*Happy Reading*
***
**
*Felix menatap lekat Jisung yang tertidur di lipatan tangannya sendiri. Lelaki tupai yang duduk di belakang bangkunya itu terlihat damai dan polos seperti bayi saat tertidur, terlihat sekali berbeda jauh saat ia bangun. Jisung itu langganan keluar masuk ruang kedisiplinan. Mulai dari bertengkar, membolos, ketahuan merokok di lingkungan sekolah, dan masih banyak lagi tingkah nakalnya. Padahal wajahnya tak berbeda jauh dari si manis Felix.
Felix menyukai Jisung bukan sebuah rahasia umum lagi. Semua orang di lingkungan sekolah ini pun tahu. Mulai dari murid, guru, hingga tukang kebun dan satpam pun semuanya tahu. Bagaimana tidak, jika dengan terang-terangan Felix menunjukan rasa sukanya pada Jisung setiap hari bahkan setiap waktu. Padahal, jika dilihat dari segi perbedaan, Felix itu jauh sekali dari kesan buruk yang dimiliki Jisung.
Felix itu langganan juara pertama disetiap kejuaraan yang diikuti sekolah. Ia selalu juara satu paralel untuk peringkat akademiknya. Felix juga sangat manis dan baik pada semua orang. Image nya benar-benar berbeda jauh dari Jisung yang urakan dan tak tahu aturan. Tipikal murid teladan.
"Jisung menambah tindik lagi ya di telinga kanan? Waaahh.. Jisung jadi terlihat semakin keren!" Ucap kagum Felix saat melihat tindik hitam baru di daun telinga bagian atas Jisung.
Guru kedisiplinan saja sudah malas memberi hukuman pada lelaki tupai itu. Jadi dibiarkannya saja Jisung mau menindik telinganya berapa banyak pun. Mereka sudah lelah menasehati.
"Kalau tidur, jisung terlihat seperti bayi, ih! Hehe.." kekeh kecil Felix, takut membangunkan Jisung dari tidurnya. Tapi ia juga tak sanggup menahan gemasnya sendiri pada wajah bayi Jisung.
"Hai, Jisung! Jisung tampan! Felix suka!" Lagi, Felix terkekeh kecil setelahnya. Merasa malu lebih tepatnya.
Entah dorongan dari mana, Felix memajukan bibirnya yang mengerucut lucu, bergerak ke ujung rambut coklat Jisung dan meninggalkan kecupan kecil pada ujung rambut si tupai.
Pipi Felix bersemu merah setelahnya. Hawa panas mulai membakar pipi gembul itu mulai dari leher hingga kedua pipinya. Merasa malu sendiri dengan tingkah nekatnya tadi.
Felix berjengit kaget saat tiba-tiba Jisung bangun dan mencondongkan badannya ke arah Felix, hingga menyisakan beberapa centi saja diantara mereka. Felix membelalakan matanya saat bertemu mata kelam Jisung, hampir tak berjarak didepannya. Ia tak pernah sedekat ini menatap Jisung, wajar saja jika ia gugup.Cup.
Jisung mencium kecil ujung hidung lucu Felix yang kini semakin membolakan matanya. Bahkan Jisung sampai takut mata koala itu bisa saja keluar dari tempatnya.
Belum selesai kekagetan Felix, Jisung merangkulkan tangannya di leher Felix dan membawanya keluar dari kelas yang sudah kosong karena jam pelajaran sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Lelaki urakan itu membawa Felix ke motornya yang terparkir di parkiran motor khusus guru dan karyawan. Jisung tak sudi jika motor sportnya berjejeran dengan motor murah siswa yang lain.
Dan mungkin Jisung akan menculik si koala kecil. Ia akan menghukum Felix dengan manis seharian ini.
"Kalau mau minta cium bilang! Jangan diam-diam! Dasar pencuri!" Ucap Jisung dengan bibir terangkat sebelah hingga membuat wajahnya semakin terlihat tampan.
Untung saja Felix tak melihat. Karena koala kecil itu masih belum tersadar dari shocknya. Ia tak percaya Jisung yang biasanya cuek sekali padanya tiba-tiba mencium ujung hidungnya.
Bahkan Felix tak sadar jika kini ia sudah mengalungkan tangannya di pinggang milik Jisung, sementara Jisung melajukan motornya membelah jalanan ramai Seoul.
***
**
*
*END*
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!