MINE

6.5K 645 89
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

"Astaga! Lihat siapa yang tak tahu diri disini?" Ucap Yerim, pentolan geng terkenal di kampus ini. Ia memandang sinis Felix yang baru saja berjalan masuk ke kelas.

Felix yang merasa sedang diperhatikan berhenti sejenak untuk membenarkan letak kacamatanya yang melorot di hidung lucunya. Setelahnya ia lanjut berjalan ke bangku kosong di tengah. Semua teman-teman kelasnya memperhatikan Felix dan Yerim juga gengnya dengan bergantian.

Felix anak yang tak terlalu mencolok di kelas. Malah, ia selalu menghindar dari highlight perhatian teman-temannya. Penampilannya cenderung biasa saja dengan kaus polos yang terlapisi sweater dan juga kaca mata berbingkai hitamnya. Bukan tipikal siswa yang mencolok.

"Kau yakin kau melihatnya masuk ke mobil Minho, Yerim? Sepertinya tak mungkin. Seorang Minho? Dan anak seperti dia? Ayolah jangan bercanda keterlaluan begitu!" Sahut Chorin, teman se geng Yerim, tersenyum mengejek.

Yerin, Chorin, Sooah, dan Rena berjalan menghampiri Felix yang tengah membuka buku catatannya lalu mengelilinginya. Sooah yang duduk di samping Felix sengaja menempelkan dadanya ke lengan Felix. Felix yang terkejut saat sesuatu asing menempel di lengan atasanya, langsung menggeser duduknya menjauhi Sooah. Teman se-geng itu tertawa melihat reaksi Felix.

"Melihat reaksinya, tentu saja ia tak suka wanita. Jadi, bisa saja Yerim benar. Tapi kalau melihat penampilannya, err.." ucap Rena, memainkan rambut halus Felix memutar-mutarnya kecil-kecil. Felix menggeser badannya lagi menjauhi Rena yang duduk di sisi lainnya.

"Benar. Mana mau Minho dengannya. Benar kan Minho?" Ucap Yerim pada Minho yang duduk di kursi paling belakang.

Minho, pangeran kampus dan satu kelas dengan Felix. Seperti kebalikan dengan penampilan Felix yang biasa saja, Minho adalah tipe orang yang sangat menjaga penampilannya. Setiap hari, pasti ada saja yang menyatakan perasaanya pada Minho. Tapi entah kenapa tak ada satupun yang berakhir mendapatkan lelaki dingin itu. Termasuk Yerim.

Makanya Yerim tak percaya awalnya saat melihat Felix yang masuk ke mobil Minho di minimarket yang jaraknya sedikit jauh dari kampus. Kalau sekali ia lihat, boleh saja ia tak percaya. Tapi ia sudah mengamati Felix hampir dua minggu ini. Makanya Yerim tak terima.

"Ck!" Minho berdecak keras. Membuat Yerim tersenyum menang ke arah Felix.

"Memang kenapa dengannya? Ku pikir tak ada yang salah dengannya. Yang aku heran, ada apa dengan mu? Sibuk sekali menilai orang lain. Coba nilai dulu dirimu dan teman-teman mu!" Ucap sinis Minho.

Ia membereskan barang-barangnya yang belum lama ia keluarkan lalu menghampiri gerombolan geng gadis-gadis yang suka membuli itu lalu membereskan barang-barang Felix di meja.

Setelah semua buku dan alat tulis Felix masuk ke tas punggung coklatnya, ditariknya dengan lembut lengan kecil Felix seakan tak mau menyakitinya.

"Minho! Apa-apaan kau ini?! Cepat lepaskan tangan si jelek ini, sebelum banyak anak yang melihatnya!" Ucap Yerim heboh sendiri.

Bukannya melepas, Minho malah merogoh kaos Felix lalu menarik kalung di leher lelaki mungil itu yang ternyata ada sebuah cincin cantik sebagai liontinnya. Setelahnya, ia juga menarik kalung yang sama dari balik kaosnya sendiri.

Semua orang yang melihat hanya bisa menatap terkejut kedua lelaki berbeda penampilan itu. Mereka tak bodoh untuk tahu cincin apa yang mereka miliki.

"Si jelek yang kau panggil ini.." ucap Minho geram, namun terpotong bisikan Felix.

"Hyung, jangan!" Felix menggeleng keras, meminta Minho tak mengatakannya.

"Dia istri ku!" Ucap Minho, tak memperdulikan permohonan Felix. Semua yang mendengar tentu saja terkejut. Terutama Yerim dan geng nya.

Minho tak tahan lagi. Istrinya di perlakukan buruk oleh kumpulan gadis bodoh yang mengejar-ngejarnya. Enak saja!

Felix dan Minho menikah tahun lalu. Karena perjodohan pada awalnya. Namun setelah menikah, Minho jatuh cinta pada istrinya sendiri. Begitupun Felix. Selama ini Felix meminta Minho untuk menyembunyikan status mereka karena tak mau membuat yang lainnya mencemooh dirinya yang sangat biasa saja untuk menyandang status sebagai istri Minho.

Tapi kali ini, Minho tak tahan lagi. Terlebih saat melihat istrinya di lecehkan seperti tadi. Ia tak akan pernah terima!

"Sayang, aku tak mood lagi untuk kuliah hari ini. Kita pulang saja ya!" Ucap Minho mutlak, membuat Felix sebagai istri sedikit takut melihat raut marah suaminya.

Felix menganggukan kepala sebagai jawabannya. Terlalu kelu lidahnya untuk menjawab.
Setelahnya, Minho menyelipkan jari-jarinya pada jari istrinya. Menariknya lembut untuk keluar dari lingkaran gadis-gadis itu.
Sebelum pergi, ia sempat berhenti untuk berhadapan dengan Yerim dan tersenyum miring.

"Jangan bertingkah murahan lagi pada ku! Dan jangan pernah lagi merendahkan istri ku. Sekarang kau tahu kan siapa yang rendah sebenarnya?!" Ucap sinis Minho membuat gadis itu tercengang dan hanya bisa menatap pasangan suami istri itu berjalan melaluinya lalu menghilang dari balik pintu.

"Hyung, jangan seperti itu. Bagaimanapun dia wanita. Tak boleh begitu!" ucap Felix lembut saat mereka keluar dari kelas.

"Masa bodo. Dan, ingatkan aku untuk membilas lengan mu yang dikotori gadis sialan itu, saat sampai di rumah!" Ucap Minho masih emosi.

Greb.

Felix menarik tangan Minho hingga mereka berpelukan. Selanjutnya, Felix mengelus punggung Minho yang naik turun menahan emosi.

"Terimakasih, suami ku" ucap Felix tulus, membuat emosi Minho turun.

"Kau istri ku. Tak perlu takut pada apapun selama aku bersama mu. Aku akan melindungi mu seperti janji pernikahan kita. Jangan sembunyi lagi mulai saat ini! Mengerti?" Ucap Minho dengan lembut. Felix selalu berhasil membuatnya tenang.

"Iya. Aku memasrahkan diriku pada mu ya, suami ku" ucap Felix dengan senyuman manisnya, yang menular pada Minho.

"Ayo pulang" Minho mengusap surai istrinya sebelum menggandeng tangan kecil itu membawanya ke parkiran mobil.

Felix tersenyum melihat suaminya yang begitu mencintainya. Ia harus menelfon kakeknya untuk berterimakasih karna telah menjodohkan mereka saat sampai dirumah nanti.

***
**
*
*END*

BUCINERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang