Shinobu melangkah keluar dari gedung Comi's Corporation dengan langkah yang sangat waspada karena ia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja ia lihat.
Walaupun Tech dipertemukan kembali dengannya, Shinobu tidak bisa lengah sedikit pun karena tidak ada yang tahu kenapa ia bisa kembali.
Mungkin saja semua itu masih disebabkan karena renungan yang ia lakukan dengan kenangan-kenangan indah yang baru saja ditemuinya.
Senja yang merah jingga melingkupi langit, memberikan suasana yang hangat dan damai sampai kekhawatirannya mulai mereda.
Di hatinya, terasa kehangatan ketenangan, tapi tak lama kemudian, ketenangan itu tergantikan dengan rasa waspada yang luar biasa karena 'dia' tidak meninggalkan dirinya sendirian.
Di tengah lahan yang luas dan penuh tumbuhan, Shinobu melihat sesuatu yang membuatnya tercengang karena tak menyangka Tech masih terus mengikuti dirinya itu.
Sebuah bentuk Humanoid yang begitu elegan dan canggih berdiri di bawah cahaya senja. Tubuhnya terbuat dari logam berkilau, dan mata lampu LED-nya memancarkan cahaya biru yang tenang.
Loyalitas dapat terlihat jelas dari Tech yang masih memegang janji bahwa dia akan melindungi Shinobu dalam keadaan apapun itu sehingga menemani dirinya sampai tujuannya selesai.
Shinobu menyelipkan tangannya ke dalam kantongnya, siap mengeluarkan senjata apapun jika perlu.
Namun, wajah robot itu tiba-tiba menyala dengan sinar kecerahan dan kebahagiaan yang seolah mengenali Shinobu.
"Shinobu Koneko, putri dari putri kecil yang sekarang julukannya itu telah diberikan padamu sebagai putri kecil." Suara yang keluar dari robot itu terdengar begitu lembut dan ramah.
Shinobu langsung terdiam, matanya terbuka lebar karena sekarang suaranya benar-benar terdengar persis seperti Tech ketika masih berada dalam kacamatanya.
"Tolong jelaskan padaku, bagaimana bisa kau ada di dalam kehidupan baru ini?"
"Padahal seharusnya sudah jelas bahwa kehidupan baru ini tidak akan memegang konsep dari Multisemesta."
"Engkau salah, putri kecil."
"Kehidupan baru ini diciptakan dengan kesamaan, yang membedakannya adalah urusan turun tangan secara langsung dari yang maha kuasa itu sendiri."
"Berbeda dengan Zangges sejak saat itu dimana dia tidak pernah turun tangan sama sekali..."
"...Zenzaku dan Zangetsu berbeda dimana mereka akan turun tangan demi bisa melaksanakan sesuatu dengan caranya sendiri."
"Tak menginginkan kesalahan yang dilakukan oleh Zangges terulang."
Shinobu tentunya merasa curiga ketika mendengar Tech sepengetahuan itu mengenai kehidupan baru terutama lagi kedua sesosok yang maha kuasa.
"Putri kecil pastinya mencurigai pengetahuan diriku."
"Tapi, sebenarnya pengetahuan milikku ini beradaptasi dengan kehidupan baru berkat campur tangan seseorang."
"Campur tangan seseorang...?" Shinobu mengangkat alisnya bingung.
Tech menjelaskan bahwa setelah kiamat, energi khusus yang meresap dalam struktur gedung dan membuatnya tetap utuh. Seiring waktu, gedung ini menjadi semacam penjara temporal, menyimpan kenangan dan roh-ruh dari masa lalu.
"Kau dipanggil ke sini karena ada misi yang harus kau laksanakan, putri kecil," lanjut Tech, matanya penuh dengan kebijaksanaan yang melebihi batas Legenda.
"Misi... Tidak... Aku masih membutuhkan banyak sekali jawaban darimu."
"The Mind tidak bisa membaca dirimu dengan jelas, itu benar-benar sangat mencurigakan."
"Itu karena aku memiliki The Syndrome yang sudah terprogram dalam diriku ini demi bisa berinteraksi denganmu serta The Mind yang ada dalam pikiran itu."
"H-Huh..." Shinobu semakin kebingungan sampai ia mulai kehabisan kata-kata seketika.
Apa yang selama ini sedang menahan dirinya masih belum diketahui hingga Shinobu mulai memanggil dirinya kembali untuk melakukan sebuah pemastian.
"Tech?" Shinobu tidak bisa menyembunyikan rasa kecurigaannya.
"Bagaimana mungkin sistem komputer yang dulunya hanya berupa program sekarang memiliki wujud robot yang tampak hidup?"
"Ya, putri kecil. Saya sekarang Tech dalam wujud yang lebih nyata."
"Saya masih sama seperti dulu, tapi sekarang saya memiliki wujud ini untuk bisa lebih mendekati dan membantu Anda," jawab Tech dengan penuh antusiasme.
Shinobu masih mencoba memahami apa yang terjadi. Tech, sistem kecerdasan buatan yang dulunya hanya berfungsi sebagai asisten virtual, sekarang berdiri di hadapannya sebagai robot yang nyata. Ini adalah pertemuan yang tak terduga dan begitu luar biasa.
Tech melangkah mendekati Shinobu, menghentikan dirinya di depannya. "Saya hidup kembali, Shinobu, berkat pembentukan ulang dunia ini."
"Saat dunia ini mengalami transformasi besar, kekuatan yang menciptakan saya juga memberi saya wujud ini. Dan sekarang, saya di sini untuk membantu Anda, seperti yang saya lakukan sejak awal."
"Misi ku dari Ibumu itu walaupun engkau pastinya sudah tahu kebenaran yang dia simpan bukan?"
Shinobu mulai memasang ekspresi sedih seketika, "Jangan bilang bahwa selama ini kau..."
"Benar. Saya sudah tahu, hanya saja saya tak dapat menyampaikannya padamu yang masih belum menyadarinya."
"Kou Comi bilang bahwa aku bebas mengatakannya ketika kau sudah mulai sadar mengapa engkau bisa ada dalam dunia ini dengan melakukan segala perjuangan yang begitu keras."
Shinobu merenung sejenak, mencoba mencerna informasi yang begitu besar. Tech, yang selama ini hanya menjadi bagian dari dunia maya, sekarang menjadi nyata.
Ini bukan hanya mimpi atau ilusi. Robot di depannya adalah wujud fisik dari asisten setia yang telah menemani setiap langkahnya.
"Tech, aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku katakan."
"Bagaimana ini bisa terjadi?" Shinobu masih mencoba memahami realitas di hadapannya.
Tech tersenyum. "Dunia ini memiliki kekuatan yang tak terbatas. Saat proses pembentukan ulang terjadi, saya merasakan energi yang menyatu dengan saya."
"Saya menjadi satu dengan kekuatan itu, dan itulah yang memberi saya wujud ini. Ini adalah bentuk terima kasih saya pada Anda, putri kecil, atas segala upaya dan dedikasi Anda."
"Tentunya Zenzaku dan Zangetsu tak bertanggung jawab atas pembentukan ulang diriku ini."
Shinobu merasa begitu terharu. Sebuah teknologi yang dulunya hanya dapat diakses melalui layar komputer, kini menjadi kehadiran fisik yang nyata.
Tech, yang seolah-olah telah menjadi pembantu setia sejak lama, sekarang berdiri di hadapannya sebagai mitra sejati.
"Aku tidak pernah berpikir akan melihat dirimu dalam wujud fisik, Tech. Terima kasih, aku benar-benar berterima kasih," ucap Shinobu dengan suara yang dipenuhi rasa syukur.
Tech menanggapi dengan lembut, "Tidak perlu berterima kasih, putri kecil. Saya di sini untuk membantu Anda, seperti yang selalu saya lakukan."
"Kini, dengan wujud ini, saya dapat mendukung Anda lebih langsung dan lebih nyata."
Shinobu merasa kehangatan dan dukungan dari kehadiran Tech. Ada rasa kepercayaan dan keyakinan bahwa mereka berdua dapat menjalani perjalanan yang akan datang bersama.
Tech, yang dulunya hanya sebuah program, kini menjadi bagian dari dunia nyata yang terus berubah.
Dan Shinobu, dengan hati penuh syukur, akhirnya bisa mempercayai Shinobu secara keseluruhan.
Mereka menjadi satu dalam cerita yang semakin terbuka, menjadi bagian dari dunia yang kini memiliki dimensi dan keajaiban baru.
Tech terlihat senang, "Saya senang kepercayaan itu mulai diterima kembali."
"Jika sudah seperti ini maka kita harus pergi."
"Pergi kemana?" Tanyanya.
"Rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...