DEAR

12.5K 982 193
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

"Boleh ya hyuuung?" Mohon Felix dengan mata kucingnya.

Minho menghela nafas panjang mencoba tak terjebak pada rayuan Felix yang selalu berhadil memporak-porandakan kewarasannya. Mereka dalam perjalan kembali ke dorm setelah menyelesaikan jadwal latihan. Dan tepat di depan pintu lobi, seekor kucing kecil berwarna hitam menghampiri mereka dengan mengelus-ngeluskan badannya pada kaki Felix. Jangan tanya bagaimana reaksi koala kecil itu. Karna ia sudah berteriak kegemasan dan berakhir dengan merayu Minho dengan sekuat tenaga agar membawa kucing kecil itu masuk ke dorm.

"Felix, kau lupa ya? Hyunjin kan alergi bulu kucing?" Jelas Minho pelan-pelan. Tangannya menyapu rambut coklat Felix ke belakang.

"Tapi, bagaimana bisa kita meninggalkannya sendirian disini? Kalau ada mobil lalu dia terlindas bagaimana?" Mata Felix berkaca-kaca memandang ke arah kucing kecil yang terlihat nyaman di pelukannya.

Sebenarnya Minho juga tak tega sih meninggalkan kucing itu sendiri. Tapi ia juga tak mau mati ditangan Chan karna membuat Hyunjin alergi.

"Ayo, ikut aku!" Minho mengambil alih kucing dalam dekapan Felix dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya menggenggam tangan mungil koala kecilnya.

"Mau kemana hyung? Kamu mau membuang kucing kecil itu?" Tanya Felix. Matanya semakin berkaca-kaca takut kekasihnya akan membuang si kucing kecil di jalanan.

"Tidak lah. Kita ke pet shop. Kita titipkan pada mereka saja. Siapa tahu kucing kecil ini ada yang tertarik dan mengadopsinya" jelas Minho sebelum kekasih manisnya menangis. Bisa dikira menculik dia oleh orang-orang.

"Eh? Benar juga ya hyung! Waaah kau pintar hyung!" Pekik senang Felix. Ia melepaskan genggaman Minho dan mengakungkan tangannya pada lengan keras kekasihnya. Wajahnya juga ia usap-usapkan pada lengan Minho.

"Tentu saja dong. Pacar siapa dulu?"

"Pacar Felix!" Ucap Felix dengan riang. Membuat Minho gemas sekaligis senang secara bersamaan.

Benar, mereka berkencan. Baru beberapa bulan sih. Memang jika dilihat di siaran televisi, ia akan terlihat menempel pada Jisung sedangkan Felix menempel pada Changbin.

Mereka jarang terlihat menempel berdua jika di depan kamera. Tapi jika sudah off kamera, member lain bahkan sudah muak melihat bagaimana menempelnya kedua manusia bobrok itu.

Bukan mereka tak mau menunjukkannya di kamera. Mereka hanya sedang mengikuti skrip yang diminta oleh staff. Tapi bukan berarti juga mereka tidak boleh menempel. Mereka juga pernah kok beberapa kali terlihat saling menempel satu sama lain.

Dibilang ingin go publik, mereka ingin. Tapi mereka tak mau egois jika itu bisa membahayakan grup yang belum setahun ini debut. Jadilah seperti ini, diam-diam menjalin hubungan. Tapi mereka tak masalah. Selama member lain mau menerimanya, itu sudah cukup untuk sekarang.

***
**
*

"Byee.. kucing kecil!" Felix melambaikan tangan mungilnya di kaca petshop yang memperlihatkan kucing kecil yang ditenukannya tadi.

Setelah melewati beberapa pemeriksaan dan melengkapi dokumen-dokumen, mereka akhirnya meninggalkan petshop dengan lega. Setidaknya sekarang kucing kecil itu aman. Dan semoga saja diluar sana ada orang yang baik hati mau mengadopsi kucing kecil itu.

"Sudah, yuk, kita pulang" Minho menggenggam tangan kecil itu dengan lembut, mengajak Felix untuk segera pulang ke dorm sebelum leader mereka mengamuk.

"Hyuuung.." panggil manja Felix. Jika sudah seperti itu, pasti ada yang diinginkan lelaki manis itu.

"Apa lagi sekarang? Hm?" Tanya Minho dengan sabar.

"Tidak kok. Aku hanya ingin bilang, kau keren hyung!" Felix mengacungkan kedua jempolnya pada Minho. Minho yang melihat tingkah menggemaskan kekasihnya hanya bisa mengusak rambut karamel Felix.

"Apa sih kau ini?" Balas Minho. Malu karena di puji seperti itu oleh pacarnya sendiri.

"Aku serius kok hyung! Aku pikir kau akan membuang kucing kecil itu" ucap Felix.

"Aku tak setega itu juga, Lixie. Apa lagi dia masih kecil. Ah, dia mengingatkan ku pada seseorang" Minho membuat ekspresi berfikir keras. Felix yang masih bergelayut manja padanya merengut tak suka.

"Siapa? Kau berselingkuh ya?" Tuduh Felix. Matanya memicing menatap Minho, bukannya terlihat seram malah terlihat lucu.

"Ya tidak lah. Mana bisa aku selingkuh kalau mendapatkan mu saja sudah sangat menguras tenaga" Minho mengusak rambut Felix dengan gemas.

Ya, sangat sulit mendapatkan kekasihnya dulu. Ia harus bersaing dengan Changbin, Hyunjin, Woojin, Chan, bahkan Lucas dan Eric. Pacarnya ini memang sangat luar biasa menarik. Tak heran banyak yang jatuh cinta padanya. Dan beruntunglah Minho yang akhirnya bisa memenangkan hati koala kecilnya. Padahal ia sudah hopeless di saat-saat terakhir, namun akhirnya Felixnya sendiri yang mengatakan jika lelaki manis itu menyukainya juga.

"Terus kau memikirkan siapa?!" Sungut Felix dengan pipi menggembung dan dahi berkerut.

"Kucing kecil itu mengingatkan ku pada kucing besar ini" Minho mencubit bibir mengerucut Felix.

"Bohong!" Ucap Felix masih tak percaya.

"Aku serius" balas Minho jujur.

"Memang kenapa denan aku?" Felix akhirnya mau sedikit percaya.

"Kalian sama. Sama-sama kecil, sama-sama manja, sama-sama minta dipungut. Jadi, kucing besar, mau bertemu dengan orang tua ku, lusa nanti?" Tanya Minho.

"Eh? Kenapa tiba-tiba hyung?" Tanya balik Felix. Ia belum pernah bertemu dengan orang tua Minho secara personal. Ia hanya pernah melihat mereka saat debut dan comback kemarin.

"Karna mereka memaksa ku mengenalkan calon istri ku ini pada mereka. Jadi, mau ya? Mereka tak makan daging manusia kok" paksa Minho. Ia sangat berharap Felix mau bertemu dengan orang tua nya. Mereka selalu memaksa Minho untuk mengajak Felux untuk makan malam di rumah Minho.

"Hmm.. baiklah. Ayo kita pergi hyung!" Felix tersenyum manis yang juga menularkan pada Minho.
Minho mendekap kekasihnya itu dengan sayang. Ia pikir Felix tak mau. Tapi ia lega, ternyata Felix mau. Walaupun ia juga tahu, kekasihnya itu pasti sangat gugup sekarang. Itu wajar. Minho juga pasti merasakan itu jika ada di posisi Felixnya.

Kini tugasnya untuk meyakinkan dan menenangkan kekasihnya sampai mereka bertemu orang tua Minho.

***
**
*
*END*

BUCINERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang