SKY

4.9K 476 116
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

Felix menyipitkan mata bulatnya melihat keatas. Langit biru tanp awan sedikitpun yang bisa matanya tangkap. Senyum manis melengkung cantik di bibir cery nya. Angin tipis ikut menggoyangkan helaian rambut coklatnya yang keluar dari topi beani merah yang ia kenakan.

Ia tak pernah merasa sedamai ini. Tiduran di rerumputan yang terpotong rapi dengan kedua tangannya yang menjadi bantal. Hanya ada dia, langit, dan seseorang yang juga berbaring disebelahnya.

"Seungmin! Lihat! Ada pesawat terbang melewati kita!" Pekik Felix tiba-tiba, dengan jemari kecilnya yang menunjuk sebuah pesawat yang terlihat sangat kecil di atas langil.

Tawa kecilnya mengalun merdu hanya karna hal sepele seperti itu saja. Kekanakan kan? Tapi Felix senang. Sangat.

"Seminggu lagi aku akan naik pesawat juga. Aku akan ke London" lirih Felix. Seperti tak rela saat mulutnya mengatakan hal itu.

Senyum manis Felix kini berganti dengan senyum kecut. Lelaki mungil itu memandang sendu pesawat yang terlihat semakin menjauh.

"Tapi tak asik! Kau tak ikut, sih!" Ucap Felix diikuti kekehan kecilnya yang memperlihatkan susunan giginya yang rapih.

Tes!

"Eh? Bukan aku kan yang menangis?" Disekanya air bening yang menempel di pipi tirusnya hingga tak berjejak sama sekali.

"Ya. Bukan aku" lirik Felix dengan memandang sendu tangannya sendiri yang basah.

***
**
*

"Kau sudah memastikan semuanya lengkap kan?" Ucap lelaki tampan yang sedang membukakan pintu penumpang untuk Felix.

Kebiasaannya. Selalu memperlakukan Felix dengan sangat manis dan selalu istimewa. Tak berkurang sedikitpun meski mereka sudah dua tahun berpacaran. Dan Felix juga tak berubah. Selalu saja merona setiap kali kekasihnya membukakan pintu penumpang untuknya.

"Sudah kok. Kau juga kan, Seungminie?" Ucap Felix setelah kekasihnya itu masuk dan duduk di kursi kemudi disebelahnya.

"Sudah juga. Ibu ku yang mengatur semuanya. Kau tahu sendiri seperti apa perfectnya ibu ku kan?" Ucap Seungmin diikuti kekehan mereka berdua.

"Andai Mommy ku juga seperti ibu mu juga" iri Felix.

Mommy Felix adalah wanita karir. Felix jarang sekali memiliki waktu bersama Mommy nya. Tapi walaupun begitu, ia dan Mommynya tak pernah putus berkomunikasi. Beruntung saja saat ini ada teknologi aplikasi chatting dan video call. Jadi ia masih bisa mengobrol bersama Mommynya walau secara tak langsung.

"Kita tak usah lama-lama ya disana" ucap Seungmin yang membuat Felix menoleh heran padanya yang kini sedang berkonsentrasi mengemudi.

Saat ini mereka sedang dalam perjalanan ke pesta prom night yang diadakan sekolah mereka untuk merayakan hari kelulusan kelas 3.

"Kenapa?" Tanya Felix heran.

"Hm.. aku ingin menghabiskan waktu berdua dengan mu saja di rumah" ucap Seungmin dengan  sebelah tangan Seungmin yang menggenggam tangan mungil Felix.

Felix bisa merasakan pipinya memanas. Jantungnya juga berdetak tak karuan. Apa lagi setelah matanya bertatapan dengan mata Seungmin yang sesekali menoleh padanya.

"Hehe.. kita sudah dua tahun pacaran. Kenapa kau masih malu-malu sih pada ku? Manis sekali" gemas Seungmin.

"Entah lah. Aku juga tak tahu" balas Felix dengan senyum malu-malunya.

"Aaah.. senangnya kita bisa terus bersama di kampus" ucap Seungmin yang tak bisa menyembunyikan bahagianya.

Seungmin dan Felix memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama di London. Rencananya tiga bulan lagi mereka akan berangkat. Yah walaupun perkuliahan masih akan dilaksanakan enam bulan lagi, setidaknya mereka ingin membiasakan diri dulu dengan lingkungan dan suasana yang baru sebelum masa perkuliahan dimulai.

"Hehe.. aku jug.."

BRAK!!

Felix merasakan sesuatu menghantam pelipisnya beberapa kali sebelum ia merasa tubuhnya terlempar dari kursi mobil yang didudukinya. Ia bisa melihat tubuhnya keluar dari pintu yang sudah terlepas dan melihat Seungmin juga terlempar keluar.

BRUG!!

Felix berguling beberapa kali sebelum terkapar di samping bahu jalan. Satu menit ia tak bisa melihat apapun selain kegelapan, namun akhirnya matanya yang tadinya gelap kini bisa kembali melihat lagi sedikit demi sedikit.

Pandangan pertama yang bisa ia lihat adalah Seungmin yang juga terkapar sekitar tiga meter dari tempatnya. Mereka sama-sama hanya bisa saling memandang. Tak bisa mengelurkan suara sedikitpun atau menggerakan seujung jari pun. Karna mereka bahkan tak bisa merasakan badan mereka sendiri.

Telinganya bisa mendengar riuh orang-orang yang berbondong-bondong menghampiri mereka dan meluhat satu mobil box yang ia yakin menabrak mobil mereka dari belakang tadi.

Felix terus menatap Seungmin yang juga masih menatapnya. Memastikan kekasihnya baik-baik saja. Tapi, beberapa saat kemudian mata Seungmin tertutup sedikit demi sedikit bersamaan dengan air mata Felix yang bercampur dengan darahnya sendiri yang keluar dari entah bagian mana dari kepalanya. Setelahnya, ia juga ikut menyusul Seungmin, memejamkan matanya.

***
**
*

"Seungminie, bagaimana jika aku merindukan mu disana?" Lirih Felix.

Felix memiringkan badannya kesamping menghadap gundukan tanah yang berselimut rumput di sampingnya. Diusapnya dengan lembut gundukkan tanah itu seolah ia sedang mengusap rambut lembut Seungmin.

"Sekarang saja aku sudah merindukan mu" Felix memamerkan lagi senyum manisnya pada pusara Seungmin.

Felix tersenyum manis saat hembusan angin lagi-lagi menggoyangkan ujung rambutnya, seolah Seungmin yang mengusak sayang rambutnya seperti yang selalu Seungmin lakukan dulu. Felix yakin, Seungmin mendengar setiap ceritanya.

Felix juga yakin, Seungmin tak pernah meninggalkannya walau kini mereka terpisah jarak dunia. Seungmin akan selalu ada untuknya dalam berbagai cara.

***
**
*
*END*

BUCINERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang