ENEMYZONE (3)

3.8K 469 75
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

Hyunjin side

Hyunjin merasa ada yang salah. Tapi ia tak tau apa yang salah. Hyunjin pikir, ia tak membuat kesalahan apapun sebelum atau bahkan saat memutuskan ikut naik gunung bersama teman-teman kelasnya. Ia ingin menyegarkan pikirannya dari beban tugas kuliah yang semakin membuat kepalanya selalu pening setiap hari.

Tapi entah kenapa, perasaanya mengatakan ada sesuatu yang salah. Pikirannya selalu tertuju pada sosok tetangga depan rumahnya yang ia tinggal.

"Jin! Jangan bengong! Tak baik!" Ucap Seungmin yang membuat Hyunjin tersadar dari lamunannya.

Mereka sudah sampai di puncak gunung beberapa saat lalu. Dan harusnya Hyunjin menikmati keindahan pemandangan indah dibawah gunung setelah dengan susah payah ia mendaki sejak dini hari.

"Kau kenapa sih, Jin? Seperti ada yang mengganggu pikiran mu sejak semalam" tanya Raesung yang kini duduk di samping Hyunjin.

"Sehat kan, Jin?" Giliran Younhoon bertanya.

10 pasang mata teman-teman kelasnya menatap Hyunjin dengan khawatir. Mereka takut karena mendaki, terjadi hal tak baik pada Hyunjin.

"Tidak. Aku hanya merasa ada yang salah. Mungkin aku melupakan sesuatu. Tapi, tak apa. Tak perlu mengkhawatirkan ku. Ayo, turun!" Hyunjin berdiri dari duduknya lalu berjalan mendahului teman-temannya untuk memimpin jalan.

Semua temannya untuk beberapa saat saling berpandangan sebelum akhirnya mengikuti langkah Hyunjin. Seungmin dan Raesung berjalan tepat di belakang Hyunjin untuk berjaga jika sesuatu terjadi pada teman mereka.

"Ah! Aku hampir lupa!" Hyunjin menghentikan langkahnya lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

"Ada yang tertinggal?" Tanya Seungmin yang penasaran dengan tingkah Sahabat barunya.

"Tidak sih, tapi fotokan aku!"

Hyunjin memberikan ponselnya sendiri pada Seungmin sementara tangannya kini memegang hand banner buatannya sendiri yang terbuat dari kertas karton dengan bubuhan kalimat yang tertulis acak-acakan.

"Seriously? Kau menyuruh ku memfoto mu dengan banner itu?" Tanya Seungmin tak percaya.

"Kenapa? Tak ada yang salah kan dengan banner ini?" Hyunjin tersenyum bangga dengan menenteng banner ditangannya.

"Itu sama saja aku membunuh diri ku sendiri sekaligus membantu mu mendapatkan incaran ku!" Sungut Seungmin namun tetap saja bersiap dengan kamera hanphone Hyunjin ditangannya.

"Ck! Kalian ini masih betah saja bersaing. Memang seperti apa sih Felix, Felix itu? Aku jadi penasaran_"

"TAK USAH PENASARAN!" Sentak Hyunjin dan Seungmin bersamaan pada Raesung.

Bahkan beberapa pendaki di sekeliling mereka ikut menengok setelah mendengar pekikan mHyunjin dan Seungmin. Raesung memutar bola matanya. Selalu saja seperti itu.

"Ck! Gilanya aku masih mau saja jadi wasit diantara kalian!" Ucap Raesung sebelum duduk di atas batu, menunggu Seungmin selesai memfoto Hyunjin dan banner ditangannya.

Banner yang ditulis dengan tangan Hyunjin sendiri. Maka tak heran jika tulisan didalamnya acak-acakan. Memang tipikal calon dokter yang tulisannya tak akan bisa terbaca dilihat dari sudut manapun. Banner yang mengandung kalimat gila namun penuh makna.

Kau baca kan? Kalau kau baca, berarti mulai detik ini juga kau kekasih ku! Tak ada penolakan! Karna lelaki tampan seperti ku alergi dengan penolakan!

BUCINERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang