Cahaya yang memancar dari tubuh Zaharion semakin menyilaukan, menyiratkan kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang bisa diterima oleh prisma di tubuhnya.
Retakan pada tubuh prisma miliknya semakin melebar, menghasilkan dentuman keras yang menggema di seluruh medan pertempuran.
Tongkat Fateless Destiny yang menjadi inti dari kekuatan takdir Zaharion mulai terpecah belah.
Energi takdir yang melekat di dalamnya tampak terlepas, memancarkan kilatan-kilatan cahaya yang menyilaukan.
Zaharion mencoba untuk menahan serangan cahaya yang tumbuh semakin ganas, namun wajahnya yang semula penuh kepuasan mulai berubah menjadi ekspresi yang penuh dengan rasa sakit.
"Sialan, apa yang terjadi?!" teriaknya dengan nada yang terengah-engah.
Tentakel Ako yang sedang menyerang Konomi terhenti seketika, seolah-olah terpaku oleh kejadian yang tak terduga ini.
Konomi, yang sempat merasakan kelemahan akibat serangan Ako, memanfaatkan momen ini untuk mengumpulkan kembali kekuatannya.
Gideon dan Shinichi, yang sebelumnya merasa terpojok, melihat kejadian ini sebagai peluang untuk bangkit kembali.
Dengan cepat, mereka berdua berkoordinasi, memusatkan energi mereka untuk menyerang bagian yang lemah dari pasukan Zaharion.
Sementara itu, cahaya yang semakin meluap dari tubuh Zaharion menciptakan gelombang energi yang tak terkendali, memengaruhi semua yang ada di sekitarnya.
Sephira yang sebelumnya dimakan oleh Ako mulai muncul kembali, dipulihkan oleh kekuatan yang muncul dari kehancuran tongkat Fateless Destiny.
Kokomi, yang berusaha memberikan dukungan semaksimal mungkin, melihat harapan di tengah kekacauan ini.
Kekuatan takdir yang semula terasa tidak bisa diatasi kini berbalik menjadi sekutu.
Sephira yang terpulihkan membentuk perisai alami, melindungi pasukan Underworld dari serangan takdir yang mengerikan.
Namun, pertempuran masih jauh dari selesai. Cahaya yang memenuhi langit semakin intens, menciptakan pemandangan yang spektakuler dan menegangkan.
Zaharion, yang kini terlihat lebih lemah, masih berdiri dengan gigih, tetapi pertanyaan besar melayang, apa dampak dari kehancuran tongkat Fateless Destiny terhadap takdir dan kekuatan Zaharion?
Sementara kekuatan takdir yang semula tertumpah ke segala penjuru, Zaharion mencoba dengan putus asa untuk mengendalikan kekuatannya yang mulai menderu.
Tubuhnya yang terluka dan prisma-prismanya yang hancur membuatnya kesulitan untuk menstabilkan diri.
"Kalian tidak bisa... menghentikanku!" teriak Zaharion dengan ekspresi wajah yang semakin terdistorsi oleh rasa frustrasinya.
Namun, serangan Konomi yang tak kenal lelah terus mengarah ke arahnya. Kokomi dan Sephira membentuk barisan, melindungi pasukan Underworld dari serangan balas Zaharion yang semakin tak terkendali.
Gideon dan Shinichi berusaha memanfaatkan keadaan ini untuk menyerang bagian yang terlemah dari Zaharion.
Tapi, terlepas dari kehancuran tongkat Fateless Destiny, Zaharion tetaplah menjadi ancaman yang nyata.
Cahaya hijau yang menyelimuti tubuhnya menciptakan gelombang kekuatan takdir yang masih membahayakan.
Sephira yang dipulihkan ikut bersatu untuk menetralkan sebanyak mungkin energi negatif.
"Aku... tak akan... padam begitu saja!" desis Zaharion, berusaha bangkit meski tubuhnya sudah terluka parah.
Ako, yang sebelumnya terjebak dalam takdir Zaharion, akhirnya terbebas. Matanya yang sebelumnya tanpa ekspresi, kini memancarkan kebingungan dan kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Unwritten
FantasíaSetelah menghancurkan Limbo dan akhirat, akhirat yang baru telah tercipta untuk menampung semua jiwa yang sudah sepantasnya menerima waktu istirahat yang sebenarnya. Shinobu bersama yang lainnya berhasil tiba kembali di dalam kehidupan baru yang dis...