Korrina melihat Graham dengan ekspresi campuran keterkejutan dan kelegaan. Graham, dengan tatapan tegas, memastikan Korrina untuk tetap tenang.
"Graham... apa yang kau lakukan di sini?" tanya Korrina dengan suara yang penuh kekhawatiran, matanya masih terpaku pada Zangetsu yang tertawa-tawa di depan mereka.
Graham menjawab dengan penuh keyakinan, "Ini adalah perjuangan pertamaku. Aku harus melakukan sesuatu untuk membantu."
"Aku tahu kau khawatir tentang Shinobu, jadi biarkan aku menangani Zangetsu ini."
Meskipun Korrina masih ragu, namun keberanian dan tekad dalam kata-kata Graham membuatnya merasa seolah-olah dia bisa mempercayainya.
Dia melihat Zangetsu yang masih tertawa dan memahami bahwa ini adalah saat yang sangat kritis.
"Tapi dia begitu kuat, Graham. Apakah kau yakin bisa menahannya?" tanya Korrina, suaranya serak karena rasa khawatir yang mendalam.
Graham mengangguk dengan segala keputusan yang telah dia tentukan. "Aku telah mempersiapkan diri untuk momen seperti ini. Zangetsu mungkin kuat, tetapi aku yakin aku bisa memberikan Shinobu kesempatan untuk pulih."
Dengan cepat, Graham bergerak maju dan berdiri di antara Korrina dan Zangetsu. Matanya yang tajam dan tegas menatap Zangetsu yang masih bersorak-sorai dengan kegelapan di sekelilingnya.
"Zangetsu, aku tahu siapa diriku sekarang, dan aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan orang-orang yang aku pedulikan," ujar Graham dengan suara yang tegas dan mantap.
Zangetsu, yang sebelumnya terlalu asyik mengejek, sekarang memandang Graham dengan tatapan serius. Namun, tawanya tidak sepenuhnya berhenti.
"Haha, apakah kau pikir kau bisa menghentikanku, Patient Zero?" Zangetsu berbicara dengan suara bergema, mencoba menghina tekad Graham.
Graham tidak terpengaruh. Dia menatap Zangetsu dengan tatapan yang bersinar dari matanya. "Aku tidak tahu apakah bisa atau tidak, tetapi aku tidak akan membiarkanmu terus melukai mereka yang aku cintai."
"Aku akan melindungi mereka, bahkan jika itu berarti menghadapi kegelapan."
Korrina, meskipun masih penuh kekhawatiran, mulai merasakan sedikit kepercayaan pada tekad Graham.
Dia melihat seberapa serius Graham dalam menghadapi Zangetsu, dan seolah-olah melihat seseorang yang baru lahir dengan semangat perjuangan.
"Tolong, Graham. Berhati-hatilah," ujar Korrina, meraih lengan Graham dengan penuh kecemasan.
Graham tersenyum lembut. "Aku akan melakukannya. Percayalah padaku, ini adalah perjuangan pertamaku, dan aku tidak akan membiarkan apapun terjadi pada Shinobu dan juga Ibu."
Sementara Graham bersiap untuk menghadapi Zangetsu, Korrina tidak bisa menahan rasa khawatir yang terus menghantuinya.
Dia memandang Shinobu yang masih terbaring di tanah, tubuhnya dipenuhi dengan cahaya emas yang semakin memudar.
"Shinobu, haraplah yang terbaik untuk kami," gumam Korrina dengan suara yang hampir tercekat oleh kekhawatiran.
Graham, tanpa ragu, melangkah maju menghadapi Zangetsu yang masih bersorak-sorai. Pertarungan di antara mereka belum berakhir, dan ruang angkasa masih terasa gemuruh oleh kekuatan yang bertentangan.
Korrina, meskipun penuh kekhawatiran, mencoba memusatkan dirinya untuk merawat Shinobu dan juga mendukung Graham yang bersiap untuk perjuangan besar yang mungkin akan mengubah segalanya.
Zangetsu melihat Graham dengan pandangan merendahkan. "Hahaha, apakah kau pikir kau bisa menghadapiku? Lihatlah dirimu, Patient Zero."
"Kau bahkan tidak memiliki kekuatan untuk melawan kegelapan, apalagi menghadapiku."
Graham, meski merasa tertantang, tetap tenang. Dia tahu bahwa pengalaman dan keahliannya mungkin tidak setara dengan Zangetsu, tetapi keputusannya untuk melindungi orang-orang yang dicintainya menjadi sumber kekuatan yang tak terduga.
"Apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkanmu melukai mereka," kata Graham dengan suara yang serius, mencoba untuk mengabaikan ejekan Zangetsu.
"Kehidupanku saat itu memanglah singkat sampai aku tak memiliki pencapaian atau pengalaman apapun terkait akan perjuangan."
"Tetapi, sekarang... sekarang adalah waktu yang sangat tepat untuk membuktikan diriku bisa."
