Takdir, seperti gelombang dahsyat, terus menghantam pasukan Underworld. Ako, yang dulunya menjadi teman dan sekutu setia, kini terasa lebih seperti monster yang tidak bisa dikendalikan.
Hampir menyamai kejadian seperti di dalam Touregniration dimana Ako berubah menjadi Eldritch untuk yang pertama kalinya.
Yang membedakannya sekarang adalah ia berada dalam kendali takdir yang tentunya sudah diatur sesempurna mungkin oleh Zahar dengan tongkat Fateless Destiny.
Tentakel-tentakelnya meliuk-liuk dan melesat ke segala arah, menciptakan hujan serangan yang tak terhindarkan.
Shinichi dan Gideon merasa betapa sulitnya menghadapi Ako yang kini terpengaruh oleh Fateless Destiny. Mereka berdua berusaha melindungi diri dari serangan takdir yang datang dari segala penjuru.
Perisai emas Shinichi dan topeng Gideon menjadi satu-satunya pertahanan mereka, namun terasa seperti pertarungan yang tidak bisa dimenangkan.
"Shinichi, kita harus menemukan cara untuk membebaskan Ako dari pengaruh ini!" ujar Gideon dengan serius.
Shinichi mengangguk, "Tapi bagaimana? Kekuatan takdir ini begitu kuat, sulit untuk diatasi!"
Sementara itu, Konomi berusaha dengan segala kekuatannya untuk menahan serangan Ako. Tubuhnya yang sudah menerima kekuatan dari Alter masih belum cukup karena tekanan takdir membuatnya terguncang.
Dia merasa beban emosional yang begitu berat karena harus menghadapi saudara sendiri hingga rasa traumanya itu memuncak kembali dalam dirinya.
"Ako, aku tahu kau masih di sana! Tolong, lawan takdir itu!" teriak Konomi dengan penuh harapan.
Namun, Ako tampaknya tidak dapat mendengar atau merespon. Tatapan matanya kosong, tanpa ekspresi yang tersirat sedikit pun. Setiap serangannya adalah manifestasi dari takdir yang mendalam, tanpa belas kasihan.
Gideon, yang menyadari bahwa mereka harus bergerak cepat, menciptakan rencana. "Shinichi, aku akan mencoba meredam takdir yang mempengaruhi Ako."
"Kamu harus mencoba menghubunginya dengan The Mind- mu. Mungkin ada cara untuk membuka jalur komunikasi dengan dirinya yang sejati."
Shinichi setuju, dan kedua pria ini dengan kekuatan terakhir mereka mencoba untuk memutarbalikkan gelombang takdir yang sedang membanjiri medan pertempuran.
Gideon fokus pada Ako, mencoba untuk memancarkan energi yang dapat meredam pengaruh takdir.
Sementara itu, Shinichi menutup matanya dan meresapi kekuatan The Mind-nya. Ia memasuki alam batin, mencoba menembus lapisan takdir yang membingungkan.
Di dalam alam pikiran, ia mencari jejak Ako, mencoba untuk menyentuh nurani dan kehendaknya yang sejati.
Pertarungan yang terjadi di alam batin ini merupakan perang batin yang sulit dan rumit. Shinichi harus memahami kompleksitas takdir yang merajai Ako, sementara Gideon berjuang untuk meredam efek takdir tersebut dari luar.
Keberhasilan mereka mungkin merupakan satu-satunya kunci untuk mengembalikan Ako ke keadaan semula.
Takdir yang membelenggu Ako tampaknya tidak dapat dipatahkan. Upaya Shinichi dan Gideon untuk memerdekakan Ako dari kendali takdir terasa seperti memukul dinding batu yang tidak dapat dihancurkan.
Mereka merasa keputusasaan yang mendalam, seolah-olah telah mencapai ujung jalan.
"Kita telah kehabisan opsi, Gideon," kata Shinichi dengan nada putus asa.
"Takdir ini begitu kuat, kita tidak memiliki daya untuk mengatasi."
Gideon mengangguk, ekspresinya mencerminkan kekecewaan yang mendalam. "Aku tidak tahu apa yang harus kita lakukan lagi. Ako sudah benar-benar terjebak di dalam kendali takdir itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...