Shinichi mulai melakukan beberapa riset mengenai kertas narasi yang digunakan oleh Zenzaku memperkuat Shira sampai ke sebuah ranah yang tidak bisa ia capai sembarangan.
Tanpa harus menggunakan The Mind, Shinichi mulai melakukan beberapa analisis untuk memprediksi apakah dirinya masih berada di tingkat yang sama dengan Shinichi.
Tapi, ada kemungkinan besar Shira hanya akan berada di tingkat yang sama dengan Shinichi karena sebelumnya dia ini tidak bisa menyentuhnya sama sekali bahkan sampai melukainya.
"Ternyata memang benar bahwa dia bertambah semakin kuat dalam artian untuk mengejar tingkatan yang aku injak untuk saat ini."
"Tidak peduli seberapa jauh aku mencoba untuk mengakhiri si bajingan itu, waktu ini tetap terulur olehnya."
Shinichi mulai menatap Koizumi yang masih dalam masa pemulihan, ia masih menjaga dirinya itu agar tidak menerima serangan apapun dari Shira atau Zenzaku.
"Ini hanyalah tawaran pertama yang sempat aku beri padanya." Jawab Zenzaku.
"Tetapi dia dulunya sangat keras kepala sampai harus sekarang ketika sedang dipermalukan untuk menyadarinya."
"Ketika pada waktu yang sangat genting dimana ia rela melakukan apapun tanpa memandang harga diri bodohnya itu yang terus menghambat tujuannya."
"Sekarang aku sudah tahu bagaimana cara agar ia mau menerima apapun untuk prioritas utamanya itu."
"Karena kemenangan sudah mempengaruhi pola pikirnya maka sebentar lagi dirinya yang baru dan sempurna akan lahir untuk membantuku."
"Kita pasti bisa mencapai tujuan itu bersama-sama jika Shira memutuskan untuk membuang segalanya lalu menggantikannya dengan sesuatu yang sementara."
"Harga dirinya sebagai bangsa Legenda harus dibuang sampai kita bisa mencapai tujuan itu."
"Dan sekarang prosesnya telah dimulai."
"Alur cerita yang aku ciptakan dalam sebuah kertas akan memperkuat siapapun yang sudah aku atur."
"Shira adalah karakter utamanya, dan semua orang harus tahu itu bahwa dirinya akan menerima kekuatan yang sebenarnya sebagai karakter utama."
"Dan ukiran pada kertas alur itu dipenuhi dengan banyak sekali kalimat bahwa dirinya akan selalu bisa mengatasi segala masalah."
"Sesulit apapun itu, setiap kalimat bisa dibilang berbeda-beda tetapi yang paling penting adalah semuanya berkaitan tentang kemenangan untuk dirinya agar bisa membunuh Ryuusaku Shinichi!"
"Kata-kata yang tertulis pada kertas alur cerita itu takkan bisa disangkal karena sudah terjadi secara langsung oleh seseorang yang menampungnya."
"Jika kertas itu mulai robek lalu terpisah maka Shira akan menerima kekuatan besar yang membuat dirinya menjadi sang karakter utama."
"Terpilih untuk menjalankan menjalani cerita yang sebenarnya."
"Andai saja dia bisa menciptakan alurnya sendiri dengan sempurna maka ia benar-benar bisa mengulangi semuanya dari awal..."
"Itulah kenapa ini adalah yang terakhir bagi sesosok Legenda bernama Shiratori Shira."
"Dia memerlukan perubahan untuk ke depannya agar tujuan itu bisa dilaksanakan."
"Ketika semua kertas alur cerita itu hancur..." Shinichi menyadari sesuatu yang unik dari kertas itu.
"Ya... dia akan mengulangi cerita yang pernah terjadi dengan pengetahuannya sekarang."
"Terkadang terjebak di situ saja memang sangat berpengaruh untuk perkembangan ke depannya."
"GRAAAAAGGGHHHH!!!" Shira terus mengonsumsi semua alur cerita itu sebagai yang terpilih untuk mengulang ceritanya dari awal.
Shira muncul tepat di hadapan Shinichi dengan satu tendangan melancarkan ke depan hingga mengenai lehernya itu.
Setelah tendangan itu dilepaskan, tubuhnya langsung terbelah menjadi dua bagian hingga memunculkan dua Shira yang melepaskan serangan kekuasaan dengan campuran cahaya putih di dalamnya.
"Mencoba untuk menetapkan alur cerita yang masih bisa diubah oleh pikiranku takkan mengubah kenyataan yang sudah terjadi sejak awal, Shiratori Shira..."
"Mungkin aku memang harus memberikan dirimu pelajaran yang sebenarnya."
"Sesuatu yang seharusnya kau terima dariku...!" Shinichi melebarkan kedua matanya hingga melepaskan cahaya marah yang berhasil menyingkirkan serangan kekuasaan itu.