"Setidaknya di dalam Limbo aku sudah menyaksikan begitu banyak pertarungan dari segi kemampuan, sihir, dan juga fiksi."
"The Syndrome milikku seharusnya dapat menjadikan semua itu sebagai pengalaman yang tak pernah aku miliki selama ini!"
Namun, Zangetsu tidak bisa menahan diri untuk tidak menertawakan Graham lebih keras lagi. "Kau benar-benar lucu, Patient Zero."
"Bagaimana kau berpikir bisa melindungi sesuatu ketika kau bahkan tidak memiliki pengalaman dalam pertarungan?"
"Dulu saja kau selalu membebankan kedua orang tuamu hingga sekarang inilah yang selama ini telah kau hasilkan."
"Perkataan terakhirmu setidaknya merupakan salah satu keuntungan dariku karena jika bukan The Syndrome yang menyerang diriku maka semua ini takkan terjadi."
"Pada akhirnya, semua ini bisa menjadi kenyataan berkat diriku."
Graham tetap berdiri tegak, mengabaikan ejekan Zangetsu selanjutnya. Dia menyadari bahwa dirinya adalah seorang yang dulunya lemah, terbatas oleh penyakit yang dia derita.
Namun, kehadiran The Syndrome tidak lagi menghantui dirinya, dan dia menemukan kekuatan yang baru dalam penyakit itu sendiri.
"Kelemahanku di masa lalu tidak akan menghentikanku sekarang."
"Aku telah menemukan alasan untuk berjuang, dan itu lebih kuat daripada segalanya," ujar Graham dengan suara yang ia naikkan.
Zangetsu tersenyum sinis, seolah-olah menikmati setiap kata yang keluar dari mulut Graham. "Alasan? Apakah itu membuatmu merasa lebih kuat?"
"Kau tidak lebih dari seseorang yang tidak tahu apa-apa tentang kegelapan."
Graham, meski merasa tertekan oleh kata-kata Zangetsu, tetap bersikeras. "Aku mungkin tidak tahu banyak tentang pertarungan serta kekuasaanmu, tetapi aku tahu bahwa perjuangan yang aku lakukan takkan menjadi sia-sia."
"Semua jawaban yang aku butuhkan sudah terjawab di titik ini!"
"Aku senang dengan apa yang terjadi di masa depan!"
Zangetsu tertawa keras, mengabaikan perkataan Graham. "Perjuangan? Keinginan untuk melindungi?"
"Apakah kau pikir itu cukup untuk menghadapiku?"
"ku adalah kegelapan yang tak terbatas, Patient Zero. Kekuatan semacam itu tidak akan pernah cukup."
Graham menghela nafas dalam-dalam, mencoba memusatkan pikirannya. Dia menyadari bahwa Zangetsu tidak hanya mengincarnya sebagai lawan, tetapi juga mencoba meruntuhkan semangatnya.
"Tidak peduli seberapa kuat kegelapanmu, aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan harapanku," ujar Graham dengan tekad yang semakin membara.
Zangetsu, yang merasa terhibur oleh keteguhan Graham, semakin meningkatkan intensitas ejekannya. "Apa harapanmu, Patient Zero?"
"Harapan yang rapuh seperti kaca, siap hancur di tangan kegelapan. Kau tidak memiliki apa-apa."
Graham, walau hatinya teriris oleh kata-kata Zangetsu, tetap teguh. "Aku mungkin tidak memiliki apa yang kau miliki, tetapi aku memiliki sesuatu yang lebih berharga."
"Aku memiliki sejarah yang jauh lebih bermanfaat dibandingkan dirimu selama kau lahir."
"Kekuasaan yang sebenarnya lebih merestui diriku dibandingkan dirimu yang hanya ingin diakui dan mengakuinya sendiri."
Namun, Zangetsu tidak terpukul oleh kata-kata mengejek dari Graham. Sebaliknya, dia semakin merendahkan, mencoba untuk meruntuhkan semangatnya.
"The Syndrome yang kau miliki takkan menyelamatkan dirimu. "
"Kau hanya akan menjadi korban di tengah-tengah kegelapan yang tak terbatas ini."
Graham, yang tahu bahwa dia tidak mungkin bisa bersaing dengan Zangetsu secara langsung dalam pertarungan fisik, mencoba untuk memfokuskan energinya pada melindungi Shinobu.
Dia tidak membiarkan ejekan Zangetsu meruntuhkan tekadnya.
"Sekarang, saksikanlah kekuatanku yang sejati!" ujar Zangetsu dengan penuh kecongkakan, sambil mengumpulkan energi kegelapan di tangannya.
Graham, dengan hati-hati, bersiap untuk bertahan. Dia menyadari bahwa kekuatan fisiknya mungkin tidak cukup, tetapi tekadnya yang bulat akan menjadi perisai terkuatnya.
Meskipun terdapat keraguan dalam dirinya, Graham bersikeras untuk menjaga cinta dan keinginan untuk melindungi yang terus membara di dalam hatinya.
"Inilah perjuangan pertamaku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...