Dalam gemuruh pertarungan antara Shinichi dan Alter Konomi, energi yang mereka hasilkan memenuhi udara, menciptakan loncatan dan ledakan yang mengguncang lingkungan sekitarnya.
Kedua Legenda ini saling beradu kekuatan, menciptakan pertarungan yang sangat intens.
Shinichi, yang sekarang telah berubah menjadi bentuk Alpha Conqueror, memancarkan kekuatan yang melibatkan elemen-elemen tak terduga.
Kilatan cahaya biru dan merah memenuhi langit, menciptakan pemandangan yang begitu dramatis.
Konomi, di sisi lain, memanfaatkan kemampuan Alter-nya dengan lincah. Serangannya membawa kecepatan dan kekuatan yang luar biasa, menggambarkan perjuangan batin yang dialaminya.
Di pinggir medan pertempuran, Ako memandang dengan mata yang campur aduk antara kebingungan dan kepedihan.
Sebagai adik, dia merasa terbelah di antara rekan dan Kakaknya yang saling berhadapan. Hatinya teriris, tidak tahu harus berpihak pada siapa.
“Apa yang harus aku lakukan... jika sudah seperti ini maka... maka semuanya akan menjadi buruk.” Ako menatap kedua lengannya yang berubah menjadi tentakel.
Tentakel itu memunculkan banyak sekali mata hingga ia langsung memejamkan kedua matanya hingga dirinya langsung berlutut di atas tanah.
Pertarungan terus berlanjut, dan setiap serangan yang dilancarkan oleh Shinichi atau Konomi menghasilkan efek yang luar biasa.
Shinichi, meskipun mengeluarkan kekuatan Alpha Conqueror, juga merasakan bobot emosional di setiap serangan yang dia lancarkan. Pikirannya terus terhubung dengan Konomi melalui The Mind.
“Konomi, kita tidak harus melawan satu sama lain seperti ini!” seru Shinichi, berusaha merayu hati rekannya itu karena ia tidak ingin melukai dirinya.
Namun, Konomi masih terhanyut dalam kemarahan dan keputusasaan yang melanda dirinya. Dia merasa takut kehilangan Ako lagi, dan rasa bersalah yang dalam terus menghantuinya.
Shinichi mencoba menggunakan kekuatan The Mind-nya untuk membangun jembatan emosional dengan Konomi.
Gambar-gambar memori masa kecil, kebahagiaan, dan kasih sayang perjuangannya dengan adiknya berputar di antara mereka. Namun, efeknya terasa terbatas.
Di tengah-tengah pertarungan ini, Ako merasa semakin bingung. Dia ingin merangkul Shinichi dan Konomi agar bisa berhenti, tetapi konflik yang terjadi membuatnya terasa terjebak di antara dua dunia yang bertentangan.
Pertarungan itu mencapai puncaknya, di mana kedua Legenda itu sama-sama lelah namun tetap berjuang. Akan tetapi, di saat-saat genting itu, Ako merasa ada kekuatan aneh yang mulai merasuki dirinya.
Suara lembut bergema di benaknya, “Ako, cucuku, kau memiliki kekuatan untuk menyatukan mereka.”
Ako mengangkat pandangannya dan melihat bayangan Kakeknya, Haruki, muncul dalam cahaya yang bersinar lembut. Dengan senyum penuh kasih, Kakeknya memberikan dukungan dan arahan.
“Dalam hatimu, Ako, ada kekuatan yang dapat menyatukan dua dunia yang berseteru. Jadilah cahaya yang membimbing mereka menuju perdamaian.”
Ako merasa kehangatan di dalam hatinya. Dengan keberanian yang baru ditemukannya, dia berjalan mendekati pusat pertarungan. Menguatkan diri, dia berbicara dengan penuh keyakinan.
“Shinichi, Kakak, hentikan pertarungan ini. Aku tidak ingin melihat kalian saling melukai!!!”
“Kalian adalah rekan, dan rekan seperjuangan sudah seharusnya membantu satu sama lain!!!”
Kedua saudara itu berhenti sejenak, memandang Ako dengan ekspresi campur aduk. Pertarungan yang meletihkan tersebut memberi mereka kesempatan untuk merenungkan kata-kata Ako.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...