(Part 2)
*Happy Reading*
***
**
*Jika ada yang menebak hubungan Felix dan Jisung berakhir bersama setelah insiden surat, maka salah besar. Nyatanya si jenius itu hanya sekali menggenggam tangan mungil Felix. Dan jika ada yang menebak mereka sering makan bekal buatan Felix bersama, maka salah juga. Karna setelah hari itu, Jisung menjauh. Paling tidak, itu yang Felix rasakan.
Jisung tetap seperti Jisung yang sebelumnya. Tak pernah mengajaknya berinteraksi, selalu fokus pada buku tebalnya, dan yang lebih menyesakkan, Jisung tak pernah menolak kehadiran Kim Yena. Si peringkat dua. Melihat mereka mengobrol bersama saja terlihat sangat cocok sekali. Si tampan dan si cantik.
Jadilah, Felix kembali ke rutinitasnya dulu. Menulis surat beramplop biru pada Jisung. Namun bedanya, surat itu tak lagi ia sisipkan pada bekal berkotak Doraemon. Ia tak pernah lagi memberikan bekal dan surat pada Jisung. Karna lelaki itu pernah berkata tak suka dengan surat buatan Felix. Maka dari itu, surat-surat itu sekalu berakhir di kolong mejanya sendiri.
Jisung dan Yena juga semakin terlihat sering bersama. Setiap pagi selalu berangkat bersama, pulang bersama, makan bersama, dan duduk bersama. Sepertinya Felix yang terlalu berharap.
"Kau mau kemana?" Tanya Seungmin, sahabat Felix satu-satunya, saat melihat lelaki koala itu bangun dari tempat duduknya dengan kotak bekal doraemon miliknya.
"Makan" ucap singkat Felix dengan wajah tertekuk.
"Yasudah, ayo ke kantin.."
"Tidak! Kau pergilah dengan kekasihmu. Tuh! Hyunjin sudah di depan!" Felix mengedikkan dagunya ke arah lelaki tampan yang tersenyum manis ke arah Seungmin.
"Lalu kau? Ayo lah! Kita makan bersama saja di kantin! Sudah seminggu kau tak pernah ke kantin bersama ku!" paksa Seungmin.
Sejujurnya, ia sedih dan khawatir pada sahabatnya yang akhir-akhir ini selalu terlihat murung dan lebih suka menyendiri entah karena apa. Ia hanya menunggu Felix bercerita padanya tanpa mau memaksa si koala. Karna ia tahu, Felix tak akan pernah bercerita padanya walau bagaimanapun kerasnya Seungmin memaksa.
"Aku malas berdesakkan di kantin. Lagi pula aku bawa bekal. Aku akan makan di samping ruang lab biologi saja" ucap Felix sebelum berlalu meninggalkan Seungmin. Ia juga menyempatkan tersenyum tipis pada Hyunjin yang dibalas kerutan sama bingungnya dengan Seungmin.
"Ada apa dengan si koala mu itu?" Tanya heran Hyunjin saat Seungmin sudah berdiri disampingnya, menatap punggung Felix yang menjauh.
"Entah lah. Aku jadi khawatir" lirih Seungmin.
***
**
*Felix menyesali kakinya yang membawanya ke lorong penghubung ruang osis dan lab bioligi. Harusnya ia ke kantin bersama Seungmin saja daripada melihat hal yang membuat hatinya ngilu.
Tepat di depan matanya, didalam ruang osis yang pintunya terbuka sedikit, ia bisa lihat Yena mengecup pipi berisi Jisung. Ia juga bisa melihat Jisung yang terdiam mematung.
Brak!
Felix menutup mulutnya sendiri setelah kotak bekalnya lolos dari tangannya sendiri. Kimbab sosis dan omellet buatannya jadi tumpah berantakan dilantai. Dengan cepat tangan kecilnya berusaha memasukkan makanannya ke kotak lagi.
Greb!
"Tak usah di ambil! Kotor!" ucap Jisung yang kini membersikhan tangan Felix yang kotor.
Sret!
Felix menarik kasar tangannya membuat Jisung memandangnya dengan dahi mengerut. Ia saja sampai kaget dengan gerakkannya sendiri.
"Maaf" ucap Felix dengan suara bergetar. Ia membungkuk singkat pada Jisung sebelum berlari pergi.