Shira menurunkan kedua lengannya yang terasa lemas, untuk pertama kalinya ia menggunakan kekuasaan Zenzaku sebagai sumber kekuatan.
Tubuhnya tidak mampu menyesuaikannya dengan cepat dimana ia memerlukan waktu untuk tetap membenarkan tubuhnya agar tidak hancur seperti kertas yang akan robek.
Shinichi mulai mengusap darah pada mulutnya itu dimana ia sadar dirinya terluka cukup parah sampai dirinya terpaksa harus hilang oleh seseorang yang terpilih oleh kekuasaan.
"Kekuasaan yang kau coba perlihatkan padaku dari setiap serangan itu cukup menjengkelkan..."
"...sekarang aku tahu kenapa diriku bisa memimpikan sesuatu yang begitu mengerikan."
"Ternyata ulah kertas dari alur cerita awal yang membuat amarah di dalam tubuhku ini bergejolak keluar tanpa pembatas dari kesabaranku sendiri."
Shinichi mengalami dua hal yang begitu menyakitkan, hal itu mengefek secara langsung dari dalam dan luar karena kekuasaan yang digunakan sebagai serangan.
Pandangan dan alam sadarnya dipindahkan ke sebuah tempat dimana ia harus menyaksikan keluarganya terbunuh lagi dan lagi oleh Shira.
Tubuhnya juga terus menerima banyak sekali kesakitan tanpa henti yang membuat kesabarannya habis.
The Mind tak bisa membantu dirinya sama sekali untuk mengatasi semua itu hingga ia sekarang kehausan akan darah dan juga pembalasan.
Pembalasan yang menegakkan hukum dimana Shinichi langsung menatap Shira dengan tatapan kesal, "Kau cukup gegabah untuk menggoyahkan kesabaranku seperti itu."
"Aku mencoba untuk menyadarkan dirimu."
"Dan ini yang kau berikan padaku!?"
"Mencoba untuk melukai diriku dari dalam dan luar seperti itu!?" Shinichi merapatkan giginya kesal.
"Kau akan menyesali semua perbuatanmu itu..."
"Seusai janjiku sebelumnya! Kau akan mendapatkan perlakukan khusus yang jauh lebih istimewa dibandingkan para pendosa!"
Shira melepaskan banyak sekali serangan yang berjalan secara tersembunyi untuk melukai Shinichi.
Tetapi hasilnya semua serangan itu berhasil menembus tubuhnya karena ia sedang menggunakan ilmu hitamnya itu untuk penyesuaian diri.
Ia mencoba untuk mengendalikan emosinya agar tidak bersikap terlalu berlebihan.
Namun, amarah yang telah dipicu oleh Shira padanya takkan ia sia-siakan begitu saja karena dirinya akan memanfaatkan semua itu.
"Shiratori Shira..." Shinichi mulai memasang tatapan penuh ancaman padanya.
"...sejarahmu yang dipenuhi dengan kepalsuan berakhir sekarang juga."
"Sejarah palsu yang sebenarnya adalah dirimu. Terima lah apa yang telah terukir oleh sang pengatur alur cerita, kau tak seharusnya lahir ke dalam dunia ini!"
"Dan kau tak seharusnya menang melawan Ayahku..."
"...lagi pula aku sudah terlepas dari yang dinamakan sebagai alur fiktif, kenyataan, dan juga cerita atas kelahiran diriku sendiri."
Shinichi mengepalkan tinju kirinya lalu ia memunculkan cahaya ilahi yang begitu cerah di sebelahnya hingga membentuk senjatanya yaitu Chronicus Dominance.
"Akan kupastikan hal ini menjadi sesuatu yang begitu menyakitkan untuk dirimu hingga kau akan mengingatnya untuk selamanya."
"Tersiksa dalam kekekalan."
"Menderita karena hukum yang telah aku tegakkan!!!"
Kedua pupil Shinichi yang begitu merah langsung pecah hingga menyebabkan bola matanya dipenuhi dengan kemerahan.
Ia tidak perlu menggunakan kekuatan penuh melainkan memanfaatkan amarah yang telah diberikan oleh Shira kepadanya.
Tubuhnya langsung dilindungi oleh banyak sekali cahaya yang mulai melingkari dirinya sampai banyak sekali partikel bermunculan di sekitarnya.
"Kupastikan semua alur kematianmu itu terjadi satu per satu...!!!"
"Tanpa ada batasannya sama sekali...!!!"
"Kau akan kekal dalam kesakitan dan menderita dalam hukumanku!!!"
Shira langsung menghancurkan semua kertas cerita di dalam tubuhnya itu hingga memberikan dorongan penuh atas segala kekuatan yang membantu dirinya untuk menetapkan alur cerita serta merubah kenyataan.
Otot Shira mulai membesar sampai banyak sekali urat mulai menonjol keluar karena ia menggunakan kekuatan penuhnya untuk mengakhiri Shinichi.
"YANG AKAN MATI DI SINI ADALAH DIRIMU...!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasySetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...