Zangetsu berlutut di hadapan Shinobu, wajahnya mencerminkan kebingungan dan kekalahan.
Seiring dengan hilangnya pengaruh ilusinya, kekuatan dan kekuasaan yang selama ini membanggakan dirinya lenyap seketika.
Ia merasa seperti seorang raja yang tiba-tiba kehilangan takhtanya, dan kini, di hadapannya, adalah Shinobu yang seolah menjadi penentu nasibnya.
Shinobu, yang masih memancarkan aura Golden Spirit, menatap Zangetsu dengan bijak. "Kini, apakah kau sudah mulai melihat kebenaran, Zangetsu?"
"Kekuatan sejati tidak hanya terletak pada sihir dan ambisi."
Zangetsu meremas tanah dengan kedua tangannya. Ia merasakan pahitnya kekalahan, sekaligus kehilangan identitas yang selama ini ia banggakan. Hampa menggantikan kekuatan yang dulu membuatnya merasa tak terkalahkan.
"Kau pikir kau bisa menutupi mataku dengan ilusimu, Shinobu? Kau hanyalah penipu!" desis Zangetsu dengan suara yang gemetar. Rasa marah dan frustrasi menciptakan kekacauan dalam dirinya.
Shinobu hanya tersenyum, memahami perasaan Zangetsu. "Aku tidak menutupi matamu, Zangetsu."
"Aku membukanya. Ini adalah perjalananmu untuk melihat kebenaran yang sejati, bahkan jika itu menyakitkan."
Namun, Zangetsu, yang tengah terperangkap dalam egonya yang hancur, menolak menerima kenyataan. "Aku lebih kuat dari ini! Aku adalah yang maha kuasa, tidak bisa kau abaikan begitu saja!"
Shinobu mendekati Zangetsu, kehadirannya masih didominasi oleh aura keemasan yang mempesona. "Kelemahanmu bukanlah ketiadaan kekuatan, Zangetsu."
"Kelemahanmu adalah ketidakmampuan untuk menerima kebenaran dan melihat di luar ambisimu."
Zangetsu mengangkat kepalanya dengan sorot mata yang menyimpan kemarahan. "Jangan merendahkan aku, Shinobu! Aku tidak akan menerima kebenaran dari orang sepertimu!"
Shinobu tetap tenang, meskipun Zangetsu semakin kehilangan kendali atas emosinya. "Kamu lebih lemah daripada yang kau pikirkan, Zangetsu. Kekuatan sejati datang dari pemahaman dan penerimaan terhadap diri sendiri."
Ketidakpuasan Zangetsu meluap, dan ia bangkit dari posisi berlututnya. "Kau pikir kau bisa mengubahku dengan kata-kata bijakmu? Aku adalah Zangetsu, dan takkan pernah ada yang bisa menghentikanku!"
Dengan cepat, Zangetsu melemparkan serangan sihir Void ke arah Shinobu. Namun, semua serangannya dengan mudah ditepis oleh kehadiran Golden Spirit. Shinobu berdiri tegak di hadapan Zangetsu, masih memancarkan kekuatan yang tenang.
"Aku merasa kasihan padamu, Zangetsu. Kamu begitu terperangkap dalam ego dan ambisimu sendiri sehingga tak bisa melihat kenyataan," ujar Shinobu dengan suara yang penuh kesabaran.
Tapi Zangetsu terus melancarkan serangan, semakin marah dan putus asa. Shinobu, dengan sigap, menghindari setiap serangan itu dengan kecepatan dan ketangkasannya yang tak tertandingi.
"Kau tidak lebih dari boneka yang tertipu oleh kekuatanku, Shinobu! Aku tak akan kalah begitu saja!" teriak Zangetsu sambil melepaskan serangan bertubi-tubi.
Namun, dengan sekali anggukan kecil, Shinobu berhasil menetralisir seluruh serangan Zangetsu.
"Kekuatanmu hilang bersamaan dengan kehilangan identitasmu yang palsu, Zangetsu. Kamu harus belajar menerima diri sendiri sebelum mencari kekuatan sejati."
Zangetsu terjatuh ke tanah, tubuhnya gemetar. Ia menyadari bahwa setiap serangan yang dilancarkannya hanya mencerminkan kelemahan dan kehilangan yang ia rasakan.
Shinobu, sementara itu, tetap tenang, menunggu Zangetsu merenung atas dirinya sendiri.
"Jangan berpikir kau bisa mencabut hakku untuk menjadi yang maha kuasa!" desis Zangetsu dengan suara serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...