Ia merutuki kebodohannya sendiri. Bisa-bisanya ia ketahuan mengintip. Ia pastikan setelah ini Jisung pasti akan semakin membencinya.
***
**
*"Kau tak pulang?" Ucap Seungmin, menyadarkan Felix dari lamunannya.
"Eh.. ya. Pulang" balas Felix dengan linglung.
Tangannya sudah heboh memasukkan buku-bukunya dengan sembarangan ke tas hitamnya. Hingga ia tak sengaja hampir membalikkan mejanya sendiri. Untung saja Seungmin reflek memegangi meja Felix. Jika tidak, ia pastikan Felix akan tertimpa mejanya sendiri.
"PELAN-PELAN!" Pekik Seungmin keras. Bahkan bebera0a anak yang masih ada di kelas sampai menoleh pada mereka berdua.
"Ma.. maaf" cicit Felix. Ia takut kena amukan Seungmin yang lebih galak dari ibunya. Kepalanya terkulai lemas, takut menatap wajah garang Seungmin.
"Felix" panggil suara berat yang sangat dikenali Felix.
"Seungmin, bisa ku pinjam Felix? Aku akan mengantarnya pulang nanti" ucap Jisung pada Seungmin yang mengerutkan keningnya heran. Sejak kapan Jisung mau bicara pada sahabatnya?
"Aku pulang dulu. Jangan macam-macam pada sahabat ku!" Ancam Seungmin.
Lelaki manis itu keluar dari kelas meninggalkan sahabatnya bersama si jenius yang sangat terkenal itu. Ia yakin, sikap aneh Felix akhir-akhir ini ada hubungannya dengan Jisung. Semakin yakin saat beberapa amplok surat biru yang berjatuhan dari kolong meja Felix tadi.
***
**
*"Ma.. mau bicara apa?" Tanya Felix, setelah sekian lama Jisung hanya diam menatapnya.
Kelas sudah kosong. Hanya tinggal mereka berdua yang masih betah berdiri di samping bangku Felix.
"Maaf" lirih Jisung. Si jenius itu menghembuskan nafasnya berat.
"Maaf untuk apa? Kau tak berbuat salah pad.."
Greb!
Jisung memeluk tubuh ringkir Felix dengan lembut. Ia rindu si koala ini.
"Jangan salah paham! Aku tak ada hubungan apa pun pada Yena. Kami hanya sedang mempersiapkan olimpiade sains bulan depan. Maaf membuat mu berpikir buruk" ucap Jisung tepat di telinga si koala yang seminggu ini sangat dirindukannya.
"Jisung.." panggil Felix.
"Hm?"
"Jangan seperti ini jika kau tak suka pada ku. Aku tak mau memaksa seseorang menyukai ku. Aku sudah puas kok menyukai mu. Kalau kau minta aku berhenti sekarang pun akan ku lakukan" cicit Felix.
"Hm.. kalau aku minta kau tetap mencintai ku bagaimana?" Ucap Jisung jahil.
Di angkatnya wajah Felix untuk menghadapnya. Ia menangkup pipi halus Felix yang selalu merona saat bersamanya. Lucu.
"Ayo berkencan dengan ku!" Ucap Jisung serius. Ia tak mau lagi menahan lebih lama untuk meminta si koala itu untuk menjadi kekasihnya.
"Hm?" Felix membulatkan matanya. Bolehkan ia mempercayai telinganya sendiri?
"Jadi kekasih ku. Aku tak mau menerima alasan apapun. Jadi, hari ini hari pertama kita! Mengerti?" Ucap Jisung. Tangannya menggenggam tangan kecil Felix yang terlihat pas ditangannya.
"Hmm.. iya" Felix tak lagi bisa menahan senyumnya. Ia senang. Sangat. Bahagia malah.
"Kalau begitu, ayo! Ku antar kekasih ku pulang!" Jisung menarik lembut tangan Felix untuk mwbgikutinya.
Akhirnya. Ia bisa membuat si lelaki koala itu menjadi kekasihnya. Ia sudah mati-matian menahan rindu pada Felix. Ia bahkan takut saat Felix melihatnya dicium Yena diruang osis. Ia takut Felixnya pergi dari sisinya. Ia tak mau. Dan tak akan pernah rela!
***
**
*
*END*
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!