intinya semua yang ada di sini akan hancur sepenuhnya sampai takkan menyisakan apapun kecuali dirimu, diriku, dan juga Ibumu."
Shinichi semakin menerima perasaan yang begitu takut sampai tubuhnya itu benar-benar merinding karena The Mind secara langsung memberikan visual itu kepadanya.
Dia langsung menyentuh kepalanya sendiri hingga membayangkan istrinya yang sudah pasti akan gugur, kali ini untuk selamanya sampai ia tidak dapat dikembalikan dengan cara apapun itu.
"Itu adalah tugas yang aku laksanakan, sebagai penjaga dan pengawas."
"Dan tentunya tugas ini memang harus dilakukan secara langsung tanpa harus menerima rasa segan apapun itu."
"Jika Zangges mengambil posisiku maka dia tidak akan pernah bisa tertidur untuk selamanya."
"Tidur merupakan salah satu tugas terberat yang diberikan oleh The Mind karena sekali saja kau terbangun sedikit maka kehancuran akan terjadi."
Shinichi menatap Ako dengan ekspresi serius, "Tetapi, kau sekarang... bukannya secara teknis kau sudah bangun walaupun hanya sedikit saja?"
"Memang benar, tapi tubuh Ako yang aku gunakan adalah bagian dari mimpiku dimana dialah satu-satunya harapan yang aku miliki untuk bisa berinteraksi dengan dirimu."
"Dan tentunya Ako adalah harapan terakhir untuk bisa memperbaiki nama Eldritch serta mengakhiri sejarah dari Eldritch untuk satu untuk semuanya."
"Tubuh adikmu Shinjuku bisa aku gunakan sebagai mimpiku, tetapi kau masih terlalu naif untuk bisa menerima kebenaran sejak saat itu."
"Namun, sekarang kau sudah membuktikan bahwa dirimu benar-benar layak sebagai putra Shinobu Koneko dengan pandangan menuju jalan yang berbeda."
"Kau yang menjadi kehidupan adalah harapan terakhir bagi Ako dan juga diriku agar bisa tertidur untuk selamanya." Ako mulai menepuk pelan bahunya itu.
Shinichi berusaha memahami beratnya beban yang diemban oleh The Elder One.
Ia menyadari bahwa The Elder One tidak hanya berbicara tentang kehancuran Eldritch, tetapi juga seluruh eksistensi yang terkait dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